Bab 10

2.9K 317 2
                                    

Dua minggu berlalu setelah Eleanore keluar dari rumah sakit, ia menghabiskan waktunya di apartemen tanpa satu pun kerabat atau kenalan yang menjenguk atau mengganggunya, tidak satu pun termasuk kekasihnya, Romeo Romanoff. Beberapa kali Romeo berusaha menghubungi Eleanore melalui panggilan dan pesan, tetapi ia abaikan begitu saja.

Hal itu tampaknya berhasil membuat Romeo terusik dan segera menghampiri Eleanore, terbukti dengan kehadiran pria itu yang kini tengah berdiri di hadapannya.

Sejujurnya Eleanore enggan berhadapan dengan Romeo saat ini, ia hanya ingin menghindari pria itu namun Romeo bersikeras menahan Eleanore.

"Apa kau mengenalku?" tanya Eleanore sarkas, mempertanyakan ketidakhadiran Romeo selama dua minggu.

"Eleanore, mari kita berbicara."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan dan aku sedang tidak ingin melihatmu."

"Bersikaplah sedikit lebih dewasa."

"Dewasa katamu? Setelah dua minggu, kau baru ingat memiliki kekasih dan menemuiku?"

Untuk apa repot menemui Eleanore? Pria itu hanya perlu mengabaikan Eleanore sedikit lebih lama, dan mungkin Eleanore akan lupa bahwa ia memiliki kekasih.

"Aku berusaha untuk menghubungimu, tetapi kau mengabaikan segala panggilan dan pesanku."

"Itu bukan usaha, Romeo," dengus Eleanore, "Jika kau memang bersungguh, seharusnya datang dan temui aku sejak awal, apa aku bawahanmu?"

Romeo berniat untuk melakukannya, tetapi tidak bisa. Selama dua minggu ia memiliki kunjungan di luar Rusia, menggantikan tugas ayahnya, hal yang tidak bisa Romeo abaikan dengan alasan apa pun.

Mungkin terdengar mengecewakan tetapi bagi Romeo, tugas dan tanggung jawabnya adalah yang terpenting lebih dari Eleanore, kekasihnya.

Dan sebagai kekasihnya, bukankah seharusnya Eleanore menjadi orang yang paling mengerti akan hal itu?

"Mereka mengatur jadwalku dengan sangat padat selama dua minggu ini, aku tidak bisa menemuimu."

"Masalah yang sama, aku mengerti kau tidak memiliki waktu. Kalau begitu, aku pun sama, aku tidak memiliki waktu untuk meladenimu lagi."

"Kita selalu seperti ini," dengan cepat Romeo menahan pintu apartemen yang ingin Eleanore tutup, "Cobalah untuk mengerti keadaanku."

"Ucapanmu seolah-olah, hanya dirimu yang berjuang dalam hubungan kita, mungkin kau benar," Eleanore tertawa rendah, menatap Romeo kecewa, "Kita selalu berakhir seperti ini karena aku tidak pernah bisa mengerti keadaanmu, karena aku egois selalu meminta waktumu."

"Eleanore, jangan memulainya–"

"Selama dua minggu ini, aku sudah memikirkannya. Lebih baik kita mengakhirinya semuanya, dengan begitu kita tidak saling menyakiti satu sama lain."

Romeo menatap Eleanore tak percaya, berusaha mencerna setiap kata yang perempuan itu lontarkan. "Kau mau berpisah?" tanyanya.

"Untuk apa bersikeras menahan sesuatu yang sudah kita ketahui bagaimana akhirnya."

Tidak–Romeo tau, hal seperti ini akan tiba bahkan sebelumnya Romeo sudah sering meminta Eleanore untuk mengakhiri hubungan mereka, tetapi ketika hal ini benar-benar terjadi, rasanya Romeo tidak percaya.

Eleanore, perempuan yang selalu bersikeras menolak untuk mengakhiri hubungan mereka, kini meminta untuk berpisah. Apa perempuan itu sudah sangat lelah dengannya?

"Sebelumnya kau yang selalu meminta untuk berpisah, bukan? Sekarang aku sudah menyetujuinya, sekarang pergilah."

"Apa kita benar-benar berakhir seperti ini?"

Under Her StilettosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang