Part 23»Hasil Yang Memuaskan

13 1 0
                                    

Setelah hampir 2 minggu Tenggara, Sagara, dan ketiga temannya yang terpilih menjadi perwakilan kelas untuk Upacara Adat Paturay Tineung serta adik kelas yang bertugas di bagian masing-masing tedus berlatih, tibalah saatnya hari ini semua yang telah dilatih itu ditampilkan di hadapan semua siswa-siswi kelas 9 dan tamu undangan seperti orang tua murid dan tokoh masyarakat, serta jangan lupakan para guru yang ikut menyaksikan.

Hari ini adalah hari-H pelaksanaan Upacara Adat Paturay Tineung sekaligus Pelepasan dan Perpisahan Kelas 9. Kemarin, Tenggara latihan sekaligus gladi resik sampai jam 05.30 sore. Bahkan Utara sampai rela menjemput dan menunggunya sampai selesai hanya karena dirinya tak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Tenggara.

Padahal Tenggara membawa mobil sendiri dan sudah berusaha membujuk Utara agar pulang saja. Tapi, Utara tetap bersikeras menunggu dan pulang bareng dengan Tenggara, mengikuti mobil yang dikendarai oleh Tenggara. Alasan yang diberikan oleh Utara hanya lima kata, namun berhasil membuat jantung Tenggara tak aman. "Saya ikutin, biar kamu aman.", katanya. Tenggara tak habis pikir dengan Utara yang kelewat santai berkata seperti itu, hobi sekali Utara ini membuat anak orang baper.

______________________________________

Pukul 07.30, Tenggara sudah datang ke sekolah. Hari ini, bukan dia yang menyetir, melainkan Utara. Sebenarnya, Tenggara sama sekali tak meminta Utara untuk datang menemani dirinya di acara ini, hanya saja Utara sendiri yang datang menjemputnya dengan menggunakan mobil miliknya ke tukang rias dengan Mamah Senja yang sudah ada di dalam mobil. Untuk ayahnya sendiri tidak bisa hadir karena harus bekerja.

Setelah melewati parkiran yang lumayan penuh oleh siswa-siswi dan teman cowok seangkatannya, Tenggara berhasil melewati mereka walaupun tak jarang dirinya mendapat siulan dan godaan dari mereka. Kini, Tenggara ada di ruangan tunggu dengan di depannya ada Adel yang terus-terusan menatap ke arahnya.

"Ini beneran lo Ra? Busett pangling bener, Maa Syaa Allah Tabarakallah.", ucapnya sambil memandangi wajah Tenggara yang sudah terpoles oleh make up tipis tapi sukses membuat aura seorang Tenggara terpancar dan membuat dirinya terlihat pangling. Tenggara memang jarang make up-an dan lebih suka tampil natural, jadi pantas saja ketika dipoles langsung terlihat pangling.
"Lo udah nanya kek gitu hampir lima kali Del.", Tenggara memutar bola mata malas sambil tangannya kembali sibuk mengotak-ngatik ponsel di genggamannya.

"Hehe, ya soalnya pangling sih.", jawab remaja perempuan yang memakai kebaya modern warna merah maroon itu yang tak lain adalah Adelia Mahendra. Dia terpilih menjadi perwakilan kelasnya untuk ikut di dalam upacara adat nanti.
"Btw, kok Devi sama Aida belum keliatan.", lanjutnya sambil melirik jam yang terlingkar di pergelangan tangannya.

Tepat setelah Adel mengatakan hal itu, terlihat dua remaja perempuan baru saja datang dan langsung masuk ke ruang tunggu.
"Tuh mereka.", ucap Tenggara saat netranya menangkap dua orang yang tengah dicari oleh sahabatnya itu.

"Siapa Del?", Devi yang baru datang langsung bertanya kepada Adel sambil netranya menatap ke arah Tenggara.
"Si Tenggara lah, pangling kan? Tuh apa kata gue juga Ra, lo tuh pangling dan cantik banget hari ini.", ucap Adel sambil kembali memuji kecantikan Tenggara yang tak pernah disadari oleh dia sendiri. Devi yang mendengar lantas langsung membelalakkan matanya shock sambil geleng-geleng kepala dan berdecak kagum.
"Maa Syaa Allah Ra, gue sampe gak ngenalin lo saking panglingnya.", ucap Devi sambil memfokuskan matanya ke Tenggara.

Hari ini Devi juga tak kalah cantik, dia mengenakan kebaya modern berwarna cream. Sedangkan Aida, dia nampak memakai gaun brukat berwarna dusty pink.
"Katanya lo tadi dianter sama cogan Ra, siapa? Pacar lo? Parah gak dikenalin ke kita.", di tengah obrolan mereka berempat, Aida tiba-tiba menanyakan perihal seseorang yang mengantarkan Tenggara tadi yang menjadi trending topic. Sepanjang jalan dirinya menuju ke ruang tunggu, dirinya terus-terusan mendengar orang-orang sedang membicarakan soal itu, kurang kerjaan memang tapi dirinya juga agak kepo sih.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang