"Sikapnya seolah punya perasaan yang sama, tapi gue gak tau nama perempuan mana yang ada di hatinya."-Tenggara
Sebulan penuh umat Islam sudah melaksanakan ibadah puasa. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Tepat di hari ini, kemenangan bagi umat Islam tiba. Hari ini, 1 Syawal 1443 Hijriyah, semua umat Islam berbondong-bondong menuju ke lapangan atau ke mesjid untuk melaksanakan Shalat Sunnah Idul Fitri.
Tenggara sudah siap sejak setengah jam yang lalu. Padahal jam bergaya klasik yang ada di dinding ruang tamu masih menunjukkan pukul 04.30, tapi Tenggara sudah siap dengan abaya hitam yang dihiasi manik-manik yang semakin menambah keindahan abaya tersebut. Kerudung pasmina juga sudah nampak terpasang menutupi rambut dan menutupi dadanya.
Terlalu excited dengan hari lebaran, Tenggara sampai-sampai tak bisa tidur dan bangun awal. Setelah melakukan ritual pagi di kamar mandinya, Tenggara segera turun ke lantai bawah sambil membawa mukena dan sajadah yang akan dipakai nanti olehnya saat Raya. Sambil menunggu mamahnya selesai bersiap, Tenggara dan juga Ayah Fajar nampak sibuk membawa toples-toples yang sudah berisi aneka makanan ringan dari lemari kaca dan dibawa ke meja ruang tamu.
Tak berselang lama, Mamah Senja sudah nampak rapih dengan mengenakan abaya yang hampir mirip dengan yang dipakai oleh Tenggara.
"Maaf mamah lama, yuk.", ucap Mamah Senja begitu kakinya sudah menapaki lantai bawah. Tanpa berlama-lama lagi, keluarga kecil itu segera berangkat ke tempat di mana akan dilaksanakannya Shalat Sunnah Idul Fitri, yaitu di Mesjid Miftahul Huda.__________________________________________________
Kumandangan takbir yang merdu langsung terdengar bersahutan begitu Tenggara memasuki mesjid dua tingkat itu yang semakin menambah ketenangan dan ketentraman di hati Tenggara.
Sebenarnya Tenggara masih betah di bulan Ramadhan, Tenggara yakin dirinya pasti akan selalu merindukan momen-momen di bulan Ramadhan. Tapi, tak dapat dipungkiri kalau hari lebaran adalah hari yang sangat dinantikan juga oleh Tenggara.
Selesai pelaksanaan Shalat Sunnah Idul Fitri dan pembacaan khutbah, semua jama'ah melakukan mushafahah. Iringan shalawat membuat suasana semakin haru. Banyak air mata yang jatuh di tengah acara mushafahah karena mengingat banyaknya dosa kepada Allah dan hak adami.
"Langsung ke makam nenek yah?", tanya Tenggara. Kegiatan Shalat Sunnah Idul Fitri memang sudah selesai dan kini keluarga kecil ini tengah berada di perjalanan pulang.
Mendengar pertanyaan dari sang anak membuat Ayah Fajar segera akan menjawabnya. Namun, jawabannya belum sempat terucap karena terpotong oleh suara sang istri membuat Ayah Fajar hanya bisa tersenyum dan mengangguk, merasa setuju dengan apa yang diucapkan oleh istri tercintanya itu."Langsung ke makam aja, biar nanti abis makan-makan tinggal ngobrol-ngobrol.", ucap Mamah Senja yang langsung disetujui oleh Tenggara dan Ayah Fajar. Setelahnya, mereka melanjutkan perjalanan. Dari yang tadinya akan langsung ke rumah, sepertinya sekarang lokasi tujuan menuju ke rumahnya dicancel terlebih dahulu. Kini, mereka menuju ke tempat peristirahatan terakhir kakek dan nenek terlebih dahulu sebelum pulang.
"Mah, Senja mau jodohin Ara sama anaknya Ustadz Ramdan, gapapa kan?", mereka sudah selesai mengirimkan do'a dan surah Yasin. Di tengah-tengah kegiatan menabur kelopak bunga mawar merah dan Tenggara yang sedang menyiram air ke pusara sang nenek, tiba-tiba saja Mamah Senja berkata yang membuat Tenggara refleks menoleh cepat. Mamahnya ini tidak kenal tempat, di makam saja sempat-sempatnya mencomblangkan dirinya dengan Utara.
"Gak usah dengerin mamah nek, mamah lagi lapar jadi maklum ngelantur.", ucap Tenggara menanggapi ucapan mamahnya. Sedang mamahnya itu malah tersenyum menggoda sambil tak lupa menaik turunkan alisnya membuat Tenggara hanya mampu menghela nafasnya, mulai lagi kan.
"Yakin gak mau? Cih, gengsi digedein.", ucap Mamah Senja kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggara & Utara
Teen FictionApa jadinya jika Tenggara, si cewek introvert dan anti dengan yang namanya jatuh cinta berubah 180° menjadi jatuh cinta sedalam-dalamnya pada sosok Utara yang merupakan anak guru ngajinya. Sayangnya, Tenggara hanya bisa mencintai dalam diam sosok Ut...