Sudah hampir 1 minggu ini Noah menghilang lagi setelah sebelumnya pernah menghilang. Ody terus berusaha menghubunginya namun hasilnya nihil. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini mobil Noah selalu terlihat bertengger di parking area commissioner. Apa Noah sesibuk itu hingga tak sempat membalas chat atau menghubungiku? Ujar Ody dalam hatinya.
Kesal dan cemas, hanya itu yang Ody rasakan saat ini. Noah selalu mampu mengaduk-aduk perasaannya, membuat pikirannya benar-benar berantakan. Ya, hebat memang pengaruh Noah dalam hidup Ody. Ody selalu berpikir bahwa Noah sudah berada di dekatnya dan Ody hanya perlu membina hubungan baik dengannya. Mungkin saja, sebentar lagi Noah akan menjadi milik Ody seutuhnya.
Namun, kenyataannya tidak semudah itu !! Noah memang tipe pria yang sangat sulit untuk diraih apalagi di taklukan. Ody merasa kapasitasnya masih jauh untuk bisa menjangkau Noah, meski selama ini Noah memperlakukan Ody seperti pasangannya. Noah selalu memberikan perhatian dan kasih sayangnya hingga mampu meluluhkan hati Ody. Tapi entah kenapa, Ody merasa terlalu banyak hal yang sepertinya masih Noah sembunyikan darinya. Noah terlalu tertutup dan terlihat seperti sedang berperang dengan pikirannya sendiri.
"Pak Baron sudah tanda tangan laporan kamu, sekarang kamu keruangan Noah untuk menyerahkan laporan ini dan meminta tanda tangan dia." Barry membuyarkan lamunan Ody sore itu sambil menutup berkas terakhir dan menyodorkannya ke hadapan Ody. Ody malah menatap Barry penuh kebingungan.
"Kenapa saya?"
Barry menatap heran ketika mendengar pertanyaan Ody. Ody coba mencari alasan di kepalanya agar tidak bertemu dengan Noah namun dirinya sudah terlanjur gelagapan.
"Hmmmm...Kenapa harus saya?"
"Apa harus saya? Ini laporan kamu !! Saya hanya backup kamu dan selanjutnya kamu kerjakan ini sendiri."
"Bagaimana kalau besok?"
"Will be better kamu datangi Noah sekarang. Saya gak yakin besok Noah akan ada di kantor karena ada acara ulang tahun Victory Bank dan Noah pasti di minta hadir." Barry berkata datar sambil memandangi Ody. Ody menepuk pelan keningnya lalu membawa dokumen yang disodorkan Barry.
"Okay..."
"Ada masalah dengan Noah? Sepertinya kamu gak sumringah seperti biasanya."
"It's not your business. Bye..." Ody berbisik sambil beranjak dari kursi menuju pintu ruangan Barry. Hati Ody masih tak menentu, sungguh dirinya tak siap untuk menemui Noah saat ini juga.
Ody bertarung dengan egonya sendiri, aku benar-benar tidak mau menemui Noah !! Aku takut Noah berpikir bahwa aku sangat membutuhkan dia hingga mendatanginya ke ruangan, aku ingin Noah yang menemuiku untuk menjelaskan tentang 'menghilangnya' beberapa hari ini !!! Ody menggiggit bibir bawahnya senewen. Mencari cara bagaimana dokumen ini harus sampai ditangan Noah tanpa perlu bertemu.
Setelah terus berpikir sepanjang lorong menuju lift, akhirnya Ody mendapatkan pencerahan. Bagaimana jika aku menitipkan dokumen ini pada Gema, sekertarisnya? Ya, good idea ! Pikir Ody.
Ody dengan percaya diri menuju lift menekan tombol 30. Ody mencoba menenangkan dirinya, aku tidak perlu bertemu Noah untuk mendapatkan tanda tangannya ! Paling Noah memanggilku besok atau lusa untuk menjelaskan isi laporannya.
"Bu Ody..."
Sampai di lantai 30, tiba-tiba ada seorang pria yang memanggilnya. Ody menegakkan pandangan, melihat ke asal suara. Seorang pria dengan tas ransel di punggungnya melemparkan senyum seramah mungkin pada Ody.
"Gema..."
"Apa Ibu mau bertemu Pak Noah?"
"Beliau sudah pulang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Peluh Untuk Pulih
RomanceOdy tak pernah menyangka bisa sedekat ini dengan Noah, senior yang diam-diam dikaguminya sejak SMA. Ody merasa bahagia, seolah mimpinya saat remaja menjadi nyata. Namun, kebahagiaan itu ternyata semu-Noah masih menunggu Nalla, mantan tunangannya yan...