"Mahh, nanti jangan nyariin Ara, soalnya Ara mau langsung ngaji malam pas pulang ngaji sore. Ara berangkat dulu, do'ain lancar sama dapat ilmu yang berkah.", sore itu sekitar pukul 03.30 Tenggara pamit pada mamahnya untuk pergi mengaji sore. Tak lupa dirinya meminta do'a restu dan mencium tangan sekaligus pipi sang mamah.
"Babay mamah, muach. Assalamu'alaikum.", sudah dibilang beberapa kali kan, kalau Tenggara itu sangat manja ketika di rumah, lihat saja. Mamahnya sampai heran melihat tingkah laku putri tunggalnya. "Iya, pasti dan selalu mamah do'ain. Hati-hati di jalannya. Salamin sama calon mantu mamah ya Ra.", balas Mamah Senja diselipi oleh godaannya yang mampu membuat jantung Tenggara berdebar dan pipinya memerah.
"Calon mantu siapa mah?", Tenggara sebenarnya tau siapa yang dimaksud oleh mamahnya, hanya saja dia tak ingin terlalu geer dan sekaligus dirinya sok polos di hadapan mamahnya. Padahal aslinya dia sudah tak kuat lagi menahan gejolak aneh di hatinya, tapi dengan sekuat tenaga dirinya harus bisa mempertahankan muka biasa sajanya dan muka sok polos nya.
"Calon mantu mamah lah, Utara, siapa lagi.", jawab Mamah Senja sambil mesem-mesem. Sepertinya Mamah Senja sedang halu, membayangkan jikalau suatu hari nanti anak tunggalnya berjodoh dengan Utara. Tenggara yang mendengar jawaban dari mamahnya semakin dibuat salah tingkah. Tak ingin semakin dibuat tersiksa oleh keadaan, dan lagipula waktu yang sudah semakin sore, segera saja Tenggara pamit dengan muka yang sedikit ditekuk. Tenggara kesal, mamahnya selalu saja menggoda dan menjahilinya. Plis lah, Tenggara tak sekuat itu menahan salting.
"Mamah ini ngelantur ah, masih siang udah mimpi. Udah ah Ara berangkat, keburu kesorean nanggepin haluan mamah mah. Assalamu'alaikum.", Tenggara kembali mengucap salam dan segera ke luar rumah menuju ke rumah Utara. Untuk tempat mengaji sore memang bukan di madrasah, melainkan di kediaman Ustadz Ramdan alis rumah Utara. Jarak rumah Tenggara yang dekat dan bisa ditempuh dengan jalan kaki membuat Tenggara tak perlu terburu-buru untuk sampai ke kediaman Ustadz Ramdan. Tak sampai memakan waktu 10 menit, Tenggara sudah sampai di rumah Ustadz Ramdan. Sambil berjalan, Tenggara bersenandung, menciptakan lirik lagu asalnya.
~Guruku memang dekat, lima langkah dari rumah.
~Tak perlu naik motor, 5 menit juga sampai.Tenggara tertawa sendiri sadar akan kerandoman dirinya yang asal merubah lirik lagu orang. Tapi, ekspresi Tenggara segera dia rubah menjadi flat ketika dirinya sudah sampai di rumah Ustadz Ramdan. Terlihat di sana sudah lumayan ramai oleh santri dan santriwati.
______________________________________
"Ra, kamu bagian piket kan? Kata Ibu tadi disuruh nyapu dulu.", belum sempat Tenggara mendaratkan bokongnya untuk duduk, salah satu santriwati-Karina mengingatkannya untuk mengerjakan piket di rumah Ustadz Ramdan. Tenggara beristighfar, sampai lupa dia kalau hari ini dirinya kebagian jadwal piket di rumah Ustadz Ramdan. Tanpa banyak babibu, segera saja dia mengambil sapu dan masuk ke dalam rumah untuk menyapu.
"Assalamu'alaikum Ra, bagian piket ya?", Uma Fara yang kala itu kebetulan lewat akan ke kamar mandi melihat Tenggara sedang sibuk menyapu menyempatkan untuk menyapa Tenggara. "Wa'alaikumsalam bu, iya nih.", jawab Tenggara tak lupa dengan menunjukkan senyuman manisnya. "Ya sudah, ibu ke kamar mandi dulu.", Uma Fara lantas pamit meninggalkan Tenggara yang masih sibuk dengan sapunya. "Iya bu, silahkan.", balas Tenggara dengan tetap mempertahankan senyumannya.
"Tumben Kak Uta gak ada.", di tengah-tengah dirinya yang sedang sibuk menyapu, tanpa sadar Tenggara bergumam menanyakan keberadaan Utara pada dirinya sendiri. Ketika dirinya sadar, dirinya refleks menampar bibirnya sendiri. "Astaghfirullah, kenapa lo jadi inget mulu sama Kak Uta deh Ra.", aneh, Tenggara sungguh aneh pada dirinya sendiri belakangan ini. Apa benar dirinya jatuh cinta pada sosok Utara? Kalau iya, emang bisa ya jatuh cinta setiba-tiba itu? Dan kenapa mesti Utara? Tenggara menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menepis pikiran-pikiran anehnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/357187361-288-k212447.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggara & Utara
Fiksi RemajaApa jadinya jika Tenggara, si cewek introvert dan anti dengan yang namanya jatuh cinta berubah 180° menjadi jatuh cinta sedalam-dalamnya pada sosok Utara yang merupakan anak guru ngajinya. Sayangnya, Tenggara hanya bisa mencintai dalam diam sosok Ut...