Chapter 17

160 17 1
                                    

Hari demi hari, waktu demi waktu Ody lalui tanpa Noah. Sudah 2 minggu sejak kejadian malam itu, Ody mencoba sebisa mungkin menghindari Noah. Meskipun Noah masih saja mencoba menghubungi Ody, Ody menguatkan hatinya untuk tidak menghiraukan Noah. Sejujurnya, semakin Ody mencoba menjauh, hati Ody semakin terasa sakit. Hanya satu yang menguatkan Ody, Ody kini tahu bahwa Noah bukanlah untuknya. Ya, Noah bukan untuknya dan Ody harus berbesar hati menerima itu.

Ody mencoba membuka lembaran hidup yang baru, perlahan menghapus kepingan Noah dari ingatannya. Tapi ternyata tak semudah itu, hati Ody masih menolak keras saat tanki cintanya pada Noah harus di kosongkan. Jelas, hal ini membuat Ody benar-benar tersiksa setiap malam. Sepi menjadi teman Ody sebagai pengantar tidurnya. Tak dapat di ingkari, tangan Ody membutuhkan genggaman Noah, bahkan tubuhnya begitu membutuhkan pelukan Noah.

Pagi itu, Ody meeting dengan tim Ardit beserta beberapa brand ambassador VG. Seperti biasa, Ody selalu menampilkan pada semua orang bahwa dirinya baik-baik saja. Meskipun beberapa meeting yang Ody lewati selama 1 minggu ini sangat minim fokus, karena pikirannya begitu kacau dan berantakan. Sama hal nya dengan meeting hari ini, Ody lebih banyak diam dan berkata sekenanya saja. Sebelum meeting di mulai, Ody sudah meminta Ardit untuk lebih banyak bicara karena dirinya merasa kurang sehat.

Meeting selama 2 jam berakhir dan Ody segera beranjak dari meeting room menuju deretan lift untuk kembali ke ruangannya.

"Mbak Ody?"

Tiba-tiba ada yang memanggilnya dari belakang. Ody segera memutar tubuhnya ke arah suara, ternyata ada Runa dan Kay.

"Hai Mas Runa, Mas Kay, apa kabar?"

"Baik."

"Maaf tadi didalam belum sempat menyapa, sudah mau pulang ya?" Ody bertanya ramah pada 2 artis papan atas yang karena ketampanan mereka, membuat semua orang yang berlalu lalang menuju lift memakukan pandangannya.

"Ya, Mbak Ody mau kemana?"

"Saya mau kembali ke ruangan."

"Apa Mbak Ody free? Bagaimana jika kita lunch sama-sama?" Kay yang sedari tadi diam di samping Runa langsung menyambar. Ody agak terkejut dan bingung mendapat ajakan dari seorang Kay Abigail ! Oh my God !

"Oh...ehm ya saya kebetulan free." Meski sedikit ragu, Ody langsung meng iya kan karena merasa harus membina hubungan baik dengan para kolega VG. Lagipula Kay sepertinya orang baik-baik dan tidak pernah ada gosip aneh tentangnya.

"Okay. Run, lo gak akan gabung dengan gue dan Mbak Ody kan?" Kay langsung berterus terang bahwa Runa tidak diizikan untuk bergabung. Runa berdeham sambil menahan tawanya.

"Kebetulan gue harus menjemput Jazzy dan Keenan. Oh ya, gue juga harus mampir ke ruangan Noah." Runa berkata santai tetapi perkataannya membuat hati Ody bergetar karena harus mendengar nama Noah.

"Okay..." Kay mengangguk setuju, dirinya lega karena sahabatnya ini mampu membaca kodenya. Saat sedang menunggu lift, Ody gemetaran karena melihat lift chief dan commissioner terbuka. Ody berdoa dalam hati, oh God please ! jangan sampai ini Noah...jangan sampai ini Noah...JANGAN SAMPAI INI NOAH !!

Tapi ternyata Tuhan tidak mendengar doanya kali ini.

"No..." Runa memanggil Noah, seketika Noah memutar tubuhnya ke arah Runa. Noah langsung berjalan mendekati Runa dan meminta Gema untuk menuju ruang meeting lebih dulu. Noah baru menyadari bahwa Ody sedang berdiri diantara Runa dan Kay. Ody panas dingin saat Noah mendekat dan berdiri di hadapannya.

Sebenarnya, Noah tak kalah terkejut dari Ody namun dirinya berusaha tetap tenang. Meskipun dirinya sangat ingin menyeret Ody dan mendekapnya seerat mungkin.

Peluh Untuk PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang