Part 35»Fitting baju?

14 3 0
                                    

Masa libur semester baru terpakai 5 hari dari 14 hari yang diberi oleh wakasek kurikulum. Sepanjang liburan, Tenggara tetap produktif. Dalam artian, bangun tetap sebelum Subuh, beres-beres rumah tetap jalan, begitupula dengan belajar. Bukan so ngambis, tapi emang Tenggara ambis sih, dirinya sangat mengakui hal tersebut.

Saat libur Tenggara tetap belajar, karena entah hanya Tenggara yang merasa atau memang orang lain juga merasakan. Kebanyakan diam karena libur bukan hanya memupuk sifat malas, tapi juga menjadikan kita kaku melakukan aktivitas yang biasanya jadi rutinitas kita.

Seperti halnya hari ini, Rabu yang menurut Tenggara harus diisi dengan produktif dan semangat yang menggebu. Jam dinding di ruang tamu menunjukkan pukul 10.00 dengan Tenggara yang tengah duduk lesehan sambil di depannya ada layar laptop yang menyala menampilkan sel-sel pada microsoft excel yang sebagian sudah terisi oleh formula dan rumus. Ya, kalian benar. Setelah kegiatan ritual pagi di kamarnya dan beres-beres kamar sekaligus rumahnya dengan dibantu sang mamah, Tenggara memilih belajar yang rencananya akan dirinya lakukan sampai jam 12.00-an.

Netra cokelatnya fokus menatap layar di depannya. Tak jarang, tangannya yang lentik menari-nari di atas buku catatannya jikalau ada suatu hal yang menurutnya perlu untuk dicatat. Tadi, Tenggara sempat searching mengenai soal-soal latihan spreadsheet dan kini Tenggara tengah fokus mengerjakannya dengan timer yang sudah dia pasang di HP-nya.

"Fokus banget Ra. Libur juga masih nugas?", Mamah Senja baru saja kembali setelah tadi memindahkan koleksi bunga anggreknya ke pot yang lebih besar. Di tangannya ada nampan berisi susu kotak dan cemilan-cemilan lainnya yang disimpan di meja.

"Nih mamah bawain cemilan.", lanjutnya sambil mendaratkan bokongnya ke sofa, memfokuskan matanya pada tayangan televisi. Satu hal yang aneh tapi sering Tenggara lakukan adalah belajar sambil nonton TV, kok bisa fokus ya?

"Makasih mamah.", jawab Tenggara sambil menyedot susu kotak yang dibawa mamahnya tadi.
"Libur kok masih aja nugas Ra, gak capek apa?", Mamah Senja kembali menanyakan pertanyaan yang sama seperti tadi.

"Ara gabut aja, lagian juga biar gak kaku.", jawab Tenggara sambil kembali mengotak-ngatik keyboard laptopnya. Di tengah-tengah aktivitas Tenggara yang tengah belajar, Mamah Senja memutar otaknya sambil menonton Liputan Terkini yang ditayangkan televisi di hadapannya.

"Aha.", beberapa detik setelahnya Mamah Senja berlagak seolah menemukan sebuah ide, berjingkrak kegirangan seolah dirinya telah memenangkan lotre. Hal itu tentu saja membuat Tenggara yang tengah fokus pada tugasnya seketika menoleh heran.
"Kenapa mah?", tanyanya sambil menukikakkan satu alisnya ke bawah, tanda bahwa dirinya heran.

"Kamu cepet selesain tugas kamu. Ikut mamah ke butik hayu.", jawab Mamah Senja yang membuat alis Tenggara semakin mengernyit alus dibuatnya.
"Mau ngapain?", tanya Tenggara, kali ini fokusnya kembali ke laptop yang ada di depannya.

"Pokoknya ada sesuatu. Siap-siap nanti jam 01.00 berangkat, mamah mau infoin ke tante Desty.", ucap Mamah Senja yang kemudian berdiri dan menaiki anak tangga.

"Mamah mau ke mana?", tanya Tenggara saat melihat sang mamah menaiki satu persatu undakan tangga menuju ke lantai dua.
"Ke kamar, mau nelepon tante Desty. Kamu selesain aja dulu itu, nanti kalau udah, mandi terus siap-siap.", jawab Mamah Senja dari lantai atas.
"Iyaa.", Tenggara menjawab setengah berteriak dikarenakan jarak antara dirinya dengan mamahnya yang tengah di lantai dua cukup jauh.

______________________________________

Sementara itu, Mamah Senja tak henti-hentinya mesem-mesem sejak dirinya masuk ke kamar. Sebenarnya dia bukan hanya akan menelepon Desty yang merupakan pegawainya, dia juga akan menelepon seseorang. Tapi tak mungkin dirinya memberitahu Tenggara, yang ada anaknya itu akan menolak mentah-mentah tawarannya dengan alasan macam-macam.

Tenggara & UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang