Bab 16.

59.9K 1.2K 40
                                    

Hari terus berganti.

Dan tepat ke tiga hari setelah Amaya bangun dari koma, ia di perbolehkan untuk pulang.

"Mom, semuanya sudah siap. Ayo, Ruby tuntun Mommy naik ke sini," ajak Ruby membawa sebuah kursi roda.

"Dimana Daddymu?" tanya Amaya.

Belum sempat menjawab, Nevan datang dari arah pintu.

Pria itu seperti biasa berpakaian rapih khas kantor, kemeja dan jas hitam.

Amaya tersenyum melihat ke arah Nevan. Semenjak ia sadar, belum satu kalipun ia melihat bibir tipis tersebut tersenyum.

Namum tak apa, Amaya akan mengembalikan senyumam itu saat mereka sudah kembali berkumpul di rumah.

Nevan mendekat ke arah Amaya, meraih tangan wanita itu untuk membantunya duduk di atas kursi roda.

Ruby hanya diam memperlihatkan kedua pasangan tersebut.

"Terimakasih, Honey." Amaya meraih tangan Nevan dan tersenyum.

Sang suami hanya mengangguk dan mengambil alih gagang kursi roda yang di pegang oleh Ruby. Ia bermaksud untuk mendorong Amaya sendiri.

Ruby tersenyum, saat merasakan sapuan tangan Nevan pada punggung tangannya.

Mereka berdua sudah terbiasa bersikap biasa saja di depan Amaya. Begitu pesat perubahan mereka ketija bertemu di hadapan Amaya, dan bertemu di belakang Amaya.

Ketiganya pergi meninggalkan kamar inap yang selama ini menjadi tempat tinggal Amaya semasa koma.

Keluar dari rumah sakit menuju parkiran, Nevan, Amaya dan Ruby kembali menjadi keluarga bahagia, di mata orang-orang.

Karena Ruby berjalan di sebelah Nevan, keduanya kerap melempar pandang dan tersenyum.

Amaya tidak tahu menau apa yang di lakukan mereka berdua di belakangnya. Sebab ia hanya melihat ke arah depan.

"Haa ... akhirnya aku bisa melihat dunia luar lagi." Amaya antusias untuk keluar dari rumah sakit. Rasanya begitu bosan hanya berbaring di brankar.

Saat Amaya menengokkan pandangannya, Ruby tersenyum, namun tidan dengan Nevan yang sudah memasang wajah datar melihat ke arah lurus.

"Kenapa kalian terus diam?" tanya Amaya.

Ruby menggeleng. "Tidak, Mom ... nanti kalau kita sampai di rumah, kita cerita mengenai banyak hal."

Amaya mendengus sebal. Ia pun kembali menatap ke arah depan.

Dan di saat itu, dengan tanpa ragu Nevan mencium pipi sebelah kiri Ruby.

Sontak saja Ruby melotot menatap Nevan. Namun pria itu justru bersikap acuh mendorong kursi roda milik Amaya.

'Apalah dia ini?' grutu Ruby dalam hati menatap Nevan. Ia takut jika saat itu Amaya melihat ke arah belakang lagi.

***

Sampai di rumah, Amaya harus tetap mendapatkan perawatan khusus. Ia perlu istirahat dan minum obat yang di resepkan khusus untuknya.

"Mom, Ruby ke kamar dulu ya. Ada yang harus Ruby lakukan," pamit Ruby pada sang ibu.

"Iya, By. Sepertinya efek dari obat tadi membuat Mommy mengantuk. Mommy mau tidur dulu," balas Amaya.

Ruby membantu Amaya terlentang di atas kasur. Menarik selimut, tubuh Amaya di tutup menggunakan selimut tebal.

"Selamat istirahat, Mom." Ruby tidak lupa mengecup kening wanita dewasa tersebut.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang