Bab 44.

13.8K 669 102
                                    

Di tengah meja makan, Ruby dan Nevan sudah kembali dengan sikap mereka seperti semula.

Nicholas yang melihatnya hanya bisa mendecih lirih, karena kembali di pertontonkan tingkah bucin kedua cucunya.

Apalagi melihat Nevan yang tak henti-henti menatap Ruby secara intens.

"Piringmu di bawah, Nevan. Bukan di wajah Ruby!" ketus Nicholas pada sang cucu.

Ruby menoleh melihat pada Nevan yang memang masih menatapnya. Dan pria itu sama sekali tidak menghiraukan ucapan Nicholas.

"Dad, makan ...." Ruby menunjuk piring Nevan dengan bibirnya.

Pria itu hanya menggerakkan tangan menyendokkan potongan sayur, lalu melahapnya tanpa mengalihkan pandangan dari Ruby.

Melihat hal itu Ruby terkekeh. Ia justru mengambil alih piring Nevan, dan menjadi menyuapi sang suami.

"Ck! Ck! Ck!" Decak Nicholas melihat keduanya memang sama.

Saat itu seorang pelayan datang membawakan sebuah nampam berisi teh dan kopi untuk para Tuan nya.

Namun entah kenapa, jalan maid itu lunglai, sehingga terjatuh ke arah kursi Nevan.

Ctaarrr!

Nampan serta isi di atasnya jatuh berserakan di lantai. Dan tubuh pelayan itu, terduduk di atas paha Nevan.

Mereka semua terkejut, melihat jika maid tersebut pingsan.

"Hei!" Nevan yang tidak sengaja menangkap tubuh pelayan itu berusaha membangunkannya.

Nicholas berteriak memanggil pelayan yang lain. Mereka berbondong-bondong berlari ke arah meja makan, melihat apa yang terjadi.

"Cih!" decih Ruby melihat siapa yang tengah akting di hadapan mereka semua.

Itu adalah Diana, maid yang kemarin malam menonton adegan panasnya bersama Nevan.

"Bawa dia! Lain kali, jika anggotamu sakit, jangan di biarkan bekerja." Nicholas menegur kepala pelayan.

Saat itu, Nevan mengerutkan dahinya, merasakan pergerakan dari pelayan yang dikiranya pingsan.

Pinggul Diana bergerak seakan menggesekkan nya tepat di area selangkangan Nevan.

Detik berikutnya,

BRUKKK!

"Akhh!"

Nevan mendorong tubuh wanita itu dengan sangat kuat, hingga ia terjatuh secara kasar di lantai, yang masih berserakkan pecahan gelas sebelumnya.

Semua orang menyaksikannya, terkejut. Kecuali Ruby. Wanita itu justru tersenyum sinis.

"Berani sekali, kau!" Murka Nevan menunjuk Diana yang sudah membuka matanya tengah meringis pedih pada sekitar tangan, dan bagian tubuh lainnya.

Kepala pelayan dan dua di anggotanya segera menghampiri Diana, berusaha membanti wanita itu untuk bangun.

"Menjijikan! Kau- argh!!!" Nevan tak mampu berkata-kata, sebab betapa kesalnya dia.

Sedangkan Diana, wanita itu masih berusaha menutupi kepalsuannya, meski dalam hati ia ketakutan.

Nevan pergi dari meja makan dengan emosi. Ingin sekali rasanya ia menembak kepala pelayan itu saat ini juga.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Nicholas dengan beringas.

Diana menggeleng takut. "S-saya ... terpeleset."

"Terpeleset, tapi kau memejamkan mata di pangkuan cucuku? Bodoh!"

Ruby bangun dan berdiri melihat Diana yang sudah berdiri di bantu rekan-rekannya.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang