Langit malam tampak begitu sepi, kala ribuan bintang yang biasanya menemani sang rembulan bersinar di atas sana, tidak menampakkan diri sama sekali. Tampaknya mereka tengah takut pada sang rembulan yang malam itu tampak begitu kelam, tidak ada lagi sinar terang nan indah yang menghiasi gelapnya malam.
Sementara di bawah sana, di dalam sebuah goa yang berada jauh ditengah-tengah sebuah hutan belantara, terdapat dua orang pemuda yang tengah terlibat dalam sebuah perdebatan sengit, sedangkan lima orang pemuda lainnya, hanya berperan sebagai penonton akan perdebatan yang terjadi diantara mereka berdua.
"percuma! tidak ada lagi jalan untuk kabur. Kita harus melawan mereka!"
"Dengan keadaan kita yang seperti ini? Jangan bodoh! Itu sama saja mengantarkan nyawa kepada mereka!"
"Lalu kau memiliki solusi yang lebih baik, Hyung? Melarikan diri juga tidak akan membuat kita keluar dari masalah ini"
"Apa kau tidak lihat bagaimana mereka semua membantai orang-orang di Zecaourus tanpa belas kasihan? demigod yang lain maupun para pengajar sudah mati! Mereka semua mati karena berusaha melawan makhluk-makhluk itu! Mereka mengorbankan diri agar kita bisa melarikan diri. Lalu apa?! Melawan katamu?! Dengan apa? Kau mau membuat pengorbanan mereka sia-sia?!"
"Lalu apa yang harus kita lakukan?!! Katakan apa yang harus kita lakukan, sialan! Mau berapa lama lagi kita bersembunyi layaknya seekor tikus yang tengah terperangkap seperti ini? Sementara diluar sana mereka terus membantai kaum kita, sudah begitu banyak darah yang tumpah di tanah ini"
"Hah! Lihat siapa yang berbicara! Seharusnya kau yang bertanggungjawab di sini, karena keputusan bodoh mu itu, sekarang lihat apa yang terjadi kepada rakyatmu? Itu semua karena keputusanmu yang tidak bijaksana, sialan!!"
"Min Yoongi! Perkataanmu sudah keterlaluan!" Seorang pemuda berbahu lebar yang sedari tadi hanya diam, mendengarkan perdebatan keduanya, angkat suara.
"Saling menyalahkan bukanlah solusi untuk situasi kita saat ini" tambah pemuda berbahu lebar tersebut.
"Lalu apa?! Kalian hanya diam disana tanpa memberi solusi apapun, sementara anak ini sangat keras kepala dan mengambil keputusan sendiri, padahal keputusan yang dia ambil akan membuat semuanya menjadi sia-sia. Aku .. kalian ... Haah ... Kalian tidak akan pernah mengerti" pemuda itu tampak begitu marah, tampak begitu banyak makna yang tersirat pada tatapan matanya.
Manik mata serupa manik kucing tersebut seakan tengah mengobarkan sebuah api. Amarah, putus asa dan rasa kalut, tampak campur aduk di dalam sana.
Tidak jauh beda dengan pemuda bermanik hazel yang tadi berdebat dengan dirinya. "Kau menyalahkan ku sekarang?! Padahal kau selalu yang menyimpan semuanya sendiri, Hyung! Bagaimana kau bisa menyalahkan kami, jika kau sendiri tidak pernah mau berbagi? Kau membuat kami terlihat buruk sekarang. Padahal kau lah yang bisa membaca gulungan takdir, jika saja kau mau berusaha lebih keras melihat ke dalam gulungan takdir itu, kita semua tidak akan terjebak di dalam situasi sulit ini"
"Apa katamu? Berusaha lebih keras?! Kau pikir memiliki kemampuan membaca gulungan takdir bisa membuatku mengetahui segalanya? Aku juga ingin hidup Taehyung-ah, aku juga takut pada kematian! Kau tahu apa konsekuensi untuk seseorang yang membocorkan goresan tinta sang takdir?"
"Kemusnahan! Aku akan musnah, lenyap dari dunia ini. Kalian tidak akan bisa menemui keberadaanku dimana pun, bahkan di kerajaan Hades sekalipun! Jiwaku akan terperangkap di dalam Tartaros selamanya. Apa kau pikir aku tidak takut Taehyung-ah?"
*****
"Haah ... Haah ... Haaah ..." Seorang pria bersurai hitam tampak membuka matanya dengan kasar, kala indra pendengarannya mendengar bunyi ketukan pada pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Demigod : Into The New World
FantasyApakah kalian siap untuk bertemu dengan mereka kembali? Kali ini mereka kembali dengan sebuah misi yang jauh lebih besar dan mendebarkan. Akan ada satu lagi misteri alam semesta yang semakin terkuak, pertikaian dan perebutan kekuasaan, membuat merek...