Bab 19.

48.7K 1K 51
                                    

Di dalam mobil, Stella hanya diam saja tak bersuara. Bibirnya di lipat rapat, enggan mengeluarkan sepatah katapun.

Dery pun sedemikian. Ia menunggu wanita di sebelahnya mengiyakan ajakkannya untuk suatu rencana.

Merasa jengah akan kebisuan Stella, Dery berbicara kembali.

"Aku tambahkan lagi uangnya."

"Ini bukan masalah uang, bodoh!" umpat Stella dengan cepat membalas ucapan Dery.

"Lalu?" tanya Dery.

Stella menghela napas kemudian melirik kesal ke arah Dery tepat di sebelahnya.

"Hubunganku dengan keluarga tidaklah baik. Akan sangat aneh jika tiba-tiba aku mendekati mereka."

"Tidak juga, jika kau bersikap natural," tandas Dery lagi.

Ternyata pria itu memiliki maksud tersendiri mengikuti Stella beberapa hari ini.

Dan tadi, Dery sudah mengatakan apa keinginannya pada Stella.
Namun permintaannya itu masih belum di iyakan oleh sang wanita.

Sepertinya Stella ragu, walaupun bayaran yang di berikan oleh Dery bukanlah sedikit.

"Akan aku pikirkan nanti," putus Stella.

"Ayolah .... Hanya kau yang bisa melakukannya."

Stella memutar bola mata malas.
"Mana nomor ponselmu? Biar aku yang menghubungimu jika aku menerima pekerjaan ini."

Dery mengeluarkan dompet, memberikan kartu namanya kepada Stella.

Di terima dengan baik oleh sang penerima. Namun Stella kembali berbicara. "Jangan terlalu berharap. Karena aku sendiri masih ragu," tuturnya.

Dery mengangguk. Dan membiarkan Stella keluar dari mobil.
Pria itu sama sekali tidak menahan Stella untuk pergi.

Jarak sudah jauh dari parkiran mobil Dery, Stella mengumpat seraya menghentakkan kedua kakinya.

"Sial!" Stella sudah percaya diri jika Dery mengikutinya karena pria itu tertarik padanya.

Namun ternyata salah. Dery justru memiliki maksud lain. Dan itu membuat Stella kesal.

"Argh! Dery sialan."

Awalnya Stella mengira Dery mungkin ingin mengungkapkan isi hatinya, atau semacam mengajak Stella menjali hubungan.

Harapan Stella terlalu tinggi, untuk pria semacam Dery yang sulit di dekati. Tidak seperti pria yang biasa ia temui, Dery lebih pandai dan bijak mendekati wanita.

***

Pagi hari.

Ruby bangun terlebih dahulu. Pertama kali sosok yang ia lihat adalah Nevan.

Pria itu tidur terlentang di sebelahnya, bersama tangan yang di bentangkan menjadi bantal untuknya.

Nevan masih terpejam rapat, bersama napas teratur. Ruby tersenyum mengingat apa yang kemarin mereka lakukan.

Jika kalian menanyakan di mana keberadaan keduanya?

Mereka saat ini berada di hotel.

Nevan membawa Ruby untuk bermalam di hotel. Dan sampai saat ini pukul tujuh pagi mereka masih berada di sini.

Tersenyum akibat tersipu, Ruby justru memilih kembali menduselkan wajahnya ke arah ketiak Nevan.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang