Dress batik berwarna cream yang dua hari ke belakang sempat dicoba oleh Tenggara di butik sang mamah, kini sudah melekat di tubuhnya. Postur tubuhnya yang pendek membuat Tenggara harus sedikit mengangkat dress nya saat menuruni anak tangga menuju ke lantai bawah, takutnya keinjek dan jatuh kan gak lucu lur.
Di lantai bawah, tepatnya di ruang tamu sudah ada dua orang berbeda gender yang tengah asyik mengobrol. Begitu suara high heels yang dipakai oleh Tenggara menyentuh tangga terdengar, kontan membuat kedua orang yang tengah asyik mengobrol tersebut menoleh serempak.
Dalam hatinya, Utara tak hentinya memuji penampilan Tenggara yang sangat cantik hari ini dengan polesan make up tipis. Setelah sadar karena terlalu lama memandang penampilan Tenggara dengan tatapan kagum, Utara segera mengalihkan pandangan sambil beristighfar di dalam hatinya.
Tenggara tak terlalu memperdulikan tatapan dari Mamah Senja dan Utara. Dirinya segera mendaratkan bokongnya ke atas single sofa sambil membuka high heelsnya. Kalau bukan mamahnya yang memaksa dirinya memakai high heels, Tenggara malas sekali memakai sepatu yang menyiksanya itu.
"Kenapa Ara mesti pake sepatu kek gini sih mah. Gak bisa apa pake sendal gunung aja. Liat nih kaki Ara pegel tau. " Tenggara mengadu pada mamahnya, berharap sang mamah akan luluh dan berubah pikiran soal menyuruh dirinya memakai high heels. Mendengar ucapan sang anak, bukannya merasa iba dan kasihan, Mamah Senja justru menanggapinya dengan tertawa geli.
"Hahahahaha, kamu ini mau ke kondangan atau sepedaan, masa iya ke kondangan pake sendal gunung. Lagian kamu itu cewek Ra, belajar pake sepatu kek gitu, yang feminim. Biar nanti pas kamu nikah udah biasa.", jawab Mamah Senja tak henti-hentinya tertawa geli. Pertama karena kelakukan aneh bin ajaib anak tunggalnya yang menawar memakai sendal gunung pas mau ke kondangan, dan keduanya karena dirinya berhasil membuat Tenggara langsung tersedak air liurnya sendiri karena kalimat godaan yang dirinya ucapkan barusan.
"Nikah sama siapa? Hilal jodohnya aja belum keliatan. Lagian mamah ini, Ara itu masih kecil, umur aja belum legal, mamah udah ngomongin nikah aja.", ucap Tenggara setelah dirinya selesai menetralkan tenggorokannya yang tadi sempat sakit karena tersedak dan menormalkan ekspresi wajahnya yang memerah.
"Kan jodohnya di samping mamah nih. Iya kan Ta?", jawab Mamah Senja sambil menoleh ke orang yang duduk di sampingnya yang tak lain adalah Utara. Utara hanya menanggapinya dengan senyuman tipis, padahal jauh di lubuk hatinya Utara mati-matian menahan gejolak aneh di hatinya.
"Ara mau ke luarin mobil dulu.", ucap Tenggara sambil berdiri setelah sebelumnya berdehem sekilas terlebih dahulu, beranjak menuju ke garasi mobilnya sambil tangannya membawa high heelsnya yang dia copot tadi. Sepertinya dia akan memakai sepatunya itu saat sudah sampai di tempat Tante Gentari saja.
"Kan kita mau pake mobil Uta.", Mamah Senja berteriak membuat Tenggara yang baru berjalan lima langkah, mau tak mau harus membalikkan badannya kembali menghadap sang mamah.
Sebenarnya Tenggara izin ke garasi bukan karena akan mengeluarkan mobil kesayangannya yang sudah lama tidak dipakai saja. Tetapi Tenggara juga sengaja menghindari mamahnya dan Utara yang terus membuat jantungnya tak aman. Apalagi mamahnya yang selalu menggoda terus dirinya dengan Utara, plis lah, Tenggara kan salting.
"Yaudah pake mini cooper Ara aja kan bisa. Ara kangen pake mini cooper. Udah ah, Ara keluarin dulu dari garasi.", ucap Tenggara. Kali ini saja, dirinya ingin egois. Memang bukan bohong saat dirinya Mengatakan jika dirinya merindukan mobil yang dulu sering dirinya pakai itu.
Tanpa menunggu persetujuan dari sang mamah, Tenggara kembali membalikkan badannya dan melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti menuju ke garasi. Mamah Senja yang melihat kelakuan putri tunggalnya hanya bisa menggelengkan kepalanya heran sambil menoleh ke arah seseorang yang tengah duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggara & Utara
Teen FictionApa jadinya jika Tenggara, si cewek introvert dan anti dengan yang namanya jatuh cinta berubah 180° menjadi jatuh cinta sedalam-dalamnya pada sosok Utara yang merupakan anak guru ngajinya. Sayangnya, Tenggara hanya bisa mencintai dalam diam sosok Ut...