Part 31»Confess

12 4 0
                                    

Adanya tugas kelompok membuat hari Minggu Tenggara tak bisa santai. Apalagi, Adel yang kebetulan memang satu kelompok dengannya sudah datang sejak jam 06.00 dini hari, itu mau kerja kelompok atau numpang sarapan punten?

Tenggara menatap malas sahabatnya yang tengah nangkring di sofa kamarnya sambil menampilkan cengiran ke arahnya. Semalam Tenggara menamatkan novel yang baru saja dirinya beli tiga hari yang lalu hanya karena dirinya ingin tau endingnya, ternyata sangat membagongkan, sad ending jancuk.

Efek gadang menyebabkan jam tidur Tenggara terpotong, hal itu menjadikan Tenggara kembali bergulung dengan selimutnya sehabis shalat Subuh. Niatnya akan bangun jam 06.30-an karena janjian kerja kelompok dengan anggota kelompoknya jam 07.00. Tapi sepertinya rencana Tenggara gagal karena jam 06.00, Adel mengobrak-abrik selimutnya dan membangunkannya hingga berujung Tenggara yang niatnya bangun sedikit siangan, kini sudah rapi ke luar dari walk in closetnya sambil menatap Adel dengan tatapan setajam pedang Mihawk di One Piece.

"Rusuh.", ucapnya sarkas.
"Yaelah Ra, sorry. Lagian gue rajin nih.", jawab Adel sambil menampilkan cengirannya.

"Orang mana yang kerja kelompok subuh-subuh sih Del?", tanya Tenggara heran sambil membereskan meja belajarnya dan memisahkan buku yang akan mereka gunakan nanti saat kerja kelompok.
"Ada, gue orangnya. Gue gabut di rumah, mamah gue juga gak pulang bjir, sekalian numpang sarapan ya.", jawab Adel santai yang hanya dibalas deheman malas oleh Tenggara.

______________________________________

Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00, kini Tenggara dan anggota kelompoknya yang lain sedang melakukan kerja kelompok di gazebo belakang rumah Tenggara. Kelompok Tenggara terdiri dari 4 orang yaitu Tenggara, Adel, Naza, dan Amima.

Setelah tugas yang diperintahkan oleh guru mapel selesai dikerjakan, sekarang mereka tengah menikmati jamuan yang diberikan oleh Mamah Senja sambil menatap kolam ikan yang ada di depan gazebo yang tengah mereka duduki sekarang. Tak jarang obrolan-obrolan random ke luar dari salah satu mulut mereka membuat mereka tertawa lepas karena merasa lucu.

"Eh Ra, lo suka baca novel juga ternyata.", celetuk Naza saat netranya tak sengaja melihat Tenggara tengah membaca novel di salah satu aplikasi membaca berlogo orange.
"Hm, udah lama.", jawab Tenggara tanpa mengalihkan pandangannya dari HP yang menampilkan deretan kalimat yang bagi sebagian orang yang melihatnya akan mengatakan jika itu kegiatan yang membosankan, tapi justru kebalikannya bagi Tenggara.

"Wah, gue kira orang pinter kek lo gak suka baca selain buku pelajaran.", ucap Naza yang membuat Tenggara menghela nafasnya. Tenggara aneh saja, kenapa orang-orang memandangnya seperti bukan orang normal. Dirinya normal lah, tak selamanya belajar.
"Gue bukan Albert Einstein kalau lo lupa.", jawabnya santai.

"Lo lagi baca cerita apa? Kebetulan gue juga pengguna aplikasi wattpad tuh.", tanya Naza antusias bak menemukan bala pasukan baru. Dirinya hanya senang saja ada teman yang se-frekuensi sekaligus satu hobi dengannya.

"Tentang orang yang terluka jiwa dan raganya tapi selalu terlihat biasa saja di hadapan orang-orang.", jawab Tenggara, netranya masih fokus ke tulisan-tulisan yang ada di layar ponselnya.

"Wah, gue tau tuh cerita apa. Gue juga udah simpen ke perpus cuma gue belum baca karena belum paham. Kasih spoiler dong.", jawab Naza dengan air muka yang sangat kentara sekali terlihat bersemangat dan antusias.

"Baca aja sendiri, tadi gue udah spoiler dikit. Kalau gue spoiler lagi gak akan seru dong.", jawab Tenggara yang membuat Naza segera mengambil ponselnya dan membuka aplikasi wattpad miliknya.

Sejak obrolan Tenggara dan Naza yang berlangsung sekitar 10 menit yang lalu, Adel nampak tak tertarik karena kurang mengerti, sangat bukan servernya. Jadinya dia lebih memilih menimang Boby---kucing peliharaan Tenggara sambil mengobrol dengan Amima.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang