Part 33»Koleksi Piala

12 4 0
                                    

Malam tadi seharusnya Tenggara tidur lebih awal dikarenakan hari ini dirinya harus tetap ke sekolah untuk pengumuman hasil LKS kemarin. Tapi, karena tantenya---Fatma yang sudah merusak moodnya, menjadikan Tenggara tidur jam 11.30 malam setelah menamatkan novel yang sempat tertunda karena persiapan LKS.

Bukan hal yang aneh lagi, jika novel selalu sukses membuat mood Tenggara kembali baik. Entahlah, mungkin ini terkesan aneh, tapi apa ada yang sama? Kalau lagi bete, bad mood, atau gelisah, tahta setelah shalat dan ngaji al-Qur'an adalah baca novel obatnya.

Walaupun malam tadi Tenggara tidur larut, tapi sekarang Tenggara sudah siap dengan seragam putih abunya. Setelah memoles wajahnya dengan bedak bayi dan lipbalm, Tenggara segera ke luar dari kamar tak lupa menyampirkan tas gendong hitamnya ke bahu.

Sembari menuruni anak tangga, dirinya melihat jam yang terlingkar di pergelangan tangannya. Masih pukul 06.00, masih ada waktu untuk sarapan bersama kedua orang tuanya terlebih dahulu sebelum dirinya berangkat ke sekolah.

Kaki jenjangnya yang sudah terbungkus oleh sepatu hitam melangkah menuju ke meja makan. Terlihat mamahnya sedang sibuk menata lauk di atas meja makan dan ayahnya sedang anteng memperhatikan sang mamah sambil tersenyum menggoda. Tenggara memutar bola mata malas, apa-apaan ini, pemandangan pagi yang tidak baik untuk kesehatan jomblo.

"Pagi mamah, ayah.", ucap Tenggara setelah sampai di meja makan dan mendaratkan bokongnya di kursi meja makan. Ayah Fajar yang memang tengah memperhatikan sang istri tak sadar jika putrinya sudah ada di meja makan berjingkrak kaget, seperti kepergok sedang melakukan tindakan tak senonoh, padahal kan mereka sudah halal.

"Pagi juga sayang.", balas Mamah Senja sambil meletakkan satu gelas susu di hadapan Tenggara.
Tak banyak lagi bicara, karena memang sarapan sudah tersedia di atas meja makan, keluarga kecil itu segera saja melakukan sarapan. Tak ada obrolan, hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring, semua fokus pada sarapannya tanpa mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya.

Setelah kegiatan sarapan selesai dan Tenggara pun sudah pamit pada kedua orang kesayangannya. Kini, Tenggara sudah melaju, menunggangi kuda besinya menuju ke sekolah yang sudah hampir satu semester ini dirinya tempati untuk menuntut ilmu.

______________________________________

Seharusnya tak ada kegiatan di lapangan, karena memang sekarang adalah hari Selasa. Tapi karena ada pengumuman mengenai kejuaraan class meeting termasuk LKS, maka semua siswa-siswi K-One diarahkan untuk menuju ke lapangan upacara karena akan diadakan penutupan class meeting sekaligus pengumuman kejuaraan.

"Gue yakin sih lo pasti menang.", sejak tadi Adel tak henti-hentinya mengatakan kalimat itu, sampai-sampai Tenggara lelah sendiri mendengarnya.
"Lo udah bilang lebih dari tiga kali Del.", jawab Tenggara dengan muka malas.

"Yaelah, ya gapapa dong, aamiin-in aja.", Adel kembali berujar, kali ini dagunya dia letakkan di atas pundak Tenggara yang sukses membuat Tenggara semakin kesal.
"Aamiin, lagian Lelyva jauh lebih suhu.", jawab Tenggara sambil memfokuskan seluruh tubuhnya ke depan dikarenakan sudah ada informasi bahwa kegiatan penutupan class meeting sekaligus pengumuman kejuaraan akan segera dimulai.

Sebenarnya Tenggara biasa saja, tak terlalu berekspektasi tapi bukan berarti dirinya tak mau juara juga. Tenggara sangat ingin jadi yang pertama, tapi dirinya tak seheboh itu.

Kini, pengumuman mengenai kejuaraan lomba class meeting satu persatu sudah disebutkan dari mulai lomba voly ball, futsal, tenis meja, dan sekarang giliran pengumuman kejuaraan lomba akademik LKS.

"JURUSAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN LEMBAGA, UNTUK TINGKAT 10 PADA PERLOMBAAN LKS DIMENANGKAN OLEH TENGGARA AGATHA KEJORA DARI KELAS X AK 1", sontak Tenggara setengah membulatkan matanya tak percaya. Bukan tak mau, bukan tak bersyukur, hanya saja dirinya tak menyangka karena memang Tenggara tak berekspektasi terlalu tinggi.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang