Bab 40.

24.2K 1.1K 112
                                    

"Dery ... aku lelah." Stella menghentikan langkahnya, serta membentangkan kedua tangan meminta untuk di gendong.

Pria itu menghela napas, kemudian mengabulkan permintaan Stella. Ia berjongkok menyiapkan punggungnya untuk sang wanita.

Dengan bersemangat Stella naik ke atas punggung Dery.

"Aku tidak seberat itu, kan?" tanya Stella.

"Hmm, kau sangat enteng. Buktinya aku mudah membolak-balikkan tubuhmu di atas kasur."

Mendengar ucapan mesum Dery, Stella menggigit daun telinga pria itu, dan menghasilkan ringisan sakit.

Dery memulai langkahnya dengan Stella di gendongan.

Mereka berdua sehabis berjalan-jalan keliling taman. Malam ini Stella merasa bosan, ingin mencari udara segar. Mumpung Dery tidak memiliki perkerjaan.

"Dery," panggil Stella.

"Hmm."

Setelah menjawab, Dery menunggu Stella berbicara lagi. Namun wanita itu justru menyenderkan kepalanya di ceruk lehernya.

"Kenapa?" tanya Dery.

"Tidak, hanya tes kupingmu. Siapa tau sudah tidak berfungsi."

Sontak saja Dery berdecak kesal.

Untung saja ia memiliki kesabaran seluas samudra.

Menghadapi wanita sedikit gila seperti Stella memang terkhusus untuk laki-laki terpilih. Tidak semua orang sanggup meladeni sifat wanita itu.

Namun entah kenapa, Dery justru kini semakin terbiasa, dan menerima Stella apa adanya.

Ia akui, jika dirinya nyaman dengan wanita bar-bar ini.

Karena sejatinya, Stella adalah wanita yang kesepian. Wanita ini perlu di bimbing, dan di perlakukan dengan baik, agar ia menurut ke jalan yang benar.

Sedikit banyaknya, Dery sudah mengetahui perihal silsilah keluarga Stella. Ia juga kerap membantu wanita malang itu memberikan sejumlah uang untuk sang ibu.

Sampai di apartemen, Dery tidak lagi mendengar suara Stella. Ternyata Wanita itu tidur di atas gendongannya.

Dery bergegas naik ke lantai unitnya, untuk meletakkan Stella di kamar.

Selama berhubungan, mereka tinggal bersama. Stella yang di bawa oleh Dery untuk tinggal di apartemennya.

Dery melepaskan sepatu dan kaos kaki yang di kenakan Stella. Ia meletakkan posisi tidur yang nyaman untuk wanita tersebut.

Selesai mengurus Stella, barulah Dery pergi ke kamar mandi untuk mandi malam. Ia merasa tubuhnya lengket karena berkeringat menggendong Stella, dengan jarak yang lumayan jauh.

***

Jam masih menunjukkan pukul dua belas malam.

Dery masih belum memejamkan mata, karena masih menghadap laptop. Ada beberapa file yang harus ia kerjakan malam ini.

Posisinya duduk di balkon kamar, dengan kursi panjang, yang menyelonjorkan kakinya.

Jemarinya terus berkelana, di atas keyboard laptop yang ada di atas paha.

Di dalam kamar, Stella terbagun dari tidurnya. Ia mencari keberadaan Dery di setiap sudut kamar.

Saat melihat ke arah pintu balkon terbuka, Stella menebak jika pria itu ada di sana.

Ia memilih untuk turun dan buang air kecil terlebih dahulu, baru menyusul Dery.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang