"Huum, aku sudah sampai."
Stella berjalan ke arah lift untuk segera naik ke lantai kamarnya.
"Benarkah?" ucapnya lagi melalui benda pipi yang ia genggam di telinga.
Stella tersenyum senang. Saat ini ia tengah melakukan panggilan telpon dengan seorang pria.
"Boleh saja. Kebetulan aku di sini lumayan lama," ujar Stella lagi.
Sampai di lantainya, Stella berjalan ke luar. Ia menyusuri lorong hotel, masih berbincang dengan pria di ponsel.
Pandangannya melihat ke arah depan, tepat di samping pintu kamarnya, terdapat seorang pria yang berdiri bersandar pada tembok.
"Iya, aku juga senang bertemu denganmu." Stella tetap berbicara dengan pria tersebut, mengabaikan Dery.
Pria itu yang berdiri di sebelah pintu kamar, seraya memasukkan kedua tangan di dalam saku celana.
Mengambil card lock kamarnya, Stella tidak memperdulikan keberadaan Dery.
"Thankyou .... Kau juga tampan." Stella saling memuji dengan pria tersebut.
Pintu kamarnya terbuka, dengan segera Stella masuk. Saat ia hendak menutup pintu, dari arah depan mendorong cukup kuat, menahan pintu tersebut tertutup.
Ia melihat Dery dengan tatapan jengah. Entah apa maksud pria itu melakukan hal seperti ini.
"Umm, Jimmy, aku sudah sampai di kamar. Aku ingin ke toilet sebentar, nanti kita lanjut telfonnya, oke ...."
Setelah mendapatkan balasan, Stella memutuskan panggilannya.
Dery kembali mendorong pintu, dan asal masuk begitu saja.
"Hei! Mau apa kau kemari?! Kau salah kamar!" Pekik Stella melihat Dery yang terus berjalan tanpa beban ke arah ranjang.
Stellah mendengus, ia menutup pintu terlebih dahulu dan menyusul Dery.
"Pria idiot! Sedang apa kau disini?!" Sentak Stella kini tak lagi memandang siapa Dery.
"Beraninya kau," ucap Dery membalik badan menatap Stella.
Wanita itu memutar bola mata malas, lalu menekuk kedua tangannya di dada.
"Apa kau tidak tahu waktu? Ini sudah hampir subuh, dan kau baru pulang?!"
Perkataan Dery sontak membuat Stella berdecih.
"Kau sedang simulasi menjadi suami yang posesif, begitu?"
Stella melepaskan jaket tebalnya dan menggantungnya dekat pintu.
"Pergilah. Aku malas melihat wajahmu."
Wanita itu memilih ke kamar mandi, ingin mencuci muka dan membersihkan tubuhnya sekali lewat.
Sepuluh menit Stella di kamar mandi, ia keluar dan mendapati Dery yang masih di kamarnya.
Kedua mata Stella membola, melihat sedang apa Pria itu saat ini.
"Kemari." Dery memanggil Stella untuk ke arahnya.
Stella yang hanya menggunakan handuk kimono lekas menggeleng.
"Aku tidak menginginkanmu, Dery. Jangan berpikir macam-macam!"
Melihat pria itu yang membuka celananya, Stella yakin jika pria itu ingin mereka kembali melakukan seks.
Stella sudah berjanji tidak akan mau lagi berhubungan badan dengan Dery. Apapun alasannya, dia sudah membenci pria itu.
Karena Stella yang tak mau mendekat, Dery melangkah maju ke arah wanita itu, dengan penis yang menggantung tak tertutup.
"Lihat!" Tunjuk Dery ke arah paha sebelah kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAHKU SUGAR DADDYKU
RomanceADULT ROMANCE, EROTIC ROMANCE, EKSPLISIT NARASI❤️🔥💋 [Harap bijak dalam memilih bacaan] TAHAP REVISI‼️ 📌FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Nevan tidak bisa menahan diri karena kemolekan serta kecantikan yang di miliki oleh Ruby -gadis yang sudah di angk...