Part 41»Keanehan

10 4 0
                                    

"Allah maha membolak-balikan hati manusia. Kemarin kamu jahat, bisa jadi hari ini baik, dan hari esok lebih baik dari hari ini."-Tenggara

Seminggu yang seharusnya Tenggara pakai bersekolah dengan jadwal pelajaran umum, harus Tenggara relakan karena dipakai untuk urusannya di Bogor. Sejujurnya Tenggara lebih berniat dan lebih tertarik mengambis di sekolah ketimbang harus berangkat menemui om dan tantenya yang selalu membuatnya naik darah. Tapi, jika kedua orang tuanya saja sudah turun tangan menyuruhnya, Tenggara bisa apa?

Sebenarnya Tenggara bisa saja menolak dan tak menghiraukan permintaan om dan tantenya yang terkesan memaksa. Hanya saja, dirinya merasa greget karena om dan tantenya terus-terusan meneleponnya dan juga kedua orang tuanya yang menyuruh Tenggara untuk menuruti saja keinginan om dan tantenya, mau tak mau, hari ini Tenggara sudah siap berangkat menuju Bogor. Bukan hanya itu, masih pagi buta sekitar pukul 03.00, di depan kediamannya sudah terparkir mobil pajero hitam yang dikendarai oleh seseorang yang tentu saja Tenggara kenali.

Koper mini berwarna biru navy yang berisi pakaian ganti dan pernak-pernik lainnya sudah nampak rapih dan siap diangkat oleh Tenggara ke bagasi mobil. Tenggara tak diberi izin membawa mobil sendiri dikarenakan masih di bawah umur. Boro-boro punya SIM, KTP saja belum, jadi Tenggara hari ini dijemput oleh kakak sepupunya yang sengaja menjemput Tenggara dari Bogor ke Ciamis, effortnya gak main-main memang, demi adik sepupu.

Tenggara sendiri memang sudah menganggap Reyvan seperti kakak kandungnya sendiri. Mereka terbilang cukup dekat sejak kecil dikarenakan Tenggara yang sejak kecil ngotot ingin punya abang, alhasil mereka menjadi sedekat seperti mempunyai hubungan kandung. Bukan hanya itu kedekatan mereka juga dikarenakan dulu rumah mereka yang terbilang cukup dekat sehingga tiap hari selalu bermain berdua.

Koper sudah dimasukkan ke dalam bagasi begitupun Reyvan yang sudah duduk di kursi kemudi, menunggu adik sepupunya yang terlihat masih berpamitan dengan Ayah Fajar dan Mamah Senja.

"Jaga diri, jaga kesehatan. Baik-baik ya, jangan terlalu nanggepin om dan tante.", ucapan Mamah Senja dibalas dengan nada malas oleh Tenggara. Mamahnya ini, kemarin disuruh ke Bogor, sekarang seolah terlalu khawatir terjadi apa-apa padanya.

"Iya mamah. Mamah gak usah terlalu khawatir, lagian ada Kak Rey juga. Ara di situ cuma lima hari mah, jangan kangen. Udah ah Ara berangkat. Assalamu'alaikum.", jawab Tenggara pamit sambil menciumi kedua tangan orang tuanya.

Ayah Fajar dan Mamah Senja mengantar Tenggara sampai ke dekat mobil sambil menitipkan putri tunggalnya kepada Reyvan yang sudah dianggap seperti anak sendiri. Oh ya, fyi, Reyvan ini baru 25 tahun dan dia sekarang bekerja di perusahaan milik ayahnya yang tak lain adalah Adi Rahardja.

"Rey, tante titip Ara ya, kalau nakal sentil aja telinganya.", ucap Mamah Senja pada Reyvan yang dibalas dengan senyuman olehnya.
"Apaan sih mah, mana ada Ara nakal.", di kursi samping Reyvan, Tenggara menyahut tak terima atas pernyataan yang disampaikan oleh mamahnya.

"Om titip Ara ya Rey, kalau ada apa-apa kabarin. Maaf jadi ngerepotin, kamu sampai jemput ke sini, padahal Ara bisa berangkat sama supir.", ucap Ayah Fajar beberapa detik kemudian.

"Iya pasti Rey jagain kok, kan Ara adik Rey. Om tenang aja, aman pokoknya.", jawab Reyvan sambil menampilkan senyuman manis yang mungkin jika perempuan-perempuan Reyvan garis keras melihatnya maka akan langsung heboh. Namun, berbeda dengan Tenggara yang malah nampak menampilkan ekspresi seperti hendak muntah.
"Senyuman dia ngeri banget sumpah.", ucap Tenggara yang masih dapat didengar jelas oleh Reyvan sehingga Tenggara mendapatkan side eye dari orang di sampingnya yang tak lain adalah Reyvan.

"Ya udah om, tante, kita pamit ya, assalamu'alaikum.", pamit Reyvan setelah sebelumnya menyalakan mesin mobil pajero hitamnya.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati.", jawab orang tua Tenggara sambil melambaikan tangannya yang dibalas lambaian juga oleh Tenggara. Kuda besi itu mulai berpacu membelah jalanan di pagi menuju siang sekitar pukul 10.00.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang