Part 28»Cemburu?

13 3 0
                                    

Tenggara tengah berasa di ruang tamu sekarang. Rebahan di sofa sambil matanya fokus menatap ke layar televisi di hadapannya yang tengah menayangkan kartun si kembar botak. Sejak dijenguk oleh Utara, kondisi Tenggara memang jadi lebih baik. Bahkan, yang tadinya Tenggara mengeluh pusing, justru sekarang terlihat seperti sudah sangat sehat, wah efek Utara memang benar-benar mengubah Tenggara ya.

"Aku meriang, aku meriang, merindukan kasih sayang.", Mamah Senja bernyanyi dari dapur dengan sedikit berteriak yang membuat Tenggara yang tengah berada di ruang tamu mendengar nyanyian mamahnya itu.

"Mamah nyindir Ara?", tanya Tenggara saat sang mamah ikut duduk di sofa yang ada di samping sofa yang Tenggara tempati.
"Siapa yang nyindir? Nggak ada tuh. Kalau ngerasa kesindir ya maaf.", jawab Mamah Senja yang membuat Tenggara mengerucutkan bibirnya.

"Ternyata sembuhnya harus dijenguk Uta toh.", ucap Mamah Senja yang membuat Tenggara langsung merubah posisi rebahannya menjadi duduk.
"Ishh mamah ini apaan sih, ngawur.", elaknya, padahal dalam hatinya Tenggara berkata iya.
"Iyain aja.", jawab Mamah Senja datar sambil mengupas kacang rebus.

______________________________________

"Lho Ara nya mana? Kok gak ikut sama kamu Ta.", tanya Uma Fara pada anak sulungnya yang baru saja pulang setelah tadi pagi izin kepadanya untuk pergi ke rumah Tenggara.

"Aranya sakit Uma. Uma bikin kuenya dibantu sama Uta aja.", jawab Utara sambil tangannya bergerak mengambil apron yang tergantung di dekat lemari piring lalu memakainya.
"Yahh, padahal Uma lagi pengen bikin kue sama calon mantu.", ucap Uma Fara yang seketika membuat Utara tersedak ludahnya sendiri.

"Kamu ini kenapa toh Ta, keselek ludah mulu tiap Uma ngebahas soal Tenggara.", Uma Fara kembali membuka suara setelah sebelumnya menyerahkan gelas berisi air mineral kepada Utara. Utara lantas menerimanya dan meminumnya.
"Gapapa Uma, Uta lagi batuk aja.", jawab Utara beralasan yang hanya dibalas gelengan heran oleh Uma Fara.

"Uta mau bantuin Uma kan?", tanya Uma Fara yang dibalas anggukan semangat oleh Utara.
"Yaudah Uma minta tolong beliin telur ½ kg ke warung depan, takut kurang ngembang adonannya.", pinta Uma Fara yang langsung disanggupi oleh Utara.

"Ini uangnya, kembaliannya beliin vanili ya Ta.", Uma Fara menyerahkan uang dua puluh ribu ke Utara.
"Mangga Uma.", jawab Utara kemudian dirinya segera pergi menuju ke warung di depan untuk membeli apa yang umanya katakan. Tak lupa, sebelum pergi dirinya melepas apron yang dia kenakan terlebih dahulu.

______________________________________

Telur ½ kg dengan vanili sudah Utara dapatkan sesuai pesanan sang uma. Langkahnya yang akan memasuki gerbang rumahnya terhenti ketika dirinya melihat orang berbaju loreng seperti tengah mencari sesuatu. Merasa orang tersebut sepertinya butuh bantuan, dirinya yang sudah berdiri di depan pagar rumahnya dan tinggal masuk ke dalam kembali membalikkan badannya dan menghampiri orang berbaju loreng itu.

"Assalamu'alaikum, maaf masnya cari apaan ya?", tanya Utara dengan diawali salam terlebih dahulu.
"Wa'alaikumsalam. Saya cari rumah.", jawab orang tersebut.

"Oh masnya mau ngontrak ya? Setau saya di sini gak ada kontrakan sih mas.", Utara menebak yang membuat dahi orang di depannya berkerut tanda merasa aneh dengan apa yang diucapkan oleh Utara.
"Bukan, maksud saya tuh, saya lagi nyari rumah seseorang.", jawab orang di depan Utara yang membuat Utara beroh ria sambil sedikit menampilkan senyumannya.

"Oalah, rumah siapa kalau boleh tau? Barangkali saya bisa bantu.", tanya Utara berusaha membantu orang tersebut.
"Oh iya, sebelumnya perkenalkan nama saya Utara, panggil Uta aja.", lanjut Utara memperkenalkan diri ketika merasa tak mendapat respon dari orang di depannya.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang