Bab 22.

41.1K 1.2K 54
                                    

Kini di ruang tamu sudah ada tamu yang di tunggu-tunggu kedatangannya.

Jangan tanyakan bagaimana ekspresi Amaya. Wanita itu nampak biasa saja. Seakan tidak mengenal pria yang di bawa oleh Nevan dan Dery.

"Kami hanya sebatas teman. Aku berani bersumpah demi apapun yang ada di bumi ini. Aku dan Amaya tidak pernah tidur bersama!" pungkas pria bernama Louis itu dengan menggebu-gebu, seakan menunjukkan kebenaran yang dia maksud.

Nevan melirik ke arah Dery, dan pria itu hanya mengangguk singkat.

"Aku dan Louis sejak dulu hanya berteman, Nevan. Aku tahu siapa dia, mungkin kau hanya salah paham. Tentang pertemuan kami di hotel yang kau dapatkan foto-fotonya, di saat itu kami sedang melakukan rapat bersama petinggi dosen."

Amaya juga menjelaskan sesuai sisinya, yang pada intinya membela diri.

"Begitu?" tanya Nevan seraya mengetukkan jemarinya di pinggiran sofa.

"Mana mungkin aku meniduri temanku sendiri. Kau hanya memiliki foto saat kami keluar masuk hotel, bukan foto saat kami tidur bersama."

Louis langsung mendapatkan tatapan tajam dari Amaya. Dan itu membuat Nevan tersenyum tipis.

"Tidak, Honey. Lagi pula, aku tidak akan pernah tidur dengan pria manapun selain denganmu ... sudah ya ... kita sudahi saja pertemuan ini."

"Baiklah. Kita sudahi saja."

Amaya dan Louis mengangguk setuju. Keduanya merasa lega karena Nevan menutup permasalahan ini dengan gampang.

Tiba-tiba, Ruby keluar dari lift, melewati mereka berempat.

"Mau kemana?" tanya Nevan saat melihat Ruby seakan bergegas.

"Ada teman Ruby, Dad. Mereka datang tiba-tiba sekali," jawab Ruby segera.

Nevan mengangguk. "Bawa mereka masuk, dan bergabung bersama kita di meja makan."

Ruby melihat ke arah Amaya yang seakan mengiyakan perkataan Nevan. Ia berpikir, mungkin pembahasan mereka sudah selesai?

"Baiklah," ujar Ruby baru setelah itu pergi menjemput Stella yang datang di depan.

Tidak ada angin dan hujan, Stella tiba-tiba datang mendadak di sore itu.

Wanita itu menelpon dan berkata jika ia sudah sampai di gerbang depan.

Sampai di halaman, Ruby mengerutkan kening melihat Stella yang datang tik sendiri.

"Sama siapa dia?" tanya Ruby sendiri yang belum pernah melihat pria bersama Stella tersebut.

Stella melambaikan tangan dan berjalan semakin dekat ke arah Ruby.

"Maaf jika aku datang mendadak," kata Stella.

"Tidak masalah. Aku senang temanku datang ke rumahku."

Stella dan Ruby cepaka cepiki dan berpelukan.

"Ah, iya. Ini sepupuku, namanya Leo."
Stella memperkenalkan pria yang datang bersamanya.

Pria dengan tatanan rambut sedikit gondrong itu tersenyum, kemudian mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Ruby.

"Leo."

"Ruby."

Menerima uluran tangan, Ruby segera melepaskan jabat tangan dari Leo. Tatapan mata Leo seakan begitu terkesima melihat Ruby.

"Ayo masuk. Kebetulan kami baru mau memulai makan malam," ajak Ruby.

"Wow, baru sampai sudah di ajak makan?" timpal Stella dengan enteng.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang