Bab 13.

88.1K 1.3K 46
                                    

Pagi hari, Nevan pertama kali yang membuka kedua mata. Mengusap wajah kasar, Nevan mencari keberadaan Ruby.

Ternyata wanita itu masih tertidur pulas di sebelahnya. Nevan membuka tirai jendela secara otomatis menggunakan remot. Seketika cahaya mentari pagi masuk ke dalam kamar yang di huni mereka.

Nevan menarik tubuh Ruby agar kembali masuk ke dalam dekapannya. Ia memeluk erat tubuh telanjang yang di balut selimut itu.

Ruby sedikit terusik. Ia masih begitu mengantuk, akibat semalaman begadang bersama Nevan.

Pria yang entah saat ini statusnya apa, semalaman dengan brutal menyetubuhi Ruby. Awalnya mereka bermain di ruang kerja pria Nevan, dan berpindah ke kamar Ruby.

Di kira sampai di kamar permainan sudah selesai, ternyata Nevan masih belum puas.

Sampailah Ruby terus mendesah akibat Nevan yang terus menggagahinya sampai waktu subuh.

"Enghh ...." Ruby mengrang terusik karena Nevan yang terus mengecup tengkuk leher belakangnya.

Kecupan itu di bubuhi oleh Nevan tanpa henti. Ia begitu candu akan tubuh wanita ini. Sepertinya akan sulit bagi Nevan jika harus berpisah bersama Ruby.

"Ck!" decak Ruby mulai kesal karena tidurnya terganggu.

Nevan tersenyum melihat Ruby yang jengkel karena keusilannya. Namun Nevan justru semakin mengecup kulit Ruby sampai pada bagian pundak dan bahu.

"Aaa .... Stop! Aku mau tidur." Ruby merengek bersama mata yang tetap tertutup.

Nevan semakin gemas. Ia berusaha menahan diri agar tidak mengganggu kenyamanan Ruby lagi.

Tiba-tiba, sebuah bunyi ponsel terrdengar.

Nevan mengambil ponsel di atas nakas tepat di sampingnya. Saat ia lihat ternyata itu ponsel milik Ruby.

Tanpa berpikir terlebih dahulu, Nevan mengangkat panggilan masuk dari Stella yaitu sahabat Ruby.

"Halo," sapa Nevan bersama suara beratnya.

"Mana Ruby?" tanya Stella to the point karena terkejut mendengar suara berat pria.

"Ruby masih tidur. Kenapa, Stella?"

Di sebrang telfon, Stella jelas terkejut mendengar pria yang mengangkat panggilan utnuk Ruby, ternyata mengenalnya.

"Tidur? Ruby tidur sama, Uncle?"

"Hmm, kenapa memang?" tanya balik Nevan yang pastinya semakin membuat Stella bingung.

"Tunggu, ini Uncle Nevan, kah?" tanya Stella memastikan.

"Hmm." Nevan kembali menjawab dengan deheman singkat.

"Oh! Maaf, Uncle. Stella pikir ... Ruby tidur ...." Stella tidak berani melanjutkan kata-katanya, takut di amuk oleh ayah dari sahabat.

"Umm ... yasudah, Uncle. Beri tahu Ruby saja, Stella menunggu dia di cafe dekat kampus."

Belum sempat menjawab, Stella sudah memutuskan panggilan telfon tersebut.

Nevan tidak ambil pusing, sehingga ia meletakkan kembali ponsel Ruby.

Ia beralih memeluk Ruby lagi, ingin menikmati waktu berdua mereka seperti ini.

Nevan juga tidak memiliki pekerjaan yang penting. Sehingga ia bisa pergi kapan saja.

***

Bangun dari tidurnya, Ruby berusaha mengumpuli nyawa.

Ia melihat ke sekitar kamar miliknya, mencari sosok pria.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang