Bab 14.

74K 1.2K 53
                                    

"Aw!" pekik Ruby mengelus lengan yang terasa perih akibat mendapatkan layangan pukulan dari Stella.

"Sakit, Stella! Kenapa memukulku?"

"Rasakan!" tandas Stella.

"Aku menunggumu di sini sudah dua jam lebih. Bahkan aku sudah dua kali memesan makanan dan minuman," sungut Stella mengeluarkan kedongkolannya.

"Ya, aku mana tahu kalau kau menungguku sejak dua jam yang lalu. Sumpah ...."

Stella berdecak memutar bola mata malas. "Aku sudah menelfonmu, Ya! Dan yang mengangkatnya adalah ayahmu."

"Aku bilang pada uncle Nevan untuk mengatakan hal itu padamu." Stella menceritakan saat ia menghubungi Ruby dan yang menjawabnya adalah Nevan.

Ruby sendiri tidak tahu menau. Justru ia tahu Stella menunggunya karena pesan yang di kirim untuknya.

Nevan tidak mengatakan apapun. Entah pria itu lupa atau bagaiamana.

"Sorry, mungkin daddyku lupa bilang."

Stella masih menekuk wajahnya.

"Memangnya, apa yang mau kau katakan? Kenapa mendadak sekali?" tanya Ruby yang penasaran akan undangan Stella mengajaknya bertemu di hari libur.

Stella membenarkan posisi duduknya. Ia melipat kedua tangan di atas meja, menatap Ruby dengan lekat.

"Kau tahu dia, 'kan?" tanya Stella.

Satu alis Ruby terangkat. "Dia siapa? Yang jelas, Stella ...."

"Ck! Itu ... asisten daddymu itu ...."

Kini kedua alis Ruby terangkat keduanya. "Maksudmu, Dery?" tanya Ruby memastikan.

"Iya ...."

"Kenapa dengan, Dery?" tanya Ruby penasaran.

"Aku tidur dengannya," jawab Stella enteng tanpa beban.

"What?!"

Ruby terkejut mendengar pernyataan Stella.

"B-bagaimana bisa?" tanya Ruby penasaran.

Stella menceritakan bagaimana awal mula ia bertemu bersama Dery, sampai kemarin sore mereka menghabiskan waktu bersama di apartemennya.

Yup, Dery meninggalkan apartemen Stella di waktu tengah malam. Pria itu tidak lupa memberikan apa yang di janjikan untuk Stella, ya itu segepok uang dollar.

"Jadi, maumu bagaimana?" tanya Ruby.

"Tidak ada ... aku hanya ingin bertanya-tanya mengenai dia saja."

Ruby mengedikkan bahunya acuh. "Aku tidak terlalu mengenalnya. Dia itu selalu serius jika bersama daddy. Jarang sekali aku melihat dia bersikap santai pada umumnya."

Stella mengangguk mengerti. "Apa dia punya kekasih?" tanya Stella penasaran.

"Sepertinya tidak ada. Dery selalu sibuk akan pekerjaan, Stella."

"Benarkah?"

"Lagipula, aku mana tahu. Aku tidak terlalu dekat dengannya. Jika kau ingin tahu banyak tentang dia, tanyakan sendiri pada orangnya. Atau ... tanyakan pada daddyku."

Brak!

Stella memukul meja. "Right!"

Ruby sedikit tersentak kaget. "Apasih?!"

Memajukan lagi tubuhnya, Stella menelisik wajah Ruby secara lamat.

"Apa?" tanya Ruby dengan keanehan Stella.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang