Pukul 11.00 Tenggara ke luar dari ruangan 2--- tempat dirinya melaksanakan ujian sekolah sejak hari Senin. Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan ujian sekolah. Tenggara ke luar dari ruangan sambil menghela nafas, merasa lega sekaligus bangga pada dirinya sendiri yang sudah berhasil mengerjakan soal ujian sekolah dengan sangat baik dari hari pertama sampai hari terakhir yaitu hari ini. Setelah membawa tasnya yang dikumpulkan di luar ruangan dan menggendongnya, Tenggara langsung melangkahkan kakinya sambil menempelkan benda pipih pada telinganya.
Selang beberapa detik setelah Tenggara menekan tombol panggilan pada kontak seseorang, panggilan pun tersambung.
"Assalamu'alaikum Zev."...
"Wa'alaikumsalam, kenapa kak?"...
"Hari ini kita bimbingannya di perpustakaan lagi aja ya."...
"Oh iya kak, siap."...
"Aku tunggu di perpustakaan ya. Assalamu'alaikum."...
"Iya kak, wa'alaikumsalam."...
Tepat setelah orang di seberang sana menjawab salam yang diucapkan oleh si penelepon yang tak lain adalah Tenggara, sambungan telepon dimatikan sepihak oleh Tenggara. Cuaca yang panas membuat Tenggara tak berlama-lama lagi, kakinya segera saja melangkah menuju ke perpustakaan, tempat di mana dia akan membimbing Zeva seperti yang sudah diinformasikan kepada adik kelasnya itu barusan lewat sambungan telepon.
______________________________________
"Perkembangan kamu cukup baik Zev, tinggal ditingkatkan lagi aja penguasaan materi tentang bangun ruang sisi lengkungnya. Sering diasah lewat latihan soal itu akan sangat membantu. Nanti aku kasih deh file-file latihan soalnya lewat chat.", ucap Tenggara sesaat dirinya sudah selesai membimbing adik kelasnya---Zeva sekitar 2,5 jam.
"Iya kak, makasih udah selalu bimbing Zeva. Do'ain semoga Zeva bisa juara kek Kak Ara.", jawab Zeva sambil menampilkan senyuman ramahnya.
"Sama-sama. Pasti dong selalu dido'ain, btw olimpiadenya dua mingguan lagi kan? Mungkin hari ini bimbingan terakhir kita, soalnya kalau mendekati hari-H biasanya dibimbing sama guru pengampu yang pastinya lebih intensif lagi bimbingannya. Tapi kalau kamu mau, bisa hubungin aku kapan aja, kita bisa belajar bareng. Pokoknya, semangat terus buat Zevaa.", Tenggara memberi semangat pada adik kelasnya itu sambil senyuman manisnya tercetak jelas dan indah di bibirnya yang berwarna pink.
"Ternyata Kak Ara ini asik ya.", celetuk Zeva sambil tangannya bergerak membereskan buku-buku dan alat tulis yang sudah selesai digunakan olehnya selama bimbingan dengan Tenggara tadi.
"Emang kamu nyangkanya gimana? Judes? Galak?", tanya Tenggara sambil memfokuskan dirinya ke arah Zeva."Sebenernya pas awal-awal, Zeva nyangkanya Kak Ara itu bakal galak hehe, maaf ya kak.", jawab Zeva sambil tersenyum kikuk. Bukannya marah atau apa, Tenggara justru nampak santai dan tertawa renyah.
"It's oke, udah biasa juga. Berarti kamu ketipu sama coverku Zev.", jawabnya. Setelah selesai membereskan buku-buku dan peralatan yang dipakai selama bimbingan, kedua remaja berbeda angkatan itu kemudian berjalan beriringan ke luar dari perpustakaan."Zeva duluan ya kak, bye.", ucap Zeva sambil melambaikan tangan ke arah Tenggara setelah mereka ke luar dari perpustakaan dan selesai memakai sepatu.
"Salamnya ketinggalan Zev.", koreksi Tenggara.
"Oh iya hehe. Zeva duluan ya kak, assalamu'alaikum.", ulang Zeva, kali ini dia tak lupa menyelipkan ucapan salam pada kalimat pamitannya.
"Iya hati-hati, wa'alaikumsalam.", jawab Tenggara sambil tangannya membalas lambaian tangan dari Zeva.______________________________________
Niat Tenggara yang akan pulang sepertinya harus tertunda kala panggilan yang berasal dari gurunya yaitu Bu Yani terdengar di indera pendengarannya. Tenggara yang kala itu sudah akan berjalan menuju ke parkiran siswa-siswi khusus mobil, lantas berbelok terlebih dahulu ke depan ruang guru, tempat di mana Bu Yani yang tengah berdiri tadi memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggara & Utara
Teen FictionApa jadinya jika Tenggara, si cewek introvert dan anti dengan yang namanya jatuh cinta berubah 180° menjadi jatuh cinta sedalam-dalamnya pada sosok Utara yang merupakan anak guru ngajinya. Sayangnya, Tenggara hanya bisa mencintai dalam diam sosok Ut...