Bab 08.

110K 1.5K 52
                                    

Membawa tubuh Ruby ke dalam kamar, Nevan dengan perlahan meletakkan tubuh wanita itu ke tengah kasur.

"Tunggu di sini," ucap Nevan.

Setelah melepaskan celana dalam milik Ruby, Nevan pergi dari hadapannya.

Ruby terdiam, masih sedikit syok dengan apa yang barusan mereka lakukan.

Mengingat bagaimana sentuhan jemari nakal Nevan pada vaginanya, membuat Ruby menggigit bibir sendiri.

'Oh! My,' desis Ruby dalam hati.

Bagaimana bisa ia menolak pesona Nevan jika pria itu sangat menggairahkan.

Ruby sama sekali tidak mengingat perasaan antara mereka sebagaimana dulu menjadi ayah dan anak.

Kali ini perasaan Ruby sudah menganggap Nevan seorang pria dewasa yang sudah matang, dan menggetarkan hatinya, begitu juga dengan nafsu yang ia miliki.

Sedang sibuk bersama pemikirannya, Nevan datang membawakan sebuah celana ganti untuk Ruby yang ia ambil di lemari.

"Daddy bantu pakaikan celana," ucap Nevan.

Ruby mengerjap seketika. "Umm ...."

Kakinya ia tarik ke atas, bersama tubuhnya yang bangun.

"Ingin ke kamar mandi terlebih dahulu, Dad ...."

Nevan segera mengangguk. "Ayo," ajak Nevan.

"T-tidak ... biar Ruby sendiri saja," tolak Ruby.

Ruby menurunkan kedua kakinya dan pergi meninggalkan Nevan.

Senyuman tipis muncul di bibir Nevan, melihat bokong sintal Ruby yang bergerak saat berjalan.

Pintu kamar mandi tertutup, Nevan seakan bernapas lega.

Ia mengusap wajahnya dengan kasar. "Oh!"

Nevan merasa frustasi saat ini.

Perasaannya dengan Ruby semakin jadi. Apa yang harus ia lakukan untuk sang anak angkat?

Dua kali mengusap wajah, Nevan tercium aroma khas dari jemarinya.

Terkekeh, Nevan mengingat jika di jarinya bekas membelai kewanitaan Ruby.

Aroma vagina milik Ruby jelas masih membekas, sebab ia belum mencuci tangan.

Di hirup kembali aroma alami yang menurutnya harum, Nevan sungguh di buat gila oleh Ruby, wanita berstatus anak angkatnya.

Di dalam kamar mandi, Ruby kembali merasa gugup.

Ia sudah selesai akan buang air kecil dan membersihkan vaginanya. Namun untuk keluar, ia merasa gugup karena akan membali berhadapan dengan Nevan.

Ruby berpikir apakah setelah ini mereka akan melanjutkan kegiatan yang lebih intim?

Mengendus aroma napasnya, Ruby harus memastikan jika bau mulutnya tidak bau.

"Aish!" decak Ruby menyadari kebodohannya.

Menenangkan diri, Ruby akhirnya memutuskan untuk segera keluar dari kamar mandi.

"Astaga!"

Ruby terkejut dengan keberadan Nevan yang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Maaf, Daddy tidak berniat mengagetkanmu."

Ruby mengusap dadanya merasa benar-benar terkejut.

Nevan mengusap puncak kepala Ruby, lalu berjongkok perlahan.

Ruby kembali tersentak melihat Nevan berjongkok di bawahnya.

"Angkat kakimu, By."

Kini Ruby tahu apa maksud Nevan.

AYAHKU SUGAR DADDYKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang