Chapter 6

204 18 3
                                        

"So graceful..."

Noah tak segan memuji kecantikan Ody malam itu, sesaat setelah Ody membuka pintu apartement nya. Noah, memutuskan untuk menemani Ody ke pernikahan Thalita dan yaaa Thalita harus mentraktir Ody makan siang.

"Thank you..." Ody tersipu malu mendengar pujian dari seorang Danendra  Noah. Pujian yang sebenarnya tidak pernah Ody sadari. Ody memang kurang percaya diri, Ody hanya merasa dirinya memakai sesuatu yang seharusnya dia pakai, bukan bermaksud untuk mendapat pujian dari orang lain apalagi merasa dirinya cantik. Ody selalu berpenampilan sederhana meski tetap mengikuti trend fashion.

Sejujurnya, Noah pun terlihat amat sangat tampan dan awesome dengan jas hitamnya. Ya, mereka sepakat untuk memakai baju berwarna hitam dan mereka terlihat begitu elegan.

"Sudah jam 7, berangkat sekarang?" Noah membuka tangannya, mempersilakan Ody untuk menggenggamnya. Ody terlihat begitu gugup dan ragu untuk membiarkan jemarinya jatuh di genggaman Noah.

"Oh come on, malam ini saya bertugas untuk menemani kamu, right?"

"Ya..." Ody mengangguk perlahan sambil memberikan seulas senyumnya. Ody lalu membiarkan jemarinya di genggam Noah dengan begitu erat. Walaupun sedikit gemetaran, namun Ody berusaha untuk tetap tenang. Betapa malunya jika Noah tahu, Ody segugup ini saat tangannya di genggam oleh pria yang dia sukai sejak SMA. Percaya tidak percaya, Noah pun merasa gugup menggenggam tangan Ody. Noah melirik Ody sekilas saat mereka berdiri di lift. Oh damn ! Kenapa dia terlihat begitu cantik dan anggun malam ini??? Dia bahkan lebih cantik dari pertama kali aku bertemu saat di acara anniversary Mama dan Papa, ucapnya dalam hati.

Noah mempersilakan Ody masuk ke dalam mobil sport-nya. Ody merasa sangat istimewa malam itu. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, mimpi Ody semasa remaja untuk dekat dengan Noah ternyata terwujud malam belakangan ini.

Tuhan,

Mungkin ini saat yang tepat untuk aku mengenal dan dekat dengan Noah, bukan dulu ketika aku sangat berharap namun Noah hanyalah angan-angan. Semoga kali ini takdir menjadi milik aku dan Noah hingga kelak Noah bukan hanya sekedar angan-angan untukku, bisik Ody dalam hatinya.

"Jalanan disini memang selalu macet." Noah berkata datar sambil mengetuk-ngetukkan jarinya pada stir mobil, seketika Ody menarik diri dari lamunannya.

"Ya..."

"Kamu gak buru-buru, kan?"

"No..."

"Okay, berarti saya bisa menyetir dengan lebih santai."

"Ya...karena jika terlalu mengebut, saya bisa muntah disini." Ody berkata sambil melirik Noah, Noah hanya tersenyum menanggapi Ody sambil membagi pandangannya pada jalanan.

"Noah..."

"Ya?"

"Kamu yakin akan menemani saya ke pernikahan Thalita?"

"Ini sudah setengah perjalanan Ody." Noah terkekeh sambil melirik Ody yang terlihat cemas. Noah lalu menepikan mobilnya karena melihat Ody yang tampak kurang nyaman.

"Is there any problem?"

"Ehm...apa gak terlalu beresiko jika kamu menemani saya, mengingat akan banyak karyawan VG yang hadir."

"Saya sudah janji Dy. I don't care siapapun tamunya yang terpenting saya harus menepati janji saya, right?"

"Ya....."

"Everything is fine. Jika kamu merasa keberatan, saya gak akan turun. Saya akan tunggu kamu di mobil sampai selesai acara."

"Nggak..It's okay. Saya gak masalah, saya hanya takut kamu yang terkena masalah disini."

Peluh Untuk PulihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang