25. Drama = Karma

275 38 6
                                    

Lembab dan gelap.

Adalah keadaan goa yang mereka bertujuh masuki. Hanya ada sedikit cahaya yang sayup-sayup menelusup dari celah dinding goa, namun semakin dalam mereka melangkah ke dalam perut goa, tidak ada lagi cahaya yang dapat membantu indra penglihatan mereka.

"Apa kita bisa mempercayai anak itu, Hyung?" Hoseok berbisik kepada Seokjin yang berjalan di depannya, ia dengan setia terus menggenggam kaos yang dikenakan oleh pria berbahu lebar itu, seakan takut jika Seokjin menjauh dari jangkauannya.

Seokjin tidak menjawab, ia hanya melirik Hoseok menggunakan ekor matanya dan kemudian kembali menatap lurus ke depan, dimana terdapat Taehyung,Jimin, dan Namjoon yang berjalan dibarisan terdepan, sedangkan Yoongi dan Jungkook berjalan dibelakang mereka bertiga.

"Hyung~" panggil Hoseok dengan setengah merengek.

"Hentikan Hoseok-ah! Jangan bertingkah kekanak-kanakan di situasi seperti ini" sentak Seokjin, kepalanya sangat sakit saat ini, dan suara rengekan Hoseok malah membuat kepalanya semakin sakit.

Sementara Hoseok hanya dapat terdiam di tempatnya setelah menerima bentakan dari Seokjin.

'Hentikan Jung Hoseok! Tidak seharusnya kau bersikap kekanak-kanakan ditengah peperangan seperti ini'

Tiba-tiba Hoseok merasakan sebuah perasaan De Javu, ia seperti dapat mendengar sebuah suara mengatakan hal yang serupa dengan kalimat yang diucapkan oleh Seokjin tadi.

"Ssaem .. kau baik-baik saja?" Tanya Jungkook dengan ragu, karena melihat Hoseok yang terdiam.

Hoseok mengerjap, "o-oh? Ya, aku baik-baik saja" jawab Hoseok dengan ling-lung, ia menepuk bahu Jungkook dan kemudian melanjutkan langkahnya yang telah tertinggal jauh dari orang-orang di depan sana.

Jungkook meringis kecil, "bukankah keadaan menjadi sedikit canggung, PD-nim?" Tanya Jungkook kepada Yoongi yang juga ikut berhenti berjalan, setelah mendengar bentakan Seokjin kepada Hoseok tadi.

"Satu hal yang tidak akan pernah berubah adalah sifat manusia, mau seberapa lama pun waktu berlalu dan terlewatkan, tidak akan pernah bisa merubah seseorang" ucap Yoongi seraya berlalu, meninggalkan Jungkook yang kebingungan.

"Bicara apa dia?" Gumam Jungkook seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sebuah hembusan angin membuat Jungkook bergedik. "T-tunggu aku, PD-nim!" Pinta Jungkook, ketika menyadari jika Yoongi telah berjarak cukup jauh dari dirinya.

Cukup lama mereka berjalan menyusuri perut goa tersebut, hanya ada kegelapan dan kesunyian, tidak ada tanda-tanda makhluk hidup di dalam tempat ini, bahkan untuk spesies kelelawar yang memiliki habitat di dalam goa sekali pun. Benar-benar hanya ada mereka bertujuh yang dikelilingi oleh kegelapan dan kesunyian.

Hingga akhirnya sayup-sayup mereka dapat melihat sebuah cahaya diujung jalan itu.

"Apa itu jalan keluarnya?" Gumam Jungkook.

Ia mempercepat langkah, mendahului keenam orang lainnya, Jungkook tidak sabar untuk keluar dari kegelapan ini, sesungguhnya dia merasa sangat tidak nyaman berada di dalam sana.

"Tunggu dulu, ini bukan jalan keluar. Ini, ini jalan buntu" ucap Jungkook setelah mengetahui sumber cahaya yang dilihatnya tadi.

Bukan cahaya matahari, melainkan cahaya dari deretan kristal berukuran besar yang melebihi tinggi tubuhnya, tersebar acak disepanjang dinding goa, dan kemudian berakhir pada sebuah ruangan yang berukuran cukup luas yang berbentuk lingkaran.

Pada tengah-tengah ruangan itu, terdapat sebuah meja batu, dimana diatasnya ada sebuah wadah yang terbuat dari emas, dan di dalam wadah itu terdapat api berwarna biru yang berkobar dengan lemah.

King of Demigod : Into The New World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang