Bab 32.

29.6K 1.1K 294
                                    

BAB INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA. BE WISE MEMILIH BACAAN, SESUAI UMUR‼️

GUNAKAN LAGU DI ATAS UNTUK SEMAKIN MENDAPATKAN FEEL YANG DALAM.

JANGAN LUPA UNTUK VOTE AGAR KETIKA TARGET TERCAPAI, BAB TERBARU AKAN LANGSUNG DI UPDATE💖

***

Langit malam di atas mereka seakan hidup, tarian cahaya aurora membentuk alur indah berwarna hijau, ungu, dan biru yang berkelap-kelip di angkasa.

Di kamar yang berdinding kaca itu, seorang wanita terpesona, menatap keajaiban alam yang terhampar di atas.

Nevan yang baru masuk dengan bawaan sebuah nampan mendekat ke arah kasur. Ia tersenyum melihat keberadaan Ruby, yang nampak takjub melihat pemandangan aurora di langit.

Menggunakan pakaian rajut dan kaos kaki putih, Ruby nampak mempesona di bawah pemandangan malam indah kala itu.

“Kau suka di sini?” tanya Nevan seraya mendudukkan tubuhnya di kasur.

Sadar keberadaan pria itu, Ruby lekas bangun dan menatapnya. Ia melihat nampan yang di bawa Nevan dengan isi dua gelas putih, juga kepulan asap.

“Coklat hangat,” ujar Nevan mengatakan apa yang ia bawa.

Ruby tersenyum, dan antusias mengambil segelas coklat hangat tersebut.

“Pelan pelan. Ini sangat panas, By ....” Nevan mengingatkan, takut jika bibir wanitanya melepuh.

Ruby dengan berhati hati menyeruput coklat hangat tersebut, serta meniupkannya beberapakali.

Nevan hanya melihat saja, belum ada niatan ingin meminum air tersebut.

Serasa cukup, Ruby meletakkan kembali di nampan. Barulah Nevan meletakkannya di meja dekat dengan ranjang tidur mereka.

“Kita harus mengabadikan momen ini, Dad.” Ruby mengambil ponselnya, dan membuka kamera depan.

Mereka melakukan selfie bersama, dan kemudian Nevan yang terus memotret Ruby.

Setelah cukup, mereka mulai duduk berdekatan dan melihat pemandangan aurora bersama sama.

Senyuman manis tak luntur di wajah Ruby sedari tadi.

“Terimakasih, Dad. Aku sangat bahagia di sini, bersamamu.” Ruby berkata.

Nevan mengangguk, serta membalas senyuman manis untuk sang wanita.

Ruby menatap aurora di langit dengan mata yang berkilauan, suaranya pelan dan penuh kekaguman. “Aku selalu bermimpi melihat ini secara langsung ... tapi aku tidak pernah menyangka, akan seindah ini. Seperti mimpi.”

Nevan menarik Ruby lebih dekat, memeluknya dari belakang, suaranya lembut di telinga wanitanya. “Keindahan ini tidak ada apa apanya dibanding dirimu. Bahkan aurora pun kalah mempesona saat aku melihatmu.”

Ruby tersenyum kecil, menyandarkan punggungnya ke dada Nevan, menikmati kehangatannya di tengah udara dingin

“Daddy selalu tahu cara membuatku tersenyum, ya?” Ruby merasa tersipu.

Tertawa pelan, mengencangkan pelukannya, mencium lembut puncak kepala wanitanya. Nevan kembali berkata.

“Tentu. Karena kau adalah alasan senyumku setiap hari. Kau membuat hidupku terasa penuh, seperti aurora yang mengisi malam ini dengan warna-warna indah.”

Ruby berbalik, menghadap pria, menatapnya dalam-dalam dengan mata yang berbinar-binar, bibirnya melengkung penuh kasih. “Daddy tahu? Bersamamu, bahkan hal sederhana pun terasa luar biasa. Dan di sini, di bawah aurora ini, aku merasa seperti sedang berada di film romantis yang sempurna.”

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang