Part 08»Berangkat Bareng

28 2 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 malam, namun Tenggara nampaknya masih setia duduk di meja belajarnya, membuka lembaran buku tebalnya sambil menuliskan catatan penting atau coretan rumus di bukunya. Bukan hal aneh lagi jika Tenggara sangat anteng di meja belajar, sudah dibilang kan dirinya itu ambis. Sebenarnya mata Tenggara sudah sangat terasa berat, beberapa kali Tenggara menguap dan menahan matanya yang hampir tertutup akibat mengantuk. Jangan, dia tak boleh tidur sebelum dia bisa menguasai materi. Hari menjelang olimpiade sebentar lagi dan dirinya masih belum menguasai semua materi, jangan sampai hasilnya mengecewakan. Tenggara tak mau mengecewakan keluarga, guru, dan sekolahnya. Maka dengan penuh semangat Tenggara menahan kantuknya dan tetap fokus pada tumpukkan buku-buku tebal di hadapannya.

Pukul 10.30 malam, Tenggara baru menyelesaikan soal-soal latihan untuk persiapan dirinya mengikuti olimpiade matematika. Sepertinya itu cukup untuk hari ini. Karena mata Tenggara sudah tidak bisa diajak terbuka lebar dan badannya pun mulai terasa tak enak, Tenggara membereskan buku-buku dan alat belajarnya serta tak lupa mematikan lampu belajarnya. "Akhirnya selesai.", ucapnya sambil berlalu dari meja belajar berjalan menuju ke kamar mandi untuk cuci muka, cuci kaki, gosok gigi, dan wudhu. Setelah selesai dengan ritual sebelum tidurnya, Tenggara segera naik ke atas tempat tidurnya dan mulai merebahkan tubuhnya. "Good night Ara. Lo hebat hari ini.", ujarnya pada dirinya sendiri dan tak lama mulai terdengar deru nafas teratur, rupanya Tenggara sudah mulai terlelap dan memasuki alam mimpi.


Drrtttt.... Drrtttt..... Tenggara yang tengah terlelap terusik kala dirinya mendengar suara sesuatu yang bergetar yang tak lain berasal dari HP-nya. Tenggara lupa tak mematikan mobile datanya, makanya banyak notif yang masuk dari aplikasi berlogo hijau. Tenggara meraba HP-nya yang dia simpan di atas nakas dengan sebelah tangannya. Matanya menyipit melihat layar HP yang memancarkan cahaya silau, maklum bangun tidur langsung buka HP. Segera saja Tenggara membuka aplikasi berlogo hijau, takut-takut ada kabar dari gurunya mengenai olimpiade atau tugas. Namun, matanya langsung terbuka lebar kala dia melihat pesan paling atas yang baru masuk beberapa menit yang lalu. Apakah dirinya tak salah lihat? Pesan dengan kontak bernama Kak Utara ada di barisan paling atas dengan jumlah pesan 2 yang masuk beberapa menit yang lalu. Tenggara melirik ke arah jam, waktu baru menunjukkan pukul 03.00 pagi, ada apa Utara menghubunginya pagi-pagi begini, apa ada keperluan penting sampai-sampai pagi-pagi buta begini mengiriminya pesan. Tanpa banyak berfikir, Tenggara membuka pesan dengan kontak bernama Kak Utara.

Kak Utara

Assalamu'alaikum, sv Utara
Besok sy jemput jam 06.30, berangkat
bareng sy ke sekolh sekalian sy mau ke rmh tmen


Tenggara semakin dibuat melotot kala dirinya membaca pesan dari Utara. Mimpi apa dia bisa dichat oleh seorang Utara Galaksi Sebastian? Diajak berangkat bareng lagi. Tak ingin membuat si pengirim pesan menunggu lama dan lagipula Tenggara tak suka menumpuk chat, lantas Tenggara buru-buru saja mengetikkan balasannya pada Utara.

Kak Utara

Assalamu'alaikum, sv Utara
Besok sy jemput jam 06.30, berangkat
bareng sy ke sekolh sekalian sy mau ke rmh tmen

Wa'alaikumsalam, iyaa kak


Sebenarnya sudah cukup lama kontak Utara tersimpan di HP Tenggara, hanya saja Tenggara tak pernah sekali pun berkomunikasi dengan Utara, dia hanya mentok punya kontak Utara. Dan niat awal Tenggara menyimpan nomor Utara juga bukan untuk pdkt atau apa, dia iseng saja menyimpan nomor Utara. Eh tanpa disangka, Utara lah yang pagi ini mengawali komunikasi dengan Tenggara lewat chat. Tak berselang lama, terdengar kembali getaran dari ponsel Tenggara, rupanya itu notifikasi balasan dari Utara, wah fast respon sekali.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang