Part 50»Berdamai dengan Keadaan

24 3 0
                                    

"Menunggu atau membuka halaman baru?"-Tenggara

Kring....kring...., jam weker di atas nakas samping tempat tidurnya berdering cukup keras membuat Tenggara langsung terbangun sekaligus. Nafasnya memburu disertai keringat sebesar beras membasahi pelipisnya, tanda jika dirinya kaget bukan main.

Tenggara bukan hanya kaget karena mendengar suara jam weker yang sengaja dirinya atur tadi malam sebelum tidur, tapi juga kaget karena...
"Sial, kenapa mesti mimpiin Kak Uta sih.", gerutunya sambil sebelah tangannya mengusap wajahnya dengan kasar.

Tak berselang lama, jam weker klasik yang tadi berhenti berbunyi dengan sendirinya kembali berdering membuat Tenggara segera saja mematikannya dan bangkit dari tempat tidur.

Terlebih dahulu Tenggara membereskan kasur yang semalaman dirinya pakai untuk merebahkan tubuhnya kemudian barulah kakinya melangkah menuju ke kamar mandi. Sepertinya mandi jam 03.00 adalah pilihan terbaik.

Tenggara ke luar dari kamar mandi dengan memakai kimono dan handuk yang dipakai untuk membungkus rambut sebahunya yang basah karena sudah keramas. Eits jangan salah paham, dirinya mandi keramas bukan apa-apa, tapi memang sudah jadi rutinitas seminggu sekali atau seminggu dua kali yang harus dirinya lakukan. Mandi jam 03.00 tuh rasanya kayak ada seger-seger nya, canda deng, seger banget.

Memilah-milih pakaiannya yang ada di lemari tepatnya di ruangan walk in closet miliknya. Pilihannya jatuh pada rok plisket cream, kaos putih, dan kerudung yang senada dengan rok plisket yang dirinya pilih sebagai pakaian yang akan dirinya kenakan saat ngampus hari ini. Untuk luarannya, Tenggara akan memilih memakai almamater kebanggaan kampusnya yang berwarna kuning. Ya, kalian benar, kini Tenggara Agatha Kejora sudah menjadi seorang mahasiswi.

Tahun sudah berganti lima kali sejak dirinya dinyatakan lulus dari sekolah kejuruan K-One. Tenggara awalnya melamar bekerja di sebuah BJB dan diterima menjadi teller, lalu lima bulan kemudian Tenggara resign karena merasa tak cocok dan kemudian kembali melamar di suatu perusahaan dan diterima ditempatkan di bagian internal audit.

Gaji yang didapat dari hasil kerja kerasnya Tenggara tabung dan sedikit demi sedikit terkumpul hingga tepat setelah tiga tahun semenjak Tenggara dinyatakan lulus, Tenggara mendaftarkan diri sebagai MABA di Universitas impiannya yaitu Universitas Indonesia, Depok di fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan jurusan yang dipilih Akuntansi.

Sejak duduk di bangku SMP, Tenggara memang berkeinginan melanjutkan pendidikan sampai ke kuliah. Namun, saat itu belum terpikirkan akan masuk fakultas apa dan jurusan apa. Barulah, saat Tenggara duduk di bangku SMK, dirinya mulai tertarik pada jurusan akuntansi dan bercita-cita akan melanjutkan pendidikan di bangku kuliah dengan mengambil jurusan akuntansi.

Dukungan dari kedua orang tuanya, keluarga besarnya, serta sahabatnya seperti Adel dan Naza membuat Tenggara semakin yakin mengambil langkah dan keputusannya. Tahun 2028 , Tenggara mendaftarkan diri lewat jalur prestasi nilai raport dan berkat do'anya Tenggara lolos seleksi dan diterima menjadi MABA di sana.

Tenggara kira, setelah diterima semua akan mudah, namun nyatanya tidak. Tenggara harus menjalani masa ospek selama satu bulan dengan berbagai keinginan dan suruhan gila dari kakak tingkatnya yang tak jarang membuat emosi Tenggara hampir meletup jika Zhea tak menenangkannya. Zhea adalah seorang cewek berketurunan China yang merupakan teman dekat Tenggara di kampus.

Karena jarak antara rumah dan kampusnya yang jauh, Tenggara memutuskan untuk ngekost di kost-an yang dekat dengan kampusnya. Hingga tahun lalu, tepatnya tahun 2029, ada rezeki sehingga Tenggara bisa membeli rumah satu lantai bernuansa minimalis. Rumah minimalis itu jaraknya cukup dekat dengan UI sehingga sekarang ini Tenggara tinggal di rumah itu seorang.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang