Ini bagian dua dari part 26»MPLS-Bela Negara ya guys. Saya bagi dua karena kepanjangan, happy reading ◍•ᴗ•◍
"Cukup nasi aja yang dicampur sama pisang pas bela negara. Perasaan aku ke kamu gak ada campurannya, rasa ini murni cuma buat Kak Uta."
_Tenggara_Dengan diberi waktu 15 menit untuk melaksanakan shalat Dzuhur, Tenggara berusaha memanfaatkan waktu yang diberikan dengan sebaik-baiknya. Setelah dipersilahkan untuk meninggalkan lapangan, Tenggara segera menuju ke kelasnya. Di jalan, dirinya bertemu dengan Adel yang juga akan ke kelas, ya sudah Tenggara bareng saja.
Selesai shalat Dzuhur, Tenggara dan semua siswa-siswi CPDB kembali ke lapangan dengan membawa kotak nasi yang berisi bekal makan siang. Tadi, sebelum dipersilahkan untuk meninggalkan lapangan dan melaksanakan shalat Dzuhur, Letjen Ubaid menyuruh semua CPDB untuk kembali ke lapangan tidak lebih dari pukul 12.30 dengan membawa bekal makan siang untuk dimakan sama-sama di lapangan. Jujur saja, perasaan Tenggara sedikit tidak enak, tapi dirinya berusaha menepis pikiran aneh itu, mungkin hanya perasaannya saja.
"Bye Ra. Semangat buat kita.", ucap Adel saat dirinya dan Tenggara harus berpisah karena berbeda kompi.
"Bye, jangan sampai gak makan nanti, lo punya maag.", jawab Tenggara sambil tersenyum dan melambaikan tangannya yang dibalas oleh jempol oleh Adel. Setelah itu, dirinya sedikit berlari menuju ke kompinya yang terletak di ujung lapangan."Sudah kembali ke lapangan semua?", tanya Kolonel Gibran sambil matanya meneliti tiap kompi yang sepertinya sudah terisi oleh semua CPDB kecuali yang tepar dan dibawa ke UKS atau dipulangkan karena fisiknya yang kurang kuat.
"Sudahhh.", jawab semua CPDB kompak."Bagus. Sekarang angkat bekal siang kalian dan air minumnya.", perintah Kolonel Gibran yang dituruti oleh semua CPDB.
"Saya sudah nyuruh kalian bawa pisang kan? Coba angkat.", lagi, Kolonel Gibran memerintah yang kembali dituruti oleh semua CPDB.
"Mau makan aja ribet gustii.", monolog Tenggara, pasalnya dirinya sudah lapar, ya bayangkan saja tenaganya habis dipakai latihan PBB belum lagi dibuat emosi mulu."Nah, biar makan siangnya enak, sekarang campurkan pisang yang kalian bawa ke bekal kalian.", perintah Kolonel Gibran membuat semua CPDB mengeluh tak terima.
"Yang ketauan tidak mencampurkan akan kena hukuman.", lanjutnya yang seketika membuat semua CPDB dengan terpaksa langsung mencampurkan pisangnya dengan bekal yang mereka bawa, daripada kena hukuman yang pastinya akan berat.Tenggara menatap makan siang di hadapannya yang susah tercampur dengan pisang. Sengaja dirinya hanya mencampurkan pisang dengan sedikit bekalnya yang ada di ujung kotak nasinya. Tujuannya hanya satu, supaya tidak nikmatnya hanya sebentar. Tapi rupanya rencana Tenggara gagal total ketika Kolonel Gibran kembali memberi perintah yang membuat Tenggara melongo di tempat.
"Sekarang tukar bekal kalian yang sudah dicampur dengan pisang ke teman yang ada di depan kalian.", fyi posisinya sekarang memang berhadap-hadapan dengan teman samping. Dengan berat hati, Tenggara menyerahkan bekalnya yang sengaja dirinya campur dengan pisang hanya ujungnya saja ke teman di depannya, enak banget teman di depannya itu mendapat bagiannya yang sangat bagus. Sedangkan Tenggara mendapat bagian dari teman di depannya yang bekal makan siangnya dicampur semua dengan pisang.
"Sinting.", umpat Tenggara
"Bersyukur, makanan enak tuh.", ucap Mayor Zayyan yang ada di belakangnya.
Tenggara hanya bisa menghela nafasnya sambil berusaha menahan emosinya yang hampir meletup."Enak ndasmu pak pak, yowes bapak aja yang makan kalau gitu.", gerutunya yang masih didengar oleh Mayor Zayyan.
"Saya masih dengar Tenggara.", ucap Mayor Zayyan yang membuat Tenggara langsung bombastis side eye. Kali ini dirinya hanya menanggapi ucapan Mayor Zayyan lewat hatinya. Buset, keturunan meong kali, tajem banget pendengarannya, ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggara & Utara
Teen FictionApa jadinya jika Tenggara, si cewek introvert dan anti dengan yang namanya jatuh cinta berubah 180° menjadi jatuh cinta sedalam-dalamnya pada sosok Utara yang merupakan anak guru ngajinya. Sayangnya, Tenggara hanya bisa mencintai dalam diam sosok Ut...