Tenggara menatap pantulan dirinya yang sudah rapih dengan seragam putih abunya di depan cermin full bodynya. Hari ini tepat 3 bulan Tenggara menjadi bagian dari pelajar K-One setelah seminggu pertama melaksanakan MPLS dan ditutup oleh Bela Negara yang dilatih dan dibimbing langsung oleh TNI.
Bela negara yang dilakukan selama dua hari itu sangat berefek pada wajah Tenggara yang kembali menjadi seperti arang sama halnya ketika dirinya ikut paskibra di SMP dulu. Ya gapapa sih, paskibra itu kan tidak takut hitam, bukan? Adel sendiri hanya mengikuti bela negara selama satu hari karena di hari keduanya dia tepar dan izin tidak masuk. Sementara Tenggara full mengikutinya selama dua hari.
Tenggara bersyukur, dirinya bisa melewati rangkaian MPLS itu dengan baik dan sekarang dirinya sudah benar-benar menjadi siswi K-One jurusan AK, siapa yang tak bangga? Tenggara jelas bangga. Walaupun menjadi bagian dari K-One itu tak semudah yang dibayangkan alias banyak capeknya, tapi rasa capek itu terbayar sudah sekarang.
Dari mulai seleksi yang hanya dipilih 500 saja dari 800 lebih yang mendaftar, proses daftar ulang, MPLS yang diakhiri oleh bela negara yang membuat Tenggara tepar dan sekarang dirinya sudah resmi menjadi bagian dari K-One. Tenggara tertawa saat pikirannya flashback ke 3 bulan yang lalu, ternyata semua itu sudah dilalui olehnya, kok seperti baru kemarin ya, padahal itu sudah 3 bulan yang lalu.
Tenggara segera ke luar dari kamar setelah sebelumnya menyampirkan tas gendong hitam di pundaknya. Sambil menuruni tangga, benda pipih berlogo apel digigit itu dia tempelkan di telinganya tanda bahwa dirinya tengah menerima panggilan telepon dari seseorang.
"Assalamu'alaikum. Kenapa Del?"....
"Wa'alaikumsalam. Gue boleh bareng lo gak? Ban motor gue kempes, nanti gue traktir sarapan di kantin, katanya ada menu baru."....
"Oke, gue jemput lo sekarang."....
"Kalau lo mau sarapan dulu gapapa, baru jam 06.00 juga."....
"Sayang kalau traktiran ditolak."....
"Iyalah tu. Makasih ya Ra, gue tunggu. Assalamu'alaikum."....
"Hm, wa'alaikumsalam."....
Setelah panggilan terputus, Tenggara memasukkan HP-nya ke dalam saku almamater jurusannya yang berwarna orange. Sangat cerah bukan? Tenggara selalu berfikir positif, mungkin sengaja warna almamater jurusan AK orange supaya otaknya tetap cerah walaupun jurnal penyesuaian sangat memusingkan.
"Ra sarapan dulu.", teriak Mamah Senja dari arah dapur. Mendengar teriakan sang mamah, Tenggara segera melangkahkan kakinya menuju ke dapur sekedar berpamitan terlebih dahulu."Ara sarapan di sekolah aja mah, udah janjian sama Adel.", jawab Tenggara saat sudah sampai di dapur. Tenggara mengambil tupperware botol lalu mengisinya sampai penuh di dispenser yang ada di dapur. Setelah terisi penuh, Tenggara memasukkan botol air itu ke dalam tasnya.
"Gak mau sarapan di rumah aja sama ayah sama mamah?", tanya Ayah Fajar yang kebetulan sudah duduk nangkring di atas kursi meja makan sambil menikmati teh manis dan kripik pisang.
"Ara udah janji sama Adel. Ara juga mau jemput Adel dulu, mau berangkat bareng soalnya.", jawab Tenggara sambil mencium tangan mamah dan ayahnya."Ara pamit ya, assalamu'alaikum.", pamitnya pada kedua orang yang sangat Tenggara sayang.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati.", Mamah Senja dan Ayah Fajar kompak menjawab salam, diakhiri dengan kata-kata pengingat dari Ayah Fajar mengingatkan agar Tenggara hati-hati.
Tenggara menaikkan jempolnya atas ucapan Ayah Fajar sambil kakinya terus melangkah menuju ke garasi untuk mengeluarkan mobil yang akan dirinya pakai ke sekolah hari ini.______________________________________
"Gimana perkembangan lo sama Kak Uta?", tanya Adel membuka obrolan antara keduanya. Saat ini Tenggara dan Adel tengah berada di kantin K-One sambil menikmati nasi goreng seafood yang katanya adalah menu baru di kantin.
"Ya gitu, gue suka dia, dia gak suka gue.", jawab Tenggara sambil tangannya sibuk menyuapkan sendok berisi nasi goreng ke dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggara & Utara
Fiksi RemajaApa jadinya jika Tenggara, si cewek introvert dan anti dengan yang namanya jatuh cinta berubah 180° menjadi jatuh cinta sedalam-dalamnya pada sosok Utara yang merupakan anak guru ngajinya. Sayangnya, Tenggara hanya bisa mencintai dalam diam sosok Ut...