Bab 18.

55.4K 984 61
                                    

WARNING‼️ BAB INI MENGANDUNG UNSUR KEGIATAN DEWASA.

HARAP SADAR AKAN USIA MASING-MASING🤭

JIKA CUKUP USIA, SILAHKAN LANJUT MEMBACA, GUNAKAN MUSIK DI ATAS UNTUK MENEMANI❤️‍🔥

Vote dan komen jangan lupa.

***

Nevan mengadahkan kepalanya ke atas seraya meremas pinggiran meja tempat ia bersandar.

“Shh! Good girl ....”

“Ogh ....”

Ruby berlutut di bawahnya, dengan kegiatan melahap bagian intim milik Nevan.

Mulut kecilnya itu di paksa untuk menganga, dan memberikan servis untuk pria itu.

Sedikit kualahan, namun Ruby semakin terbiasa.

Air liurnya menetes di permukaan dagu.

Menunduk ke bawah, Nevan justru semakin bergairah.

Wajah merah Ruby, dan mulutntanya yang penuh akan keperkasaanya, membuat Nevan tak kuasa mendesah.

Hingga pada saat lidah Ruby terulur keluar dan menjilat bagian ujung milik Nevan, tubuh Nevan semakin menegang, akan geli dan nikmat tiada tara.

Ruby kembali memasukkan benda itu ke dalam mulutnya. Serta tatapan mata yang naik menatap Nevan.

Menjilat bibirnya, Nevan akhirnya menangkap kepala Ruby. Ia menggerakkan kepala sang wanita untuk bergerak.

“Ahh!” Nevan semakin gencar melakukan itu. Sampai titik puncak itu datang.

Nevan menahan kepala Ruby, dan menyemburkan cairan kental di dalam tenggorkkan sang wanita.

Tidak membiarkan keluar meluber sedikitpun, Nevan sampai menahan rahang Ruby untuk tidak melepaskan kulumannya dulu.

“Mmmphhh!”

Saat Nevan mencabut, ia berkata. “Telan, By.”

Dan Ruby menurutinya. Ia menelan cairan asin dan asam tersebut sekali tegukan.

Nevan bernapas lega, ia mengusap bibir Ruby dengan ibu jarinya. Baru setelah itu mengangkat pundak Ruby untuk ikut berdiri.

Menyerang bibir Ruby, Nevan masih bisa merasakan sisa sisa cairan miliknya. Ia meremas bagian yang selalu menjadi favoritnya, sampai sang empu meleguh karena tindakannya.

Baca versi lengkapnya di KaryaKarsa🫶🏻
Klik link di bio profile, atau cari nama pena Livvyverse. Murah meriah 3000 rupiah🙏🏻

***

Malam hari.

Stella dengan wajah kusutnya duduk di sebua bar kafe.

Padahal malam ini ia sudah memiliki janji bersama Ruby menonton konser musik.

Namun sialnya sahabatnya itu tidak ada kabar sama sekali. Bahkan Ruby tidak masuk ke kampus hari ini.

"Liat saja, aku akan mendiamkannya selama berhari-hari."

Stella benar-benar marah. Karena ia sudah memesan tiket konser tersebut di tempat paling dekat dengan panggung.

Bisa saja ia pergi sendirian, namun ia tidak mau. Stella benar-benar tidak memiliki teman yang sefrekuensi seperti Ruby lagi.

Pada akhirnya ia memilih untuk menenagkan diri di kafe ini. Duduk dengan segelas anggur, meredakan emosinya.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang