Chapter 27

115 15 1
                                    

Noah termenung sambil melipat kedua tangannya di dada sesaat setelah memarkirkan mobilnya di basement apartement. Selepas mengunjungi VB Sydney, selama 2 hari ini pikirannya masih tertuju pada Ody. Ya, entah bagaimana Noah harus menghapus bayang-bayang Ody dari pikirannya meski Noah menyadari Ody kini milik sahabatnya.

Noah merasa cukup lega mendengar informasi Gema tentang Ody yang dengan senang hati menerima cokelat darinya dan juga Pak Aryo yang mengatakan bahwa Ody pada akhirnya mengambil block leave untuk proses recovery. Ya, semuanya sudah sesuai dengan keinginan Noah meski sebenarnya yang Noah inginkan adalah berada disisi Ody, mendekapnya dan mencium bibir manisnya ! TAPI INI GILA !!

Noah menyelami hatinya lagi,
Sebenarnya Noah masih merasa kesal, marah dan jengkel pada Ody. Ody sudah membuatnya benar-benar jatuh hati malam itu, Ody benar-benar membuat Noah melayang ke angkasa setinggi-tingginya. Namun dalam hitungan jam, Ody langsung menghempaskan Noah ke bumi begitu saja hingga Noah jatuh sejatuh-jatuhnya.
Noah mengira Ody akan mengakui perasaannya, namun yang Noah dapatkan, Ody malah menolaknya, memilih bersama Barry dan itu sangat mengesalkan !

"Jika aku gak bisa bersama Ody, bantu aku lupakan dia Tuhan ! Please !" Noah kali ini benar-benar memohon karena Noah seolah tak sanggup lagi untuk melupakan Ody bahkan menghilangkan perasaannya pada Ody.

"Seharusnya aku memikirkan cara agar keluargaku menerima Nalla ! Bukan sibuk melupakan Ody..." Noah bergumam pelan sambil menggertakkan rahangnya kesal. Noah meraih jas hitam nya dari seat belakang dan segera turun dari mobilnya. Noah membuka bagasi belakang dan dengan kesal menurunkan kopernya.

"Oh shit !! Kenapa sangat sulit melupakan Ody? Jika tahu akan serumit ini, aku benar-benar gak berminat mendekati dia waktu itu !" Noah dengan kesal menggeret kopernya menuju lift dengan perasaan yang begitu kesal dan dongkol.

Semua gara-gara Ody ! Seandainya Ody tidak sebaik itu, sesabar itu, selembut itu, seperhatian itu bahkan sesempurna itu, mungkin aku bisa lebih cepat merelakan dia bersama orang lain...

***

"Nalla?"

Noah terkejut saat mendapati Nalla sedang berdiri di depan pintu dengan apron yang terpasang di tubuhnya. Nalla tersenyum seraya memeluk Noah dengan begitu eratnya.

"Capek?"

"Hmmmm...kapan kamu sampai?"

"Sekitar 1 jam yang lalu, aku berniat membuat makan malam untuk kita. Kamu pasti lapar kan?"

"Sure...kalau begitu aku akan mandi dulu."

"Okay..." Nalla mengusap pipi Noah sambil tersenyum manis. Noah mengecup kening Nalla lalu melengos menuju kamarnya di lantai 2.

Noah menghela nafasnya berat sambil memandangi Nalla dari bibir tangga.
Entah bagaimana akhir-akhir ini Noah merasa kacau setiap kali bersama Nalla. Semakin hari, Noah semakin menyadari ternyata perasaannya pada Nalla tak sama seperti dulu. Ternyata ruang hati Noah kini sudah dipenuhi oleh Ody, wanita yang tak mungkin lagi jadi miliknya.

Jika sudah seperti ini, aku harus bagaimana? Apa aku harus tetap memperjuangkan Nalla pada keluargaku sementara hatiku bukan lagi untuk dia?

Oh God...what should I do? Apa aku harus berkata jujur pada Nalla bahwa aku tak lagi mencintainya seperti dulu?? Lirih Noah dalam hatinya.

***

"So, bagaimana business trip kamu?"

"Melelahkan." Noah menjawab singkat sambil mengunyah steak yang Nalla buatkan untuknya. Nalla tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pelan.

Peluh Untuk PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang