Bab 02.

111K 1.7K 39
                                    

"Dad, jadi Ruby akan punya adik?"

Mendengar pertanyaan Ruby, Nevan lekas menaikkan pandangannya. Ia meletakkan ponsel yang ia pegang di atas meja, hendak membalas ucapan Ruby.

"Yeah ... seperti itulah. Daddy saja masih tidak percaya, jika Amaya hamil."

Ruby mengangguk dan kembali berkata. "Semoga mommy segera sadar, Ruby yakin mommy sangat bahagia jika tahu ia sedang hamil."

"Semoga saja," lanjut Nevan berharap.

Mereka berdua saat ini sedang melakukan sarapan di kantin rumah sakit.

Sedari semalam keduanya menunggu Amaya, sampai pagi ini. Doktet berkata, kondisi Amaya sudah lebih baik dari sebelumnya.

Pendarahan pada bagian kepala sudah teratasi. Tinggal menunggu masa koma Amaya, yang di perkirakan oleh dokter sekitar beberapa hari ini.

Namun mereka berharap Amaya akan segera sadar. Nevan tidak sabar ingin merayakan momen bahagia ini saat mengetahui Amaya hamil.

"Tapi, Dad ...."

Lagi-lagi atensi Nevan di alihkan oleh Ruby yang bertanya.

"Apa penyebab mommy kecelakaan?"

Saat Nevan hendak menjawab, seorang pria berkacamata datang ke arah meja mereka.

"Maaf keterlambatan saya, Tuan."

Nevan dan Ruby melihat ke arah pria yang baru saja datang.

"Tidak apa, duduklah." Nevan memerintahkan sang asisten untuk duduk di hadapan mereka.

Pria dengan wajah dingin yang sangat fokus itu membawa sebuah map tebal berwarna merah.

Ia meletakkannya di atas meja, lalu membuka map tersebut.

"Hai, Dery," sapa Ruby.

Pria bernama Dery itu adalah asisten Nevan. Dery sudah bekerja bersama Nevan selama lima tahun.

"Hai, Nona," sapa balik Dery.

Usia antara atasan dan bawahan itu terjarak dua tahun. Dery lebih muda dari pada Nevan, namun pria itu sangat bisa di andalkan dalam urusan apapun.

"Saya membawa semua bukti kronologis kecelakaan, nyonya Amaya."

Seperti saat ini, Dery membawa semua yang di cari oleh Nevan. Sejak semalam, Dery sudah bekerja keras, menyelidiki sebab dari kecelakaan istri sang bos.

"Jelaskanlah," tandas Nevan.

Dery mengangguk. Ia mengeluarkan satu persatu lembar foto, yang menunjukkan foto mobil Amaya yang sudah remuk.

Ruby yang duduk di sebelah Nevan hanya diam, namun telinganya terbuka lebar untuk mendengar cerita dari Dery.

Nevan mendengarkan dengan seksama semua yang di jelaskan oleh Dery. Perkataan pria itu sedikit berbeda dengan petugas kepolisian yang semalam menemuinya.

"Maaf, Tuan. Tapi ...." Dery melihat ke arah Ruby.

"Oh, baiklah. Aku bisa pergi," ucap Ruby yang sadar akan maksud Dery.

Belum sempat mengangkat kaki, Nevan meraih pergelangan tangan Ruby.

"Biarkan Ruby di sini. Dia Anakku dan Amaya," pungkas Nevan.

Dery lekas mengangguk. "Baik. Maafkan saya, Nona."

Ruby tersenyum tipis, dan kembali duduk.

"Ini," ucap Dery mengeluarkan satu lembar foto lagi.

Kening Nevan mengerut, melihat foto yang baru Dery tunjukkan.

"Pria ini, ada di dalam mobil yang sama dengan nyonya Amaya. Kecelakaan itu menimpa mereka berdua, dalam satu mobil."

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang