"baik tuan Kim, bisa kita ulangi lagi?" Seorang pria dengan sneli putih bertanya, setelah meletakkan sebuah alat perekam ke atas meja.
"Mimpi itu datang lagi. Selalu sama setiap malamnya" seseorang yang duduk bersebrangan dengan pria yang mengenakan sneli putih itu menjawab. Kedua manik hazel miliknya menatap menerawang ke arah langit-langit yang berwarna putih bersih.
"Mimpi apa itu?"
"Aku bermimpi tentang sebuah bangunan yang hancur dilalap oleh api, darah ... dan jeritan yang menyakitkan-" pemuda itu meremas kedua tangannya dengan gusar.
"Lalu bagaimana dengan suara-suara yang sering anda dengar? Apakah mereka muncul di mimpi anda tadi malam?"
"Ya, mereka masih muncul, berteriak memanggil namaku, mengatakan jika aku membiarkan mereka semua mati" suaranya mulai terdengar terbata-bata, kekalutan tampak jelas pada raut wajahnya yang kuyu.
"Dokter ..." Panggilnya kepada pria yang masih tampak menggoreskan tinta pena di atas sebuah buku kecil.
"Ada apa, tuan Kim?"
"Apa mungkin aku telah berbuat sebuah dosa besar di masa lalu? Sepertinya kini mereka semua menuntut pembalasan untukku" Sang pasien tampak semakin kalut, ia meremas surai coklatnya dengan kasar.
"Aku merasa telah melupakan sesuatu, tapi aku bahkan tidak bisa mengingatnya. Rasanya begitu menyesakkan dan membuatku tidak bisa bernafas" sambungnya, kedua manik indahnya tampak memerah, raut putus asa dan ketakutan tergambar jelas pada wajah tampan itu.
"Tenangkan diri anda, tuan Kim. Itu semua hanya karena perasaan kalut dan juga efek dari PTSD yang anda derita. PTSD dapat menyebabkan alam bawah sadar membuat sebuah skenario yang saling berkaitan dengan rasa trauma anda. Dengan kata lain, anda mungkin saja memimpikan hal lain yang tidak berkaitan dengan insiden itu, tetapi sebenarnya itu hanyalah gambaran yang pikiran anda ciptakan secara tidak sadar"
"Aku tahu jika semua mimpi itu tidak ada hubungannya dengan insiden waktu itu, semuanya jelas berbeda, dokter. Aku yakin sekali, aku pasti telah melupakan sesuatu yang sangat penting. Tapi apa?!" Pemuda itu kembali mengusak surai kecoklatannya, membuat helaian halus itu menjadi semakin berantakan.
Pria yang dipanggil dokter itu menghela napas panjang, dia meletakkan pulpen yang sejak tadi digunakan untuk menulis ke dalam saku sneli putihnya. Ia juga meraih alat perekam yang sedari tadi merekam percakapan mereka berdua, dan kemudian mematikan benda kecil tersebut.
"Tuan Kim, sepertinya gejala PTSD anda menunjukkan tanda-tanda peningkatan, kuantitasnya meroket tajam dari waktu pertemuan terakhir kita. Apakah anda memiliki aktivitas yang berat belakangan ini? Aktivitas yang dapat membuat beban pikiran berlebih dan jam tidur anda menjadi tidak teratur?"
"Ya, saya disibukkan dengan perkuliahan dan persiapan tugas akhir, beberapa minggu ini dokter, terkadang saya harus bergadang agar dapat menyelesaikan semuanya tepat waktu"
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Demigod : Into The New World
FantasyApakah kalian siap untuk bertemu dengan mereka kembali? Kali ini mereka kembali dengan sebuah misi yang jauh lebih besar dan mendebarkan. Akan ada satu lagi misteri alam semesta yang semakin terkuak, pertikaian dan perebutan kekuasaan, membuat merek...