21. Drama = Karma

297 38 5
                                    

Kelima anak Adam itu hanya diam, tidak ada satu pun yang membuka suara sejak tadi, mereka sibuk bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Mau dipikirkan bagaimanapun, itu semua tidak mungkin nyata. Kau lihat bagaimana luka anak itu bisa menghilang dalam sekejap mata, Hoseok-ah? Atau hanya penglihatan ku saja yang bermasalah?" Tanya Seokjin kepada Hoseok. Dia masih tidak bisa mempercayai apa yang dia saksikan tadi.

Hoseok hanya menggelengkan kepala, ia menunduk, menatap pada Jungkook yang masih tidak sadarkan diri, "kau tidak salah lihat, Hyung. Aku pun menyaksikannya" jawab Hoseok.

Ia mengusap Surai hitam Jungkook yang berbaring dengan beralaskan pahanya. "Siapa anak ini sebenarnya?" Gumam Hoseok.

Dia terus menatap wajah Jungkook, sekilas tidak ada yang aneh dengan pemuda itu, dia tampak seperti manusia normal pada umumnya.

"Yoongi-ah, bagaimana menurutmu?" Kini Seokjin melontarkan pertanyaan kepada pria berkulit pucat yang duduk di sisi kirinya.  "Ya! Kenapa kau sedari tadi melamun huh?" Seokjin menepuk bahu Yoongi dengan keras, berusaha menyadarkan pria itu dari lamunannya.

Yoongi mengerjap, ia menoleh kearah Seokjin yang tengah menatapnya dengan kesal, namun si pucat hanya mengacuhkan semua rentetan kalimat yang dilontarkan oleh Seokjin. Ia kembali tenggelam di dalam pikirannya sendiri.

'seharusnya ada tujuh orang. Dimana yang terakhir?'

Batin Yoongi. Ia menatap sekitar dan tidak mendapati kehadiran orang lain selain mereka berenam.

Lalu tatapannya jatuh pada seorang pemuda bermata sipit yang tengah duduk di sebelah pria yang berhasil mengalahkan serigala tadi.

Yoongi bangkit lalu kemudian berjalan mendekat ke arah Jimin dan Namjoon yang tengah duduk di sisi yang bersebrangan dengannya.

"Dimana temanmu itu?" Tanya Yoongi setelah berdiri tepat dihadapan Jimin dan Namjoon.

Namjoon dan Jimin serentak mendongak dan menatap kearah Yoongi, "aku ... ?" Jimin menunjuk dirinya sendiri, bingung apakah Yoongi bertanya kepada dirinya atau Namjoon.

"Katakan dimana dia?!" Bentak Yoongi dengan suara yang begitu keras, membuat Jimin terperanjat kaget. Dia tidak pernah menerima bentakan sekeras itu selama hidupnya.

"A-Aku ... " Jimin menjawab dengan tergagap, ditambah sekarang Yoongi telah menunduk dan mencengkram kerah kemeja yang ia kenakan, membuat Jimin semakin ketakutan.

Namjoon yang melihat jika anak didiknya diperlakukan dengan kurang baik oleh pria pucat itu, ikut turun tangan, ia melepaskan cengkraman tangan Yoongi pada kerah kemeja Jimin.

"Anda bisa berbicara dengan baik-baik kepadanya, tuan. Jangan menggunakan kekerasan" ucap Namjoon. Ia telah merentangkan sebelah tangannya di depan tubuh Jimin, memberi jarak diantara Jimin dan Yoongi.

"Ya! Apa-apaan kau ini? Kenapa tiba-tiba berbuat seperti itu?" Seokjin yang telah berdiri di sebelah Yoongi, membawa pria itu mundur dua langkah.

Yoongi mengusak surai hitamnya dengan kasar, jika mereka memang berada di tempat yang ada di dalam mimpinya, maka mereka semua sedang berada di dalam bahaya saat ini.

"Kau mengetahui sesuatu, yoongi-ah?" Tanya Seokjin, kala melihat kegusaran yang menyelimuti Yoongi.

Yoongi menatap nanar kearah Seokjin, "kita harus menemukan dia terlebih dahulu, Hyung. Atau kita akan mati sia-sia di sini" jawab Yoongi dengan ambigu.

"Siapa dia yang kau maksud ini? Berbicara lah dengan jelas!" Seokjin mengguncang bahu Yoongi dengan tidak sabar.

"Kim Taehyung ... "

King of Demigod : Into The New World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang