Bab 37.

21.3K 1.2K 199
                                    

Tubuh Ruby berdiri mematung, menatap bagunan megah bak istana di negri dongeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Ruby berdiri mematung, menatap bagunan megah bak istana di negri dongeng.

Telapak tangannya terasa basah, saking gugupnya saat itu.

Pilar-pilar marmernya berkilau, dan jendela-jendela kaca yang besar memperlihatkan kilatan cahaya dari dalam. Ia tak bisa menahan rasa kagum yang mendalam, seolah waktu berhenti dan segala hal di sekitarnya menghilang, menyisakan dirinya dan bangunan megah yang memancarkan keanggunan yang tak terlukiskan. 'Ini seperti mimpi,' bisiknya, hatinya terpenuhi kekaguman."

Seorang wanita berpakaian serba putih datang mendekat ke arahnya. Bisa ia tebak wanita itu salah satu maid/pelayan di sana.

"Mari, saya antar Nona ke dalam."

Ruby mengangguk ragu. Ia berjalan mengikuti langkah wanita tersebut. Karena jika tidak, ia pasti akan tersesat, tidak tahu kemana arah yang benar di wilayah hunian seluas ini.

Pandangannya selalu melihat ke sekitar, betapa megah dan mewahnya mansion ini.

Ia pikir, dulu mansion tempat tinggalnya sudah terbilang mewah. Dan mansion ini bisa di bilang lima kali lipat lebih mewah dari mansion milik Nevan.

Bahkan pintu masuk nya begitu tinggi. Ruby seakan merasa masuk ke negri dongeng karena melihat bangunan tersebut.

Suara ketukan heelsnya terdengar nyaring di lantai.

Bangunan besar itu sangat sepi, tidak banyak orang yang berlalu lalang.

Tiba di depan lift, wanita tadi kembali mengarahkan Ruby untuk naik.

"Lift ini akan tiba di lantai tiga. Di sana Nona akan langsung bertemu dengan tuan besar."

Meneguk ludah, Ruby hanya bisa kembali mengangguk.

Pintu lift tertutup, meninggalkannya di dalam sendirian.

Ruby kembali melihat betapa mewah dan luxury lift itu.

TING!

Pintu lift terbuka menandakan Ruby sudah sampai.

Menarik napas, lalu membuangnya perlahan, Ruby ingin menenangkan diri agar tidak terlalu gugup.

Langkah kakinya menyusuri koridor luas di dalam mansion mewah itu. Ada beberapa guci antik yang di susun di sudut ruangan, serta beberapa lukisan lukisan mewah.

Tiba-tiba Ruby mendengar suara pria tertawa terbahak-bahak.

Suara pria itu menggelegar sampai membuatnya merinding.

"Apa aku salah lantai?" takut Ruby.

"Tapi tidak mungkin ...."

Ruby mulai panik. Ia memutuskan mencari sumber suara tersebut. Ia berjalan hingga menemukan sebuah pintu.

Dari tempatnya berdiri Ruby semakin mendengar jelas suara tawa yang sangat nyaring.

Pintu tesebut tidak tertutup rapat. Ruby berinisiatif untuk mengintip terlebih dahulu.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang