Sepanjang perjalanan menuju rumah, Ody hanya diam sambil memandangi jalanan yang padat dari jendela sisinya. Papi dan Mami asyik bercanda, sementara Ody bergumul dengan pikirannya sendiri. Sesekali Ody menghela nafasnya berat, menyesali apa yang baru saja di dengarnya dari mulut Noah.
Ternyata kepulangannya kali ini memang sangat salah !! Seandainya saja dirinya memutuskan untuk tidak hadir di pernikahan Barry dan pernikahan Nathea, mungkin Ody tidak akan kembali merasakan kegundahan hati yang mengesalkannya seperti ini.
Hidup Ody yang sudah benar-benar tenang, kini merasa terusik lagi. Hatinya kembali gundah dan resah, pikirannya kembali dipenuhi oleh Noah. Ternyata Ody belum begitu siap bertemu Noah dan menjadi biasa padanya. Saat ini tubuh Ody rasanya ingin meledak, otaknya tak henti membuka laci-laci memorinya saat dulu bersama Noah, sementara hatinya sibuk mencari sisa rasa yang masih tertinggal dan jantungnya berdebar tak karuan hingga dada Ody terasa begitu sesak.
Ody memejamkan mata sambil bersandar lebih dalam. Ternyata, segala pertanyaan yang sudah Ody simpan rapat-rapat di laci memorinya kini terjawab sudah. Ody mencoba mengerti tentang Noah, namun dalam prosesnya hati Ody perlahan mencair lagi.
Bagaimana bisa Noah kembali membuatku luluh lantak hanya dalam waktu 1 minggu sementara untuk melupakannya aku butuh waktu lebih dari 1 tahun??? Ody sangat kesal hingga meremas jarinya sendiri. Ody sudah benar-benar pissed off menghadapi segala kegundahan hatinya selama ini.
"Dy...kamu bicara apa dengan Noah?"
Mami menarik pelan lengan Ody sambil berbisik sesaat setelah mereka sampai di rumah. Papi yang langsung naik ke kamar tidak sempat bertanya apapun pada Ody, sementara Mami merasa sedikit khawatir dengan sikap diam Ody setelah pulang dari rumah Noah.
"Emh? Gak ada yang penting, hanya tentang pekerjaan dan bisnis Noah..."
"Kamu yakin?"
"Ya, memang kenapa?"
"Mami lihat kamu berubah, tba-tiba jadi pendiam setelah pergi berdua dengan Noah." Mami menatap Ody dengan khawatir, Ody hanya tersenyum kecil lalu mengusap lengan atas Mami.
"Ody hanya lelah Mam, Ody istirahat dulu, ya?" Ody melengos menuju kamarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut pada Maminya.. Mami mencoba memahami Ody yang mungkin benar-benar lelah, meskipun sebenarnya Mami yakin pasti ada sesuatu yang terjadi antara Ody dan Noah.
"Mungkin besok harus ditanyakan lagi..."
Mami berkata pelan sesaat setelah mendengar Ody menutup pintu kamar yang sedikit lebih kencang dari biasanya.
***
"So...apa yang kamu bicarakan dengan Noah?"
Malam itu, Mami kembali bertanya karena masih sangat penasaran pada sikap diam Ody. Sejak tadi pagi, Ody enggan keluar dari kamarnya, bahkan meminta Mbok Yem mengantar sarapan dan makan siangnya ke kamar. Ody berdalih sedang banyak pekerjaan hingga harus terus berdiam dikamarnya.
"Ody sudah bilang Mam, kami gak membicarakan apapun. Gak ada hal penting..."
"Lantas, kenapa kamu mengurung diri di kamar sejak pagi?"
"Ody juga sudah bilang, Ody sedang banyak pekerjaan."Ody berkata sedatar mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan Maminya. Tapi, bukan Mami namanya jika menyerah sebelum tujuannya tercapai. Mami tahu benar bagaimana jika Ody sedang berbohong.
"Benar begitu?" Mami menilik Ody sekali lagi, menatap mata Ody dalam-dalam. Ditatap seperti itu, Ody langsung melarikan pandangannya ke layar tv. Mami dengan sigap merebut remote tv dan mematikanya. Jelas saja mengundang tatapan kesal Ody pada Maminya.
![](https://img.wattpad.com/cover/355835331-288-k540565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluh Untuk Pulih
RomantizmSelama 29 tahun hidupnya, Cloudyra Khalisa hanya mengagumi bahkan baru benar-benar merasakan jatuh cinta pada seorang pria bernama Danendra Noah, seniornya saat SMA yang sama sekali tidak pernah dikenalnya. 15 tahun berlalu... Secara mengejutkan Ody...