Part 12»Keanehan Ayi

39 3 0
                                    

Jika hari Senin biasanya adalah hari keramat sekaligus hari yang paling dibenci oleh Tenggara, maka berbeda dengan hari Senin kali ini. Tenggara yang biasanya selalu mengeluh panas dan mengumpat berbagai kata-kata mutiara di hatinya, Senin kali ini Tenggara tak henti-hentinya tersenyum manis saat mendengarkan amanat pembina upacara.

"Hari Kamis kemarin, keempat teman kita mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade. Dan teman-teman kalian berhasil mengharumkan dan membanggakan sekolah kita.", ucap Pak Edy yang merupakan kepala sekolah sekaligus dirinya hari ini menjadi pembina upacara. "Silahkan kepada ananda Tenggara Agatha Kejora dari kelas VII C, Muhammad Farel Agaskar dari kelas VII A, Aksaziel Satrio Geralin dari kelas VII D, dan Ghea Fauzia dari kelas VII A untuk maju ke depan.", sambung Pak Edy menyebutkan siswa-siswi yang menjadi pemenang olimpiade kemarin. Keempat murid yang namanya disebut pun memisahkan diri dari barisan kelasnya dan berjalan beriringan menuju ke depan. Terdengar suara tepuk tangan meriah dari para peserta upacara sekaligus dari para guru-guru.

"Nah anak-anakku sekalian, keempat teman kalian yang sekarang ada di depan ini berhasil membawa pulang kemenangan dan mengharumkan nama sekolah kita. Di sebelah kanan ada Tenggara, dia berhasil menjadi pemenang pertama dalam olimpiade matematika, di sebelahnya ada Farel yang berhasil menjadi pemenang kedua dalam olimpiade fisika, di sebelahnya ada Aksa yang berhasil menjadi pemenang pertama dalam olimpiade biologi, dan di ujung ada Ghea yang berhasil menjadi pemenang ketiga dalam olimpiade kimia. Sekali lagi beri tepuk tangan yang meriah sebagai apresiasi untuk teman-teman kalian.", Pak Edy dengan semangat menggebu menyampaikan peraihan dari keempat siswa yang mengikuti olimpiade.

Tepukan tangan kembali terdengar sangat meriah di seluruh penjuru lapangan SMP Cakrawala, membuat Tenggara dan ketiga temannya tak henti-hentinya tersenyum sekaligus bersyukur karena telah berhasil membanggakan sekolahnya.

Tenggara bukan sombong atau merasa paling hebat karena berada di depan, dirinya hanya ingin semua siswa dan siswi SMP Cakrawala termotivasi atas kejuaraan yang dirinya berserta ketiga temannya torehkan. Siapa tau kan tahun depan makin banyak yang mewakili sekolahnya dalam mengikuti olimpiade dan banyak juga yang membanggakan dan mengharumkan nama SMP Cakrawala dengan berhasil menjadi juara.

"Mari kita dengarkan sambutan singkat dari perwakilan keempat siswa-siswi yang berhasil menjadi pemenang olimpiade. Silahkan mau siapa yang memberikan sepatah atau dua patah sambutan?", ucap Pak Edy mempersilahkan perwakilan dari keempat siswa-siswi yang ada di depan untuk menyampaikan sambutannya berupa kesan dan pesan mengikuti olimpiade.

"Lo aja Ra, gue suka belibet ngomongnya apalagi ini di depan semua warga SMP Cakrawala, nervous gue.", ucap Farel pada Tenggara. Terlihat sekali jika Farel tengah menahan kegugupannya, nampak dari tangannya yang tidak bisa diam dan berkeringat.

"Gak lo aja Ghe? Lo kan jago public speaking.", Tenggara menghiraukan terlebih dahulu Farel yang menyuruh dirinya saja yang memberikan sambutan. Sebenarnya Tenggara bisa saja langsung maju dan menyampaikan sepatah dua patah kalimat sebagai sambutan, hanya saja di sini bukan hanya dia yang menjadi tokohnya, maka dari itu Tenggara terlebih dahulu menawarkan kepada yang lain, termasuk kepada Ghea yang memang notabenenya jago public speaking.

"Lo aja Ra, suara gue lagi serak. Aksa juga setuju kok kalau lo aja yang sambutan, dia males katanya. Lo tau sendiri kan gimana introvertnya seorang Aksa.", balas Ghea, dirinya memang tidak berbohong mengenai suaranya yang serak, itu asli. Selain mahir dalam mata pelajaran kimia, Ghea juga mahir dalam bernyanyi, mungkin Ghea serak akibat terlalu banyak latihan menyanyi.

"Yaudah gue yang ngasih sambutan.", putus Tenggara sambil segera maju ke depan mendekati microfon. "Sudah diputuskan siapa yang akan memberi sambutan?", tanya Pak Edy ketika melihat Tenggara yang maju mendekatinya. "Sudah pak, saya yang akan memberikan sambutan.", jawab Tenggara tak lupa dengan menunjukkan senyuman manisnya. Pak Edy kemudian memberikan microfon kepada Tenggara dan mempersilahkan Tenggara untuk menyampaikan sambutannya. Pak Edy sendiri sedikit mundur, memberi jarak dari Tenggara yang akan menyampaikan sambutan.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang