"Kenapa mesti teman kampus? Kenapa gak Tenggara aja?"-Tenggara
Hari Minggu sepertinya memang hari yang sangat dinanti-nanti oleh semua orang, apalagi oleh para pelajar. Setelah seminggu penuh hari-harinya di isi dengan belajar dan belajar, baik itu teori maupun praktek, akhirnya di hari Minggu bisa mengistirahatkan dan membebaskan diri dari semua itu.
Sebenarnya ambis tidak, tapi Tenggara juga jujur kadang merasa jika dirinya itu ambis. Bagaimana tidak? Di hari libur saja, Tenggara tetap mewajibkan dirinya untuk membuka buku pelajaran atau mengulang pelajaran yang dipelajari di minggu ini. Walaupun tuntutan dari om dan tantenya sudah tak ada, tapi efeknya masih ada sampai sekarang. Akibat tuntutan itu, Tenggara selalu menuntut dirinya sendiri untuk selalu bisa dalam hal apapun, untuk selalu mencoba dalam situasi apapun, dan menjadi pribadi yang perfeksionis.
Jam dinding di ruang tengah menunjukkan pukul 11.00 dan Tenggara sudah selesai dengan tiga kegiatan. Bangun tidur Tenggara melakukan ritual paginya terlebih dahulu di kamar mandi dan turun ke lantai bawah untuk sarapan terlebih dahulu. Pukul 06.00-07.00, Tenggara membereskan tiap sudut kamarnya dan beberapa sudut rumahnya. Pukul 07.00-08.30, Tenggara melakukan jogging mengelilingi komplek rumahnya.
Biasanya, Tenggara akan jogging ke alun-alun dengan menggunakan sepeda gunungnya. Tapi, karena cuaca hari ini mendung, Tenggara takut akan kehujanan saat di alun-alun, alhasil dia lebih memilih berjogging memutari komplek saja yang dekat dengan rumahnya.
Selesai dengan jogging dan kembali membersihkan tubuhnya yang terasa lengket akibat keringat, Tenggara melanjutkan kegiatan di akhir pekannya dengan belajar di ruang tengah dari pukul 10.00 sampai sekarang pukul 11.00 buku tersebut baru ditutup dan siap untuk disimpan ke tempat semula.
"Mah, Ara mau ke luar bentar.", pamit Ara pada Mamah Senja yang sedang menyiram koleksi bunganya di taman belakang rumah. Tangan Tenggara bergerak membawa tangan sang mamah untuk dicium sambil mengucapkan salam yang dibalas salam lagi oleh Mamah Senja.
"Hati-hati, jangan lama-lama ke luarnya.", ucap Mamah Senja setengah berteriak karena Tenggara yang sudah berjalan cukup jauh. Tenggara membalas ucapan mamahnya dengan ibu jari yang diacungkan.
______________________________________
Sudah dua minggu sejak kejadian di mana Tenggara mendapatkan satu fakta dari adik kelasnya perihal Utara yang pernah memiliki hubungan dengan sahabatnya---Ayi. Tenggara tak yakin apa yang dikatakan oleh Oca itu memang benar atau hanya tipuan Ayi saja yang sayangnya dipercayai oleh Oca.
Sejak saat itu, Tenggara tak bertemu lagi dengan Utara. Bukan menghindar, tapi memang Utaranya juga yang sedang sibuk-sibuknya di kampus dan jarang ada di kampung. Paling mentok, dua hari yang lalu Tenggara melihat Utara lewat dengan membawa si biru pas memasuki waktu Dzuhur, itu pun liat dari jarak jauh.
Sekarang, Tenggara tengah berada di salah satu kafe yang cukup terkenal di kalangan para remaja. Tadi, ketika dirinya sedang fokus belajar, ada satu pesan masuk ke nomornya dari kontak Sari. Tadinya Tenggara ingin mengacuhkannya karena sedang fokus-fokusnya belajar. Namun, atensi fokusnya menjadi buyar saat Sari membawa-bawa nama Utara. Tentu hal itu sedikit mengganggu dan bahkan memang sangat mengganggu konsentrasi Tenggara. Alhasil, Tenggara segera mengemas buku-buku berserakan yang sempat dirinya pakai saat belajar lalu menyimpannya di tempat semula.
"Assalamu'alaikum. Udah nunggu lama ya kak? Sorry, gue beres-beres dulu tadi.", ucap Tenggara, mengalihkan atensi Sari yang tengah fokus menatap HP-nya yang dia letakkan di atas pengkuannya.
"Wa'alaikumsalam. Gak kok, gue juga baru dateng. Duduk Ra.", jawab Sari dengan senyuman khasnya yang sangat manis. Tenggara sebenarnya agak malas jika harus dekat dengan kakak kelas, apalagi jika kalak kelasnya itu so senior. Tapi bagi Tenggara, Sari adalah pengecualian. Bersama Sari, Tenggara merasa sedang bersama kakak sendiri dan begitupun Sari yang sudah menganggap Tenggara seperti adiknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggara & Utara
Teen FictionApa jadinya jika Tenggara, si cewek introvert dan anti dengan yang namanya jatuh cinta berubah 180° menjadi jatuh cinta sedalam-dalamnya pada sosok Utara yang merupakan anak guru ngajinya. Sayangnya, Tenggara hanya bisa mencintai dalam diam sosok Ut...