"Ibu ini agar-agarnya dikemanain?"
"Ini diisinya sampe penuh bu?"
"Ibuuu ini Hanif ganggu muluuuu."
Begitulah teriakan-teriakan yang ada di dapur umum yang didirikan tadi pagi untuk kegiatan masak-masak menyiapkan menu buka bersama nanti malam. Hanif yang sedang masa aktif-aktifnya terus menerus menganggu para santriwati yang tengah membantu Uma Fara memasak."Agar-agarnya disimpan di dalam saja dulu. Untuk buah-buahannya jangan diisi penuh karena nanti dikasih sirup, setengahnya aja. Dan untuk Hanif, jangan ganggu kakak-kakak yang sedang masak nak.", jawab Uma Fara menjelaskan mengenai pertanyaan-pertanyaan serta keluhan para santriwatinya sambil tangannya sibuk menggoreng kerupuk.
"Ucennn.", Uma Fara berteriak memanggil sang anak tengah yang entah di mana keberadaannya.Tak lama, datang remaja laki-laki menghampiri Uma Fara, ya, dia adalah Ucen.
"Kulan Uma, ada apa?", jawab Ucen dengan sopan dan menampilkan sebuah senyuman, senyuman yang sungguh sangat langka bagi seorang Ucen.
"Itu tolong ajak main adek kamu dulu, dia ganggu mulu, uma lagi repot ini.", perintah Uma Fara pada sang anak tengah.
"Mangga uma.", jawab Ucen dengan disertai anggukan, lantas Ucen segera saja menggendong Hanif yang tengah sibuk dengan proyek besarnya yaitu menganggu para santriwati. Hanif sempat berontak tak mau digendong dan menangis, tapi Ucen tetap membawa Hanif, menjauh dari dapur umum."Diem nif, nanti abang beliin es cream.", bujuk Ucen pada adiknya supaya berhenti berontak dan menangis, terbukti bujukan tersebut membuat Hanif luluh.
"Eclim?", ulang Hanif pada Ucen dengan nada cadelnya dan tak lupa dengan mata yang berbinar. Ucen yang melihat kegemasan sang adik tak mampu untuk menahan tidak mencubit pipi adiknya yang tembem itu. Hanif selalu saja menggemaskan dan membuat hati Ucen yang dingin mencair.______________________________________
"Ra, tolong panggilin anak cowok suruh buat petik daun pisang.", pinta Uma Fara pada Tenggara yang juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan masak-masak untuk bukber nanti malam.
"Mangga bu, sakedap.", jawab Tenggara dengan menampilkan senyuman dan sedikit mengangguk hormat.Tak menunggu lama, Tenggara segera saja mencari keberadaan santri yang entah ada di mana. Perasaan tadi banyak deh, kok giliran dibutuhin malah pada ngilang, aneh. Saat matanya tak sengaja menangkap beberapa santri yang sepertinya tengah mabar, langsung saja Tenggara menghampiri mereka.
"Vin, tolong petik daun pisang.", pinta Tenggara saat sudah ada di hadapan Kevin---salah satu santri yang tengah mabar.Kevin yang dipanggil sama sekali tak terpengaruh dan tetap fokus pada game di tangannya. Tenggara yang melihat itu berusaha menahan amarahnya. Sabar Ra, ujian puasa, ucapnya dalam hati sambil mengusap dadanya, meredakan emosinya.
"Vin, kata Syifa tolong petikkin daun pisang.", Tenggara kembali meminta Kevin untuk memetik daun pisang. Sekarang nama Syifa sengaja dirinya bawa. Tenggara yakin cara ini akan berhasil, dikarenakan Syifa adalah pacar dari Kevin. Ini serius, Tenggara pun tak henti-hentinya tersenyum geli saat membayangkannya. Bocah kelas 4 pacaran? Waw. Pas kecil liat orang gede pacaran, eh sekarang udah gede malah liat bocah pacaran, asem.
Terbukti, Kevin yang tengah fokus pada game langsung mematikan hpnya dan beralih menatap pada orang yang membawa nama sang kekasih yang tak lain adalah Tenggara, kakak kelasnya.
"Serius teh Syifa yang nyuruh?", tanya Kevin memastikan. Tenggara dibuat bingung sekarang, kenapa adik kelasnya ini tak langsung menurutinya saja sih ah, masa iya dirinya harus bohong, tapi kan tadi juga sudah bohong, ah tapi darurat kan? Tadi kan rayuan bukan bohong, ah entahlah. Di tengah kebingungannya menjawab pertanyaan dari sang adik kelas, Tenggara melihat Syifa yang tengah berjalan ke arahnya. Tenggara buru-buru saja melambaikan tangan menyuruh Syifa untuk menghampirinya.Syifa setengah berlari menghampiri Tenggara. Setelah sampai, Tenggara buru-buru membisikkan sesuatu pada Syifa. "Syif, ini darurat, suruh Kevin buat petik daun pisang. Ditunggu ibu soalnya.", Syifa yang mendengarnya langsung saja mengangguk dan menampilkan siip jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenggara & Utara
Novela JuvenilApa jadinya jika Tenggara, si cewek introvert dan anti dengan yang namanya jatuh cinta berubah 180° menjadi jatuh cinta sedalam-dalamnya pada sosok Utara yang merupakan anak guru ngajinya. Sayangnya, Tenggara hanya bisa mencintai dalam diam sosok Ut...