Part 47»Penjelasan dan Janji Utara

10 4 0
                                    

"Gak perlu janji, cukup bukti."-Tenggara

HP yang disimpan di atas nakas samping tempat tidurnya bergetar pertanda ada pesan yang masuk ke nomornya. Tenggara yang kala itu masih nampak terlelap di alam mimpi dan masih bergulung dengan selimut tebalnya yang berwarna abu-abu muda pun terusik dari tidurnya.

Tenggara membuka matanya menyipit karena masih merasa ngantuk. Tadi malam dirinya tidur di atas jam 11 malam karena bisa-bisanya Reyvan memberi tahunya tentang film action yang baru rilis yang pastinya hal itu membuat Tenggara tak bisa menahan untuk tak menontonnya.

Walaupun tak sampai ending karena memang durasi filmnya yang panjang, tetapi tetap saja Tenggara menonton hampir setengah dari keseluruhan film sampai larut malam.

Tenggara sudah terduduk sambil punggungnya dia sandarkan pada sandaran ranjang. Matanya yang masih terasa berat untuk dibuka Tenggara kucek dengan sebelah tangannya dan sebelah tangannya lagi dia pakai untuk menutup mulutnya yang tengah menguap. Percayalah, Tenggara bukanlah tipe cewek feminim apalagi ketika baru bangun tidur. Dia tidur saja sudah seperti abang-abang, kadang berotasi 360°. Tapi walau begitu, untuk mengorok dan mengeluarkan iler tentu saja tidak.

Sadar jika tadi Tenggara terbangun akibat suara getaran dari benda yang dirinya simpan di atas nakas, Tenggara lantas membawa benda pipih itu. Cahaya menyilaukan langsung masuk ke retinanya, membuat Tenggara refleks menyipitkan kedua matanya.

Begitu Tenggara membuka aplikasi berlogo hijau, terpampanglah ada kontak dengan nama Kak Uta di paling atas setelah kontak kedua orang tuanya yang dirinya sematkan.. Ada sebuah pesan yang masuk beberapa menit yang lalu dari kontak Utara.

Tanpa babibu lagi, dan lagipula jiwa kepo Tenggara sudah akut, segera saja pesan dari Utara Tenggara buka dengan harap-harap cemas, takut jika pesan dari Utara akan membuat hatinya kembali sakit.

Kak Uta

Assalamu'alaikum Ra,
jam 07.00 saya jemput
ke rumah kamu

Wa'alaikumsalam,
mau ke mana?

Jogging di depan komplek yuk,
sekalian saya mau nepatin janji
saya yang bilang mau ceritain
semuanya

Oh oke


Setelah membalas pesan dari Utara, langsung saja Tenggara menyimpan kembali ponsel itu ke atas nakas dan langsung loncat dari atas tempat tidur. Mata yang tadi masih terasa berat seketika langsung fresh karena kaget membaca pesan Utara yang menyampaikan bahwa dirinya akan ke rumahnya jam 07.00.

Tenggara melirik jam di dinding, masih pukul 06.00 dan masih ada waktu untuk dirinya siap-siap dengan sebaik-baiknya.
"Mampus, siapa suruh tidur lagi pas udah Subuh.", monolognya sambil tangannya bergerak membereskan tempat tidurnya.

Pukul 06.45, Tenggara sudah siap dengan celana training dan hoodie hitam yang melekat di tubuhnya. Untuk kerudungnya Tenggara memilih memakai kerudung sport. Setelah memakai sunscreen dan memakaikan headphone ke telinganya, Tenggara segera saja ke luar dari kamar setelah sebelumnya membawa benda pipih berlogo apel digigit dari atas nakas.

Kaki yang terbungkus sepatu sport berwarna perpaduan antara hitam dan merah itu menuruni anak tangga dengan sedikit cepat. Benar saja, begitu dirinya menapakkan kedua kakinya di lantai bawah yang memang langsung terlihat jelas ke ruang tamu, di sana terlihat sudah ada Utara yang tengah duduk dan mengobrol bersama ayahnya.

Pagi ini Utara nampak sangat tampan. Sepertinya Utara baru saja dicukur rambutnya, hal itu menambah aura kegantengannya. Utara menggunakan training dan hoodie yang kebetulan memiliki warna yang sama dengan yang dikenakan Tenggara.
"Aduh, kenapa mesti samaan sih, apa gue ganti lagi aja ya?", Tenggara bergumam pelan sambil menepuk jidatnya.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang