Bab 12.

89.3K 963 56
                                    

BAB INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA‼️

JIKA BELUM CUKUP UMUR 21+ SILAHKAN LEWATI BAB INI.

***

Nevan mengadahkan kepalanya ke atas seraya meremas pinggiran meja tempat ia bersandar.

“Shh! Good girl ....”

“Ogh ....”

Ruby berlutut di bawahnya, dengan kegiatan melahap bagian intim milik Nevan.

Mulut kecilnya itu di paksa untuk menganga, dan memberikan servis untuk pria itu.

Sedikit kualahan, namun Ruby semakin terbiasa.

Air liurnya menetes di permukaan dagu.

Menunduk ke bawah, Nevan justru semakin bergairah.

Baca kelanjutannya versi full di KaryaKarsa🫶🏻
Klik link di bio profil. Atau cari nama pena Livvyverse


***

Malam hari.

Stella dengan wajah kusutnya duduk di sebua bar kafe.

Padahal malam ini ia sudah memiliki janji bersama Ruby menonton konser musik.

Namun sialnya sahabatnya itu tidak ada kabar sama sekali. Bahkan Ruby tidak masuk ke kampus hari ini.

"Liat saja, aku akan mendiamkannya selama berhari-hari."

Stella benar-benar marah. Karena ia sudah memesan tiket konser tersebut di tempat paling dekat dengan panggung.

Bisa saja ia pergi sendirian, namun ia tidak mau. Stella benar-benar tidak memiliki teman yang sefrekuensi seperti Ruby lagi.

Pada akhirnya ia memilih untuk menenagkan diri di kafe ini. Duduk dengan segelas anggur, meredakan emosinya.

Sedang asyik dengan kegiatannya, mata Stella tidak sengaja menoleh ke arah samping.

Satu alisnya terangkat, melihat seorang pria baru saja datang dan duduk di deretan bar sebelahnya.

Bibirnya tersungging sinis. Dery adalah pria yang baru saja datang. Dengan berani Stella membawa gelas miliknya dan berpindah duduk mendekati pria itu.

"Apa segitu penasarannya kau denganku?" tanya Stella.

Dery yang baru saja memesan minum lekas menoleh ke arah Stella. Pria itu nampak bingung dengan ucapan Stella.

"Sudalah, tidak usah mengelak. Aku tahu selama beberapa hari ini kau menguntitku."

Pria yang di ajak bicara justru diam saja, melipat bibirnya rapat-rapat.

"Jika penasaran denganku, baiknya kau bilang langsung. Jangan bisanya menguntit, dude!" sarkas Stella lalu pergi meninggalkan Dery.

Kepergian Stella membuat serigai tipis di bibir Dery.

Sampai di tempatnya semula, Stella melihat ke arah Dery, mengangkat gelasnya seakan mengajak cheers.

Setelah itu Stella mengangkat tangan menunjukkan jari tengah miliknya.

Tak di sangka, Dery justru membalasnya. Namun pria itu membalas menggunakan dua jari, jari tengah dan jari telunjuk, naik turun mengejek Stella.

"Bastrad." Stella mendumal semakin kesal.

Berusaha ingin mengabaikan, ia mengalihkan pandangan ke arah lain.

Tiba-tiba mata tajam Stella melihat seorang pria lagi yang baru saja datang.

Pria itu memiliki tubuh yang sama tegap dan tinggi seperti Dery. Hanya saja tatanan rambutnya lebih panjang, lain dengan Dery yang tersisir rapih.

Akal bulus Stella muncul begitu saja. Ia bangun menghampiri pria itu dengan wajah menggodanya.

"Hai," sapa Stella.

Pria itu nampak terkejut, namun dengan cepat merespon Stella.

"Kau sendiri, atau ...."

Pria itu mengangguk. "Sendiri. Kau?"

"Sama sepertimu." Stella tersenyum manis.

Pria mana yang tidak terpesona dengan senyum manis, serta mata berkilau biru sepertinya?

Jelas saja pria itu langsung tertarik pada Stella.

Mereka berbincang-bincang, bercerita banyak hal. Saling berkenalan, Stella kembali mendapatkan mangsa baru.

Ternyata pria itu seorang pengusaha muda, yang melanjutkan bisnis orang tuanya.

Di sudut lain, Dery memperhatikan kedekatan Stella dan pria yang baru saja datang.

Berkali-kali Dery berusaha melihat ke arah lain, namun rasa penasarannya terus membuat kepalanya menoleh ke arah mereka.

"Apa dia semurah itu?" decih Dery melihat bagaimana Stella bedekatan.

Namun lagi-lagi pandangannya melihat ke arah Stella. Dan di detik berikutnya Derry mengumpat.

"Fucking bitch!"

Dery berdiri lalu berjalan ke arah mereka.

Rahangnya mengetat, melihat bagaiaman Stella sudah berpindah duduk ke pangkuan pria tersebut.

Sampai di sana, Dery menepuk pundak pria itu.

Bibir Stella tersenyum miring melihat kedatangan Dery.

"Turunkan wanita ini."

"Kau siapa?" tanya pria itu.

Baru saja pria itu bertanya, justru Dery mengambil tubuh Stella untuk turun.

"Hei!" pekik Stella saat tubuhnya di angkat oleh Dery.

"Apa-apaan kau ini!" Pria yang bersama Stella ikut meradang melihat Dery yang bertindak semaunya.

Dery justru membawa Stella keluar dari bar tersebut, meninggalkan pria itu.

"Kau sudah tidak waras?" tanya Stella menatap wajah Dery.

Terlihat bagaimana Dery bersikap, menjelaskan benar adanya pria itu penasaran dengan Stella.

Namun tidak tahu, apa tujuan dari Dery melakukan hal ini.

"Apa maumu, hum?" tanya Stella menyelidik wajah Dery.

***

Halo Hotgengs! Maap baru ada kabar.

Masih pada nungguin kisah daddy Nevan, kan?

***

🙈🙈

Maaf kalo kurang hot🤭

Jangan lupa vote nyaa‼️ trimikiciw

Ig @livvyverse_

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang