Chapter 38

69 14 2
                                    

Pagi itu, Ody membuka matanya perlahan seraya berusaha mengumpulkan energinya untuk bangun. Ody melirik desk clock yang sudah menunjukkan pukul 08.13 yang artinya Ody sudah tertidur selama lebih dari 10 jam. Ody tak menyangka, ini adalah waktu tidur terpanjang yang pernah dilakukannya. Ody merasa kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik dari kemarin malam, suhu tubuhnya berangsur normal serta tubuhnya tak sakit dan menggigil lagi.

Tampak Noah sedang menghubungi seseorang di dekat dinding kaca, tubuh tingginya menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam kamar. Noah langsung memutar tubuhnya saat mendengar Ody menyingkap bedcover dan mulai menegakkan tubuhnya untuk bersandar pada headboard ranjang. Noah seketika mengakhiri panggilannya lalu tersenyum seraya menghampiri Ody.

"Hai...morning Babe..."

"Morning..."

"Better?"

"Hmmm..."

"Kamu tidur sangat lama dan nyenyak, apa karena kamu tidur di pelukan saya?" Noah menilik Ody seraya menggodanya, membuat Ody tersipu malu. Bahkan aku tak menyadari tidur dalam pelukan Noah, apa karena efek obat yang aku minum semalam? Tanyanya dalam hati.

"Kenapa kamu gak bangunkan saya?"

"Kamu sakit dan butuh waktu istirahat yang lebih panjang, sayang. Apa kamu bangun karena suara saya?"

"No, saya memang ingin bangun karena tubuh saya sudah merasa cukup istirahat."

"Good..."

"Thank you so much, Noah."

"Untuk?"

"Menjaga dan memeluk saya semalam."

"Anything for you." Noah mengusap pipi Ody sambil tersenyum, seketika Ody merasa baik-baik saja saat Noah berada disisinya seperti ini. Ya, memang benar adanya, aku tak bisa hidup tanpa Noah...gumamnya dalam hati.

"Sepertinya kamu sibuk?"

Berganti Ody yang menilik Noah karena dari pembicaraan di telepon yang Ody dengar, persiapan untuk opening VG yang tinggal 1 bulan lagi belum rampung 100%.

"No, that's okay...ada Askara yang membantu saya mengontrol semuanya, ada Gema juga yang bisa saya andalkan. Semua bisa diatasi..."

"Tapi...jika memang mendesak, sepertinya kamu harus segera pulang. Saya sudah lebih okay jika ditinggal..."

"No, you're my priority...bukan masalah jika saya harus menunda opening VG 2 bulan bahkan 3 bulan lagi, right?"

"I'm fine Noah."

"Dy...Everything's okay, jangan pikirkan saya atau pekerjaan saya, tapi pikirkan kesehatan kamu, ya?" Noah berkata lembut di akhir kalimatnya seraya mengusap kepala Ody dengan penuh kasih sayang. Ody hanya tersenyum kecil menanggapi perkataan Noah. Tiba-tiba terdengar suara deringan ponsel Ody yang semalam entah dimana Ody menyimpannya.

"Wait...saya carikan ponsel kamu." Noah mengedarkan pandangannya dan menemukan shoulder bag Ody di meja. Noah segera mengambil ponsel Ody di dalamnya dan melihat nama My Mom tertulis di layar.

"Mami..."

"Thank you."

Ody menghela nafasnya panjang dan berdeham sebelum menjawab panggilan Maminya. Ody tidak mau Mami tahu bahwa dirinya sedang sakit, karena bisa-bisa Mami langsung mengambil flight ke Sydney.

"Hallo Mam..."

"Hai sayang, you okay?" Entah bagaimana, Mami langsung menanyakan ini pada Ody. Seketika Ody ingin menangis namun Ody menahannya sekuat tenaga. Ody benar-benar tak ingin membuat Mami khawatir.

Peluh Untuk PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang