"Mbak...ada Mas Barry."
Mbok Yem mengetuk pelan pintu kamar Ody sambil bicara dengan volume yang rendah. Mbok Yem merasa kasihan dengan Ody yang sepertinya sangat sedih akan meninggalkan Noah. Baru saja 10 menit Ody menenangkan diri di kamarnya, tiba-tiba Barry datang.
Setelah merapikan penampilannya, walau tak bisa menutupi matanya yang sembab, hidungnya yang memerah dan seduannya yang belum usai, Ody tetap harus menemui Barry.
"Mbak Ody baik-baik saja?"
"Ya, Mbok, tolong cek barangku di kamar ya Mbok. Pastikan sesuai dengan list nya."
Mbok Yem mengangguk lalu melengos masuk ke kamar Ody. Ody turun untuk menemui Barry yang sedang terduduk di sofa living room. Baru saja mendudukkan diri, Barry langsung menyerang Ody dengan pertanyaan.
"You okay?"
"Ya..."
"Tadi saya lihat Noah, apa dia...."
"Dia...iya..."
Ody memotong Barry dengan gugupnya saat Barry menyebut nama Noah. Bisa-bisanya Noah berpapasan dengan Barry !! Barry semakin penasaran dengan apa yang telah Noah dan Ody lakukan.
"Iya? Apa?"
"Iya....tadi ada Noah.."
"Apa Noah menginap disini? Apa kalian menghabiskan malam berdua?" Barry masih bertanya dengan tenang sementara Ody panas dingin mendengar pertanyaan Barry. Ody langsung melarikan pandangannya dari Barry untuk mereduksi ketegangannya. Ody enggan menjawab pertanyaan Barry, Ody hanya diam seribu bahasa.
"Dy...."
"Apa kamu kesini hanya untuk menanyakan itu?"
"Awalnya nggak, tapi melihat kamu segugup ini, dengan mata sembab seperti habis menangis, saya benar-benar penasaran dengan apa yang kamu lakukan dengan Noah semalam."
"We did'nt do anything..." Ody berkata pelan namun penuh penekanan. Barry meraih tangan Ody perlahan dan Ody semakin kebingungan.
"Are you sure?"
"Hmmmm"
"Okay..." Barry mengangguk namun air mukanya terlihat begitu kesal. Ody memutuskan melarikan pandangannya dari Barry dan mencari cara agar bisa menenangkan diri sejenak.
"Saya akan buatkan kamu minum, coffee? Tea?"
"Coffee..."
"Okay." Ody segera beranjak menuju kitchen bar tetapi tanpa disangka Barry mengikutinya. Ody menghela nafasnya berat, kenapa dia mengikutiku? Tanya Ody dalam hatinya.
Ody pura-pura berkonsentrasi memilih coffee capsule, padahal Ody sedang berusaha menenangkan dirinya. Barry bersandar di kitchen bar memperhatikan Ody sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Minggu lalu saya bertemu Nalla dan Nalla katakan Noah masih sering bertemu dengan kamu. Awalnya saya sama sekali gak percaya dengan perkataan Nalla tapi sepertinya itu terbukti hari ini." Barry berkata dengan tegas sambil menatap Ody tajam. Ody menggelengkan kepalanya karena dirinya baru saja bertemu Noah tadi malam.
"Honestly, baru tadi malam saya bertemu Noah."
"Really? Lalu bagaimana dengan kejadian pakaian kamu ada di laundry apartement Noah?"
"Nalla menceritakan semuanya?"
"Ya, karena dia merasa gak nyaman dengan kehadiran kamu diantara dia dan Noah. Nalla menceritakan itu pada saya dan saya merasa harus mengingatkan kamu karena saya ingin kamu tahu...what did you do wrong !" Barry berkata panjang lebar sementara Ody terdiam lemas. Ody meraih mug yang sudah terisi expresso dan memberikannya pada Barry.
![](https://img.wattpad.com/cover/355835331-288-k540565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluh Untuk Pulih
عاطفيةSelama 29 tahun hidupnya, Cloudyra Khalisa hanya mengagumi bahkan baru benar-benar merasakan jatuh cinta pada seorang pria bernama Danendra Noah, seniornya saat SMA yang sama sekali tidak pernah dikenalnya. 15 tahun berlalu... Secara mengejutkan Ody...