Chapter 3

193 18 0
                                    

Ody berjalan menyusuri lorong menuju lift, arlojinya sudah menunjukkan pukul 23.00. Masih ada beberapa staff Thalita yang sibuk merampungkan persiapan acara VG Awards yang akan dilakukan esok hari. Sementara Thalita, sudah pulang lebih dulu karena migrainnya kumat. Ody bertemu dengan Pak Ojan, office boy yang biasa merapikan ruangannya.

"Bu Ody baru selesai?"

"Iya, Pak."

"Ini lift nya sudah di matikan karena ada maintenance, hanya itu yang masih beroperasi." Pak Ojan menunjuk dengan ibu jarinya pada lift di sisi paling kanan sambil tersenyum ramah.

"Tapi itu lift chief dan commissioner."

"Gak apa-apa bu, sepertinya semua sudah pulang."

"Okay, terimakasih Pak Ojan. Jangan pulang terlalu larut ya, jaga kesehatannya."

"Baik Bu, Ibu hati-hati. Saya permisi merapikan ruangan Ibu."

"Silakan." Ody tersenyum melihat Pak Ojan yang berjalan pelan menuju ruangannya. Di usianya yang hampir senja, Pak Ojan masih begitu semangat bekerja.

Ody segera menekan tombol lift turun sambil mengetuk-ngetukkan stiletto nya. Ody tak sabar menunggu pintu lift terbuka karena dirinya sudah sangat LELAH. Yang ada di pikirannya saat ini hanya bathtub dan ranjangnya.

Ting...
Akhirnya suara itu terdengar di telinganya, seketika pintu lift terbuka. Ody ragu sesaat ketika melihat seorang pria berdiri di dalam lift. Kemeja putihnya sudah terlinting hingga sikut, dasinya di biarkan tergantung begitu longgar, jas hitamnya tersambir di lengan kiri dan tangan kanannya tengah di sibukkan oleh ponsel.

Pria itu menaikkan pandangannya melihat Ody yang ragu untuk masuk. Dia tersenyum kecil lalu melangkah mundur, mencoba memberi Ody ruang. Ody menganggukkan kepalanya sopan lalu berdiri satu langkah di depan pria itu. Pria itu masih asyik dengan ponselnya sementara Ody jelas-jelas gemetaran karena pria itu adalah....Noah. Noah, dia baru pulang selarut ini? Sementara commissioner lain sudah pulang sejak pukul 7 malam?

Ody melirik tombol lift yang berderet, ternyata Noah hendak ke basement yang sama dengannya. Ody sedikit terkejut karena sebenarnya area khusus untuk chief dan commissioner ada 1 lantai di bawah area khusus managerial. Entah kenapa, lift berjalan terasa lambat hingga Ody begitu lemas. Ting...saat suara itu terdengar Ody langsung berjalan keluar.

"Mari Pak." Ody segera berjalan menjauhi lift, namun Ody tiba-tiba melambatkan langkahnya saat tahu area basement begitu gelap. Sejujurnya, Ody agak insecure menghadapi kegelapan yang sepekat ini.

"Sorry..."

Ody tersentak saat mendengar suara seseorang yang sudah pasti Noah. Ody memutar tubuhnya menghadap Noah, sambil mengangguk sopan dan tersenyum ramah.

"Kalau gak salah, kamu itu Cloudy.."

"Dyra..."

"Ya, dengan panggilan O...dy?"

"Benar Pak."

"Masih ingat saya?" Noah berkata sambil menaikkan alisnya dan menilik Ody. Ody dengan malu menganggukkan kepalanya perlahan. Bagaimana mungkin aku melupakan kamu Danendra Noah??? Teriak Ody dalam hatinya. Noah merasa lega karena dirinya tidak salah mengenali orang.

"Ya...tentu saya masih ingat."

"Kamu anak tante Cintya, kan?"

"Ya...."

"Ternyata kamu bekerja disini juga?"

"I...ya...." Ody menjawab terbata, sebenarnya dirinya begitu nervous bertemu dengan Noah bahkan Noah mengajaknya bicara lebih dulu. Ody tidak menyangka hal ini dapat terjadi.

Peluh Untuk PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang