Jimin sedari tadi tidak bisa berhenti mondar mandir di depan ruangan UGD, perasaan kalut terus menyelimutinya karena dokter yang menangani Taehyung tidak kunjung keluar. Apakah keadaan Taehyung separah itu?
Setelah kejadian Taehyung yang tidak sadarkan diri dan kemudian dilanjutkan dengan dia yang menelpon 119 untuk meminta bantuan, akhirnya Jimin kini berakhir di sini, menunggu dengan tidak tenang selama kurang lebih tiga puluh menit, namun dokter yang menangani Taehyung belum juga keluar dan memberikan kabar kepadanya.
"Kenapa lama sekali?" Jimin menggigit jarinya, berusaha menyalurkan kekalutan yang tengah ia rasakan.
Hingga akhirnya tepat di menit keempat puluh lima, akhirnya dokter yang menangani Taehyung keluar.
"Wali dari pasien Kim Taehyung"
Jimin bergegas menghampiri sang dokter, "bagaimana keadaan teman saya dokter?" Tanya Jimin dengan perasaan khawatir luar biasa.
"Anda wali Kim Taehyung?"
"Ah, saya temannya, saya juga yang membawanya ke sini" terang Jimin.
"Bagaimana dengan keluarganya? Saya tidak dapat menyampaikan informasi pasien kepada sembarangan orang"
"dia tidak memiliki keluarga dokter, jadi saya adalah walinya" Jimin merasa sedikit kesal. Dokter ini terlalu banyak bicara, apa dia tidak bisa melihat bagaimana khawatirnya jimin saat ini?
Sang dokter terdiam untuk sesaat dan kemudian menganggukkan kepalanya mengerti.
"Keadaan pasien sudah cukup stabil, dia sempat mengalami syok kardiogenik, dimana jantungnya tiba-tiba berhenti berfungsi, membuat suplai darah dan oksigen menjadi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Setelah kami lakukan beberapa penanganan darurat dan tindakan lainnya, akhirnya jantung pasien dapat kembali berdetak, namun untuk saat ini pasien belum sadarkan diri, kita masih harus memantaunya selama beberapa hari kedepan guna memastikan jika syok tadi tidak menyebabkan kerusakan pada otaknya, mengingat durasi henti jantungnya cukup lama tadi" terang sang dokter panjang lebar.
Jimin mengusap wajahnya, "tolong lakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya dokter, saya mohon" pinta Jimin dengan putus asa.
Sang dokter menganggukkan kepalanya. "Kami pasti akan memberikan penanganan yang terbaik untuk pasien. Sebentar lagi pasien akan dipindahkan keruangan perawatan intensif. Kalau begitu saya pamit" sang dokter sedikit membungkukkan tubuhnya yang dibalas oleh Jimin dengan hal yang serupa. Kemudian pria paruh baya itu pamit undur diri kepada Jimin.
Tidak lama sebuah brankar keluar dari ruangan UGD, Jimin menatap brankar itu dengan alis yang berkerut, berusaha mengenali wajah pasien yang terbaring diatasnya.
"Wali pasien Kim Taehyung?" Seorang perawat wanita yang mendorong brankar itu menatap Jimin dengan bingung, karena pemuda itu tidak mengikuti mereka.
"Ah? oh, ya, saya wali Kim Taehyung" jawab Jimin dengan gugup, ia bergegas menghampiri brankar yang didorong oleh dua orang perawat tersebut.
Jimin ikut membantu mendorong brankar itu masuk ke dalam lift, ia menatap sedih kepada Taehyung yang kini terbaring dengan begitu banyak alat yang menempel pada tubuhnya.
Sahabat barunya itu kini tengah berada di dalam kondisi antara hidup dan mati. Tapi Jimin tidak dapat melakukan apapun untuk membantunya, hal itu membuat Jimin menjadi begitu sedih.
"Pasien akan ditempatkan di ruangan ini selama beberapa hari kedepan, hanya satu orang yang boleh menjenguk pada jam besuk, dan penjenguk wajib menggunakan pakaian steril dan penutup kepala yang telah disediakan, waktu besuk hanya tiga puluh menit. Setiap perkembangan pasien akan disampaikan oleh dokter yang bertanggung jawab kepada wali pasien. Apakah ada pertanyaan tuan?" Terang perawat yang tadi membantu mendorong brankar Taehyung menuju ruang ICU.
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Demigod : Into The New World
FantasyApakah kalian siap untuk bertemu dengan mereka kembali? Kali ini mereka kembali dengan sebuah misi yang jauh lebih besar dan mendebarkan. Akan ada satu lagi misteri alam semesta yang semakin terkuak, pertikaian dan perebutan kekuasaan, membuat merek...