Bab 45.

14.1K 747 106
                                    

Langkah Nevan berlari dengan sekuat tenaga untuk masuk ke dalam mansion.

Ekspresi wajahnya terlihat begitu tegang, sedari ia pergi meninggalkan perusahaan milik kakeknya.

Dery sang asisten memberi tahu sebuah kabar yang sangat mengejutkan untuknya.

Apalagi bersangkutan dengan istrinya, Nevan semakin di buat khawatir.

Masuk ke dalam lift, Nevan segera menekan tombol lantai kamar di lantai tiga.

Hanya memerlukan satu menit, Nevan tiba di langai tiga. Ia kembali berlari, melewati lorong kamar, hingga tiba di sebuah kamar.

"Ruby!" teriak Nevan setelah masuk.

Ia melihat di sana adanya sang istri terkulai lemah di atas ranjang.

Melangkah lebar, Nevan segera mendekat ke arah Ruby.

"Nevan," panggil Nicholas yang ternyata ada di sana. Pria paruh baya itu duduk menggunakan kursi rodanya.

"Apa yang terjadi pada istriku?!" tanya Nevan pada seorang wanita berjas putih di sebelah Nicholas.

"Nyonya Ruby pingsan, karena kelelahan. Darahnya juga rendah, ia perlu istirahat yang cukup, Tuan. Itu saya berikan cairan infus agar tubuhnya tidak kekurangan cairan."

Telinga Nevan mendengar perkataan dokter tersebut. Namun pandangan matanya menatap Ruby, menggenggam tangan wanita itu yang saat ini tengah di infus.

"Dan juga ...."

Mata Nevan langsung melirik tajam ke arah domter tersebut. Perkataan menggantung membuatnya kembali cemas.

"Istrimu hamil."

DEG!

Nevan mendengar jelas apa yang di cetuskan oleh Nicholas.

"Iya, Nyonya Ruby saat ini hamil. Memang belum pasti usia kehamilannya, tapi saya mengecek dari denyut nadi, dan area bawah perut, terlihat ciri-cirinya seperti wanita hamil. Mungkin ... kita bisa memastikannya ketika Nyonya sudah sadar."

Nevan masih terdiam, namun dengan perasaan yang meledak-ledak.

Apa tadi?

Istrinya hamil?

Benarkah?

"Air ...." Ruby meminta air karena begitu haus. Akhirnya wanita cantik itu sadar dari pingsan nya.

Nevan dengan sigap mengambil apa yang di minta oleh Ruby.

Dengan lembut Nevan mengarahkan gelas, seraya mengangkat sedikit kepala Ruby agar minum dengan benar.

"Kenapa Daddy pulang?" tanya Ruby.

Ia melihat ke arah Nicholas serta seorang wanita, yang ia yakin seorang dokter.

"Kau pingsan saat di halaman belakang, Ruby." Nicholas berusaha mengingatkan apa yang terjadi pada sang cucu menantu.

"Benarkah?" Ruby perlahan bangun untuk berposisi duduk.

"Nyonya, boleh saya bertanya?"

Menatap ke arah dokter, Ruby mengangguk perlahan.

"Kapan terakhir menstruasi anda?"

Ruby berpikir sejenak, barulah ia menjawab. "Sekitar, dua bulan yang lalu."

Nicholas tersenyum hangat, begitu juga dengan sang dokter. Namun tidak dengan Nevan.

"Sebaiknya, Nyonya pergi ke dokter obgyn."

"Untuk apa?" tanya Ruby yang masih polos, tak mengerti maksud dari doktet tersebut.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang