22. Drama = Karma

282 36 2
                                    

"uughh ... " Erangan itu terdengar, beriringan dengan terbukanya kedua kelopak mata yang menyembunyikan sepasang manik hazel yang indah.

Semuanya tampak samar dan berputar, belum lagi rasa sakit yang menghampiri kepalanya, membuat pemuda itu tidak dapat melakukan apa-apa selain mengerang kesakitan.

"Kau sudah sadar, Taehyung-ah?"

Sebuah suara membuat Taehyung yang masih berjuang mengumpulkan kesadarannya, berusaha untuk membuka kedua matanya dengan lebar. Semuanya masih tampak samar, bahkan wajah beberapa orang yang mengerumuninya, tidak dapat ia lihat dengan jelas.

Taehyung memejamkan mata dan kemudian menggelengkan kepala dengan keras, berharap penglihatannya kembali seperti semula.

Perlahan, bayangan kabur pada penglihatannya menghilang, kini Taehyung dapat melihat wajah orang-orang yang mengelilinginya dengan lebih jelas, wajah-wajah yang tampak familiar tapi disisi lain terasa asing baginya.

"Jimin-ah? Kau kah itu? Kapan kau mengubah warna rambutmu menjadi biru?" Gumam Taehyung, yang tampak seperti sebuah racauan seseorang yang baru saja sadar dari pengaruh obat bius.

"Huh?" Jimin menyentuh rambutnya, dia tidak pernah mewarnai rambutnya dari dulu.

"Oh, Jin Hyung? Kau juga mengubah rambutmu menjadi merah muda?" Kini Taehyung menatap Seokjin, wajah dokter itu tampak jauh lebih muda dari yang terakhir Taehyung ingat, seperti seseorang yang baru akan menginjak usia dua puluh tahunan.

"Ya! Hentikan omong kosong mu!" Seokjin menepuk pipi Taehyung dengan sedikit keras, apa kepala bocah ini terbentur sesuatu tadi?
Dia terus mengucapkan hal-hal aneh sejak tadi.

Taehyung kembali memejamkan mata dan menggelengkan kepala dengan keras. Setelah rasa sakit pada kepalanya berkurang, Taehyung kembali membuka matanya. Warna rambut Jimin dan Seokjin yang dia lihat tadi berwarna biru dan merah muda, kini kembali menjadi warna hitam.

"D-di mana ini?" Taehyung menatap sekitar dengan bingung, kala mendapati jejeran pohon yang menjulang diatas kepalanya, serta hembusan angin dingin yang begitu menusuk hingga ke tulang, menerpa tubuhnya yang bertelanjang dada dan ditutupi oleh sebuah long Coat berwarna hitam.

"Kau pasti lebih tahu dari siapa pun di sini, Kim Taehyung" suara dingin itu yang menjawab pertanyaan Taehyung.

Pria berkulit pucat yang duduk di sebelah Jungkook yang masih menutup kedua matanya, menatap tajam kearah Taehyung. Tangannya dengan cekatan melempar ranting-ranting kering ke dalam kobaran api yang ada di hadapannya.

"Jadi, bagaimana perasaanmu sekarang, Taehyung-ah? Apakah ada yang sakit?" Seokjin buru-buru memotong suasana canggung yang Yoongi ciptakan.

Ia menatap wajah Taehyung dengan penuh kekhawatiran, bagaimana pun pemuda ini sempat mengalami henti jantung tadi, beruntung Seokjin berhasil membuat detak jantung Taehyung kembali dengan pertolongan pertama yang dia lakukan.

Taehyung menggelengkan kepalanya, "tidak ada Hyung, aku baik-baik saja" jawab Taehyung. Ia berusaha untuk duduk, Namjoon yang berada di sisi kiri Taehyung, bergerak membantu Taehyung untuk bangkit.

"Oh ..?" Taehyung membulatkan kedua matanya, kala mendapati keberadaan sang dosen pembimbing di tempat ini.

"Ceritanya sangat panjang" Namjoon tersenyum tipis, setelah memastikan Taehyung sanggup duduk dengan kekuatannya sendiri, Namjoon meraih long Coat milik Yoongi dan kemudian menyampirkan nya pada pundak telanjang Taehyung, karena pakaian yang pemuda itu kenakan tadi sudah tidak bisa digunakan lagi.

"Bagaimana kau bisa ada ditempat ini, Taehyung-ah? Apa kau tahu? Aku mencarimu kemana-mana, kau yang tiba-tiba menghilang membuatku begitu khawatir" Jimin mencengkram kedua bahu Taehyung dengan erat.
Raut khawatir tergambar jelas pada wajah pemuda itu, semua rasa khawatir dan kebingungan yang ia rasakan tumpah seketika.

King of Demigod : Into The New World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang