Chapter 35

234 20 4
                                        

Winter in Sydney...

Ody memandangi hujan yang mulai turun dari dinding kaca meeting room. Sydney sudah memasuki winter season yang artinya sudah bulan ke empat, Ody tidak bertemu bahkan berkomunikasi dengan Noah. Setiap hari, hati Ody bertanya-tanya, Noah sedang apa? Sedang dimana? Apa Noah baik-baik saja? Apa Noah masih menungguku? Apa hati Noah masih untukku? Terlalu banyak pertanyaan yang bekelebatan dikepala Ody hingga terkadang membuatnya ingin terbang ke New York menemui Noah.

"Thank you for your time today. I look forward to implementing these strategies and seeing the positive results. Let's work together to make this project a success. See you next week and stay healthy in winter."

Ody bernafas lega setelah mengakhiri 3 jam weekly meeting bersama 10 orang staff nya. Besok sudah hari Sabtu yang artinya Ody dapat bersantai dan menonton film favoritnya satu hari penuh tanpa gangguan apapun. Ody tersenyum manis saat para staff nya berpamitan untuk kembali ke ruangan mereka masing-masing. Tak lama Eva menghampiri Ody yang masih duduk sambil memandangi hujan dari dinding kaca.

"Sudah selesai, Bu?"

"Sudah tapi saya masih ingin disini."

"Okay, kalau begitu saya permisi untuk kembali ke ruangan. Apa Ibu akan langsung pulang?"

"Saya harus menemui Pak Aryo dulu, setelah itu saya akan pulang. Kamu gak perlu menunggu saya Ev. Oh ya, minutes of meeting pagi tadi sudah dikirim ke Dewi?"

"Sudah Bu."

"Thank you."

"Kalau begitu sampai jumpa minggu depan, Ibu jangan pulang terlalu larut dan mantel nya jangan lupa dipakai."

"Sure, Ev." Ody tersenyum seraya Eva mengangguk sopan dan meninggalkannya sendirian di meeting room. Ody memejamkan mata sejenak, menghirup nafasnya dalam-dalam. Entah bagaimana, kepalanya di penuhi oleh Noah dan jika sudah seperti ini dadanya terasa seperti akan meledak. Ya, ternyata perasaanku pada Noah sudah tak dapat terbendung lagi. Semakin hari, hatiku rasanya tak karuan jika teringat Noah, dadaku begitu sesak dan yang aku butuhkan hanya dekapan Noah...Oh God, help me please... lirih Ody dalam hatinya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu yang membuat Ody cepat-cepat membuka matanya.

"Hai Dy." Ben melongokkan kepalanya di pintu menunggu Ody mengizinkannya masuk. Seketika Ody mengembangkan senyumnya saat melihat Ben. Ben menghampiri Ody dan mendudukkan dirinya di sisi kanan Ody.

"Meeting?"

"Ya baru saja selesai dengan tim IT, kamu sedang apa?"

"Saya juga baru selesai meeting, tapi melihat hujan turun dari sini sangat menenangkan."

"So, kamu memutuskan untuk diam disini?"

"Hmmmm..."

"By the way, apa kamu akan pulang?"

"No, saya harus menemui Pak Aryo dulu."

"Oh...okay...actually saya ingin mengajak kamu dinner di resto dekat sini."

"Hmmmm sorry Ben, sepertinya saya akan dinner di apartement."

"It's okay, next time saya akan ajak kamu untuk dinner."

"Ya..."

"Kalau begitu saya pulang, ya?"

"Okay, take care Ben."

"Hmmmm you too...jangan lupa pakai mantel kamu karena diluar sangat dingin."

"Sure..."

"Bye..."

Peluh Untuk PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang