29. Drama = Karma

251 33 2
                                    

"tunggu Taehyung-ah! Kau pikir apa yang sedang kau lakukan saat ini?" Namjoon meraih siku Taehyung, mencegah pemuda itu untuk melangkah lebih jauh.

"Lepaskan aku, Hyung. Aku harus menyelesaikan semuanya, aku harus mengalahkan Kronos" ucap Taehyung, tanpa menatap wajah Namjoon. Pandangannya lurus ke depan, seakan tidak akan ada satu pun yang dapat menghentikan niatan Taehyung ini.

"Iya aku tahu kalau sedang kau marah, tapi apa rencana mu? Apa kau bahkan tahu dimana Kronos berada? Semuanya harus dipikirkan dengan kepala dingin Taehyung-ah. Kau tidak boleh bertindak gegabah karena emosi yang mengambil alih" Namjoon semakin mengeratkan cengkeramannya, kala Taehyung terus berusaha melepaskan diri.

"Lalu apa?! Apa kau tidak lihat Yoongi Hyung di sana? Dia telah mengorbankan dirinya selama ini. Kita tidak bisa membiarkan dia menanggung semuanya sendirian" Taehyung menunduk, ia mengusak wajahnya dengan kasar menggunakan kedua telapak tangan.

"Aku tidak bisa ... " sambung Taehyung dengan lirih.

Bagaimana mungkin dia berdiam diri saja disaat mengetahui sudah seberapa banyak orang-orang berkorban untuknya, terlebih lagi Yoongi, yang selama ini rela menahan rasa sakit, untuk memastikan jika hanya kemenangan yang akan mereka dapatkan di setiap pertempuran.

Namjoon menepuk pundak Taehyung. "Ini memang berat. Bahkan aku juga tidak tega melihat keadaan Yoongi Hyung yang seperti itu. Tapi Taehyung-ah, bergerak untuk melawan musuh tanpa memiliki rencana, sama saja dengan bunuh diri, itu adalah hal terbodoh yang pernah dilakukan oleh seseorang" ucap Namjoon.

"Kronos bukanlah lawan yang sebanding denganmu, apa lagi kau mau menghadapinya seorang diri. Dia telah terkurung selama ribuan tahun di Tartaros, dan kini dapat melarikan diri dari tempat yang mustahil bagi seekor lalat pun untuk lolos dari tempat itu. Kita harus memikirkan semuanya dengan kepala dingin"

Taehyung menghela napas panjang, semua yang diucapkan oleh Namjoon memang benar, seakan membuka pikirannya yang tadi tertutup kabut kekalutan. Dia tidak boleh gegabah dan mengambil tindakan sendirian.

"Baiklah, kau memang benar, Hyung" ucap Taehyung dengan nada pasrah.

Namjoon tersenyum tipis, ia memeluk Taehyung sekilas, menyalurkan ketenangan sekaligus meyakinkan pemuda itu, jika dia tidak sendirian dan tidak harus memikul semuanya sendirian.

Namjoon menuntun Taehyung untuk kembali ke dalam perut goa, dimana lima orang sahabat mereka yang lain berada. Hoseok yang melihat kedatangan Taehyung dan Namjoon, bangkit dan kemudian berlari kecil kearah mereka.

Ia memeluk tubuh Taehyung dan mengusap punggung pemuda itu dengan sayang. "Jangan pernah berpikir untuk bertindak seorang diri lagi, bodoh. Atau aku tidak akan pernah memaafkanmu" ucap Hoseok, masih dengan merengkuh tubuh Taehyung.

Taehyung menganggukkan kepalanya, ia membalas pelukan Hoseok dengan sama eratnya. "Maafkan aku, Hyung" ucap Taehyung.

"Taehyung-ah" Jimin memeluk Taehyung, bergantian dengan Hoseok, dia begitu lega karena Namjoon berhasil menghentikan niatan bodoh Taehyung.

"Maafkan aku" ucap Taehyung, ia memeluk erat bahu Jimin, kedua matanya terpejam dengan erat, seakan benar-benar merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, yang terpenting saat ini, kita menghadapi semuanya bersama-sama, oke?"

Taehyung menganggukkan kepalanya, sebuah senyuman tipis terukir pada wajahnya.

"Ya, kau benar ... "

*****

Malam menjelang, ketujuh pemuda tampan tersebut masih bertahan di dalam goa. Akibat pertengkaran yang terjadi tadi siang, suasana diantara mereka menjadi sedikit canggung.

King of Demigod : Into The New World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang